Ivano mendorong stroller bayi ke dalam rumah orangtuanya, menitipkan belva, ia tidak mau kinara kecapekan gara-gara mengurus belva yang semakin hari semakin bawel. Rencananya mereka ingin berlibur berdua, walaupun sebenarnya kinara ingin liburan bertiga dengan anaknya.
"Ivano, kamu kenapa enggak bilang-bilang kalau mau kesini?." Tanya vano menatap adiknya.
Ivano tidak langsung menjawab ia mengangkat belva, memberikannya pada kakak iparnya yang sudah merentangkan kedua tangannya. "Titip belva, saya sama kinara ingin liburan berdua." Jawab ivano, melirik kinara yang ada disampingnya. Dengan wajah yang ditekuk.
Rico menatap mereka berdua. "Mau liburan kemana?, mau nambah anak?." Tanya rico, menaik turunkan alisnya.
Ivano memutar bola matanya malas. "Tidak, kamu hanya ingin bersantai berdua." Jawab ivano, mencium singkat pipi kinara.
Mereka hanya ber oh, ria, saja. Selanjutnya ivano dan Kinara langsung pergi. Menuju bandara karena, jam penerbangan mereka sebentar lagi. Selama diperjalanan kinara hanya diam, menatap luar Jendela yang ramai.
"Sayang." Panggil ivano lembut.
"Hmm." Gumam kinara, tanpa menatap ivano.
"Sayang." Panggil ivano lagi, tidak suka dengan jawaban Kinara.
Kinara menoleh menatap ivano. "Apa?." Sahut kinara malas.
"Ck!, saya tidak suka jawaban kamu yang hanya hm, hm, gitu." Ungkap ivano.
"Iya maaf."
***
Mereka sampai di korea, tempat yang dari dulu kinara ingin datangi. Mereka berdua lebih dulu ke hotel yang sudah ivano pesan. Ivano merebahkan tubuhnya di samping kinara.
"Sayang." Panggil ivano lembut.
"Hmm." Gumam Kinara.
"Kenapa dih jawabannya gitu terus?, saya tidak suka." Kesal ivano.
"Aku kangen belva, mas." Rengek kinara.
"Belva sama mama, kamu jangan khawatir gitu." Ucap ivano, membelai rambut kinara.
"Aku kangen bel-----"
"Sayang, please, jangan mikirin belva dulu. Saya mau berduaan sama kamu." Potong ivano, selembut mungkin supaya kinara luluh.
Kinara mengangguk pelan. "Ya, maaf." Cicit kinara.
Ivano menarik Kinara kedalam pelukannya, mencium pipi kinara cukup lama. "Kamu sadar tidak, kamu tidak memperhatikan saya selama ada Belva?."
"Maksudnya?."
"Waktu kamu terbagi, untuk belva dan saya. Maka dari itu saya mengajak kamu jalan-jalan keluar negeri. Supaya saya bisa mendapatkan waktu kamu." Jelas ivano.
Kinara mengangguk saja, walaupun ia tidak mengerti dengan ucapan suaminya. Kinara membelai rambut ivano lembut, menatap mata ivano yang sangat indah. "Teruslah berusaha menjadi lebih baik, jangan lelah."
Ivano mendongak menatap wajah cantik kinara. "Mulai sekarang panggil aku kamu." Ucap ivano tiba-tiba.
"Ada juga kamu tuh, formal banget panggilnya."
"Terbiasa formal, jadi susah hehe." Kekeh ivano.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...