9. Sakit

1.7K 37 0
                                    

Tiba-tiba tubuh kinara demam tinggi tubuhnya sangat panas wajahnya pucat, tubuhnya menggigil hebat. Sedari tadi kinara terus bergumam memanggil kedua orangtuanya.

Tentu saja ivano panik sekaligus khawatir ia bingung harus melakukan apa, minum obat sudah namun tidak ada efek sama sekali yang ada kinara muntah-muntah mengeluarkan semua obat yang baru diminumnya.

"I-ibu a-ayah kinara rindu" Racau kinara memeluk erat selimut tebal yang menutupi setengah tubuhnya.

Rico menatap ivano yang terlihat bingung. "Kenapa kamu harus bingung seperti itu? Jelas-jelas obat kinara untuk sembuh ada di kedua orangtuanya, kinara kan-----"

Ivano menoleh menatap papahnya. "Stop pah! Kinara tidak akan bertemu ibu dan ayahnya sampai kapanpun" potong ivano tegas.

Febri menatap tajam ivano. "Mamah tidak pernah mengajari kamu seperti ini, tega terhadap manusia bahkan dia istrimu sendiri. Asal kamu tau kinara terus mementingkan dirimu ketimbang dirinya sendiri, dia hanya ingin bertemu kedua orangtuanya bukan untuk kabur dari kamu. Coba berpikir positif vano!" Kesal febri.

Ivano menatap kinara. "Dia sakit bukan ingin bertemu kedua orangtuanya, tapi dia berusaha menghindari hukuman dari vano mah, pah" Elak ivano.

Alvino yang geram ia menarik kerah baju ivano. "Kalau lo enggak kasih izin kinara untuk bertemu kedua orangtuanya, gue yang akan membantu kinara lepas dari suami gilanya ini. Yang sialnya adik kandung gue sendiri" Marah alvino ia kasihan dengan adik iparnya yang terlalu baik dan menurut.

Mendengar ucapan alvino ivano mengepalkan tangannya. "JANGAN BERANI-BERANINYA LO MELAKUKAN ITU KALAU LO ENGGAK MAU HIDUP LO BERAKHIR SADIS DITANGAN ADIK LO SENDIRI" Bentak ivano emosi.

Alvino mendorong keras tubuh ivano. "Gue enggak takut hidup gue akan berakhir seperti apa, yang penting gue bisa bantu adik ipar gue----"

"DIA ISTRI GUE SIALAN JANGAN BERANI-BERANINYA LO MEMBANTU DIA ATAU BAHKAN MEMISAHKAN GUE" Bentak ivano marah.

Rico dan febri memisahkan mereka yang hendak saling menonjok. "Stop! Sudah jangan bertengkar kita bawa kinara ke rumah sakit aja"

Ivano mengelus kening hangat kinara. "Saya tau kamu berpura-pura sakit supaya saya tidak melanjutkan hukumannya lagi kan?, bangunlah saya tidak akan menghukum mu lagi saya maafkan kamu" Bisik ivano.

"A-ayah, ibu kinara rindu. Kinara takut, a-adi tolong aku adi aku takut" racau kinara matanya terus terpejam.

Mendengar nama pria lain keluar dari mulu istrinya ivano mengeram tertahan. "Berani sekali dia menyebut nama pria lain" geram ivano.

Rico menarik ivano agar berdiri menghadapnya. "Izinkan istrimu bertemu kedua orangtuanya, kalau tidak papah sendiri yang akan memisahkan kamu sama kinara" Ancam rico tak main-main.

"Pah----"

"Kita awasi mereka dari jauh kamu jangan khawatir" potong rico.

"Tap-----"

"Papah sendiri yang akan tanggung jawab kalau kinara kabur dari sini" potong rico serius.

Ivano diam beberapa detik menatap istrinya yang semakin pucat, terpaksa ivano mengangguk lemah. "Vano izinkan tapi hanya 30 menit" pasrah ivano.

Rico mengangguk tersenyum tipis ia langsung menelpon anak buahnya untuk menjemput besannya, sebelum anaknya berubah pikiran lagi.

***

Ivano menatap istrinya yang terus memeluk kedua orangtuanya, tidak masalah kinara memeluk ibunya asalkan jangan ayahnya, walaupun mereka kedua orangtuanya kinara sendiri tapi tetap saja ivano cemburu kinara memeluk ayahnya.

Kinara menangis tersedu-sedu begitupun kedua orangtuanya. "Hiks ibu, ayah, tolong kinara bu, yah. Kinara takut disini Kinara mau pergi dari sini hiks" isak kinara.

Arul----ayah kinara menghapus air mata anaknya. "Kita cari solusi sama-sama ya, kamu harus kuat ayah akan mencari cara untuk melepaskan kamu sama suamimu" Ucap arul menengkan kinara.

"Sayang kamu harus jaga kesehatan ibu tidak mau kamu kenapa-kenapa" ucap gia-----ibu kinara.

Kinara mengangguk. "Ibu sama ayah juga jaga kesehatan, kinara janji akan berusaha untuk menemui kalian" ucap kinara mencium kedua pipi mereka berdua.

"EHEM" Dehem ivano masuk kedalam kamarnya menatap mereka bertiga yang masih berpelukan. "Waktu habis silahkan kalian berdua keluar dari rumah ini, jangan pernah menginjakkan kaki kalian di sini lagi tanpa izin dari saya" Ucap ivano.

Arul menatap tajam ivano. "Anda menikahi anak saya secara paksa dan anda menyakiti anak saya, bahkan anda tidak mengizinkan anak saya bertemu kedua orangtuanya sendiri. Dimana hati nurani anda hah?" Marah arul.

Ivano terkekeh kecil ia menatap mertuanya. "Hati nurani? Jangan tanyakan hati nurani saya ada dimana, karena. Hati nurani saya sudah tidak ada didalam diri saya, jadi wajar saja saya jahat karena saya tidak memiliki hati nurani" Jawab ivano santai sambil mengusap pipi kinara.

"Setidaknya kamu mengizinkan kami untuk bertemu anak kami kapanpun, bukan seperti ini kami kehilangan anak kami selama satu tahun semenjak kamu menikahi anak kami, seharusnya kamu paham kerinduan kami berdua termasuk istrimu sendiri" kesal gia.

Ivano menatap mereka berdua tangannya terus mengelus pipi kinara. "Saya tidak mengizinkan kalian bertemu istri saya karena saya tidak mau istri saya Kenapa-kenapa. Stop drama! Begini saja kalian butuh berapa milyar uang hmm?" Tanya ivano tersenyum miring.

"M-maksudnya?" Tanya mereka tidak paham.

Ivano melipat kedua tangannya. "Kalian pasti butuh uang untuk membiayai hidup kalian berdua kan?, begini saja saya akan menjamin hidup kalian bahagia dengan harta saya dengan syarat. Kalian harus jauh-jauh dari kinara dan anggap kalian tidak memiliki anak dan tidak mengenal kinara" Jawab ivano.

Deg

Kinara mendorong tubuh ivano. "KENAPA KAMU BEGITU SOMBONG HAH? MEREKA TIDAK GILA HARTA STOP! MENJUAL KU PADA KEDUA ORANG TUAKU SENDIRI" Marah kinara.

Ivano tidak menjawab ia malah merangkul pundak kinara. "Siapa tau mereka gila uang" Ucap ivano.

"Anda benar-benar sombong, seharusnya Kinara tidak menikah dengan anda, harusnya kinara menikah dengan adi dia pria yang baik dan sederhana. Dan tentunya tidak pernah menyakiti Kinara secara fisik maupun batin tidak seperti kau" murka arul.

Mendengar dirinya dibanding-bandingkan dengan pria lain ivano tidak terima ia berdiri menatap tajam arul. "Hey pria tua harusnya kau sadar kalau kau pria yang tidak bisa melakukan apa-apa, kau bernai sekali membanding-bandingkan saya dengan pria lain, kau lupa kalau saya ini ketua mafia terkejam di dunia hmm?"

Arul Terkekeh hambar. "Mau anda mafia ataupun seorang dukun yang bisa membunuh manusia dengan jampi-jampi gila! Saya tidak akan takut karena saya memiliki hak untuk melindungi anak saya dari pria jahat seperti dirimu" Jawab arul.

Ivano yang kesal ia mengambil pistol dari laci mengarahkan pistol ke arah kening arul, sontak kinara dan gia melotot sempurna. "Anda sudah membuat saya marah, dan anda harus menyesali perkataan anda barusan" Ucap ivano.

"M-mas jangan lakukan itu kau harus sadar kalau mereka itu kedua orang tuaku, yang juga kedua orang tuamu" panik kinara.

Ivano menatap kinara yang menangis tersedu-sedu. "Berjanji untuk melupakan mereka, dan jangan pernah ketemu mereka lagi" Ucap ivano serius.

Kinara Menggeleng. "Dia-----"

"Berjanji cepat kalau tidak saya akan membunuh mereka di depanmu sendiri" bentak ivano.

Kinara menatap ayahnya yang menggeleng, menatap suaminya. "I-iya aku berjanji aku akan melupakan mereka dengan syarat kamu jangan membunuh mereka" Teriak kinara menangis kencang.

***

Husband devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang