16. Ruang bawah tanah.

1.6K 45 0
                                    

Kinara tidak tahu dirinya ada dimana yang jelas ini bukan tempat sembarangan, selama diperjalanan ia tidur karena efek obat yang ivano suntikan. Sungguh ia ketakutan selama ia masih sadar.

"A-aku obatin dulu dimana obat p3k nya?" Tanya kinara menatap kepala ivano yang masih berdarah, bahkan sudah mengering.

"Tidak usah sok peduli" Tolak ivano kesal pada istrinya.

Kinara diam menatap wajah ivano ia bisa melihat jelas kalau ivano kesakitan, hanya saja rasa gengsi dan sok kuatnya lebih besar. "Aku tidak sok baik, kau masih suamiku sudah jadi kewajiban aku sebagai istri untuk mengobati mu' Jawab kinara.

Ivano menatap tajam kinara. "Masih? Berarti akan menjadi mantan gitu?" Tanya ivano marah.

Kinara menggeleng cepat. "Buk-----"

"KENAPA KAMU JADI BERUBAH SEPERTI INI SIH KINARA?, SEMENJAK KAMU HAMIL KAMU SELALU BUAT SAYA MARAH, KAMU SELALU BELA ANAK YANG BELUM TENTU LAHIR" Bentak ivano.

Kinara menghela napas berat. "Sudahlah aku malas bertengkar, dimana obat p3k nya?" Tanya kinara malas berdebat.

Ivano mengatur Napasnya yang memburu. "Disana" Jawab ivano menunjuk laci kecil.

Kinara langsung mengambil kotak p3k dan langsung mengobati kepala ivano. "Lebih baik kita ke dok-----"

"Tidak usah. Ini hanya luka kecil" Potong ivano menatap lekat wajah kinara yang sedang mengobati kepalanya.

"Kau manusia biasa kau perlu pengobatan medis, jangan pura-pura kuat" Ucap kinara melirik ivano yang terus menatapnya.

Ivano menarik Kinara duduk dipangkuan nya. "Saya tidak butuh mengobrol media, saya hanya butuh kamu yang selalu ada untuk saya"

Kinara menatap lekat wajah ivano. "Terserah kamu mas, yang jelas kamu harus ke dokter. Atau perlu aku pan----"

"Tidak. Mereka tidak tau tempat ini, hanya saya yang tahu tempat ini" Potong ivano menyenderkan kepalanya di sofa.

"M-maksudnya?" Tanya kinara perasaannya tidak karuan.

"Lihatlah ke arah jendela itu kau pasti akan tau" Jawab ivano menujuk jendela yang tidak jauh dari sana.

Kinara langsung berjalan menuju jendela, matanya membulat sempurna ia bisa melihat jelas kalau di samping rumahnya ada tanah.

"Ya. rumah dibawah tanah, saya sengaja bawa kamu ke sini supaya kamu tidak bisa kabur. Karena di sini setiap pintu dijaga binatang buas, seperti harimau, serigala dan binatang-binatang lainnya" Ucap ivano tersenyum miring.

Deg

Kinara berjalan menghampiri suaminya. "Kamu gila! Bagaimana kalau mereka menghabisi kita berdua di sini?" Teriak kinara kesal, marah.

Ivano Terkekeh kecil. "Tidak masalah, asalkan kamu ikut bersama saya, lenyap" Bisik ivano.

Kinara mengacak-acak rambutnya kesal. "K-kau pria iblis, kau arghhh! Aku enggak mau mati konyol" Teriak kinara sambil mengguncang tubuh ivano.

Ivano terkekeh geli melihat kepanikan Istirnya. "Mereka tidak akan menghabisi kamu sayang, karena ada saya di sini"

"Kamu-----"

"Tenang saja mereka pelihara saya, jadi mereka tidak akan melukai kamu kecuali saya yang menyuruh mereka untuk menghabisi kamu" Potong ivano.

Kinara menatap ivano dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Semua manusia menghindari bahaya, tapi kamu malah menjemput bahaya kamu memang iblis" Kesal kinara.

"Mari istirahat saya lelah" Ajak ivano menarik Kinara masuk kamar.

Kinara menatap kepala ivano yang kembali mengeluarkan darah segar. "M-mas kapala kamu berdarah lagi" Cicit kinara.

Husband devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang