8. sisi jahat ivano

1.5K 33 0
                                    

Kinara resah ia bingung harus izin atau tidak pada mertuanya, rasanya ia ingin menemui kedua orangtuanya memeluk mereka berdua erat. Rasa rindu yang ia tahan selama satu tahun semenjak ia menikah dengan ivano.

Febri menatap menantunya yang terlihat resah seperti ingin mengatakan sesuatu. "Kamu kenapa?" Tanya Febri mengelus tangan kinara.

Kinara menggeleng ia memberikan kode supaya mertuanya melihat kearah atap rumah. Febri yang paham langsung mengikuti mengangguk paham. "Kinara mau ambil barang di kamar sebelah" Ucap kinara.

"Oh yaudah" sahut febri.

Kinara langsung masuk kedalam kamar yang tidak memiliki CCTV, menunggu mertuanya datang. "Semoga saja mas vano enggak sadar" Lirih kinara takut suaminya tahu kalau dirinya sedang merencanakan sesuatu.

Cklek.

Kinara menatap mertuanya ia langsung menarik mertuanya duduk di kasur. "Mah sebenernya aku mau minta bantuan sama mamah" Ucap kinara menganggam tangan febri.

"Bantuan apa?" Tanya febri.

"Sebenarnya aku ingin ketemu kedua orang tuaku, aku rindu sama mereka berdua aku ingin memeluk mereka sudah satu tahun lamanya aku tidak ketemu mereka" Jawab kinara lirih.

Febri paham maksud kinara ia mengangguk. "Mamah kasih izin, tapi gimana caranya? Rumah ini penuh CCTV, bodyguard rumah mamah aja di sini semua buat jaga-jaga kamu, setiap jendela dan sudut rumah ada penjaganya tidak mungkin kita lepas gitu saja" Ucap febri.

Kinara mendongak menatap lemari kamar, tanpa ba-bi-bu ia mengambil koper yang berukuran besar. "mah aku masuk ke sini mamah pura-pura bawa barang yang tidak ke pakai----"

"Enggak! Ini bahaya kamu nanti tidak bisa napas" potong febri cepat.

Kinara menggeleng. "Mah, aku bisa tahan napas beberapa menit aku mohon mah" mohon kinara menganggam tangan febri.

Febri menghela napas berat ia mengangguk pasrah, kinara langsung masuk kedalam koper meringkuk didalam koper. Untungnya tubuh kinara kecil jadi muat. "Ya tuhan gini banget nasib kinara memiliki suami yang positifnya keterlaluan" gumam febri.

Febri langsung menarik koper yang isinya kinara, febri akui kalau tubuh kinara ringin. Baru sampai ruang tengah sudah ditahan bodyguard. "Apa?" Tanya Febri sewot.

"Maaf nyonya, nyonya bawa apa?" Tanya bodyguard menatap koper itu.

Febri menatap garang. "Ini koper milik saya, jadi mau saya bawa pulang ke rumah" Jawab Febri asal.

"Izinkan kami mengecek koper in-----"

"Jangan lancang kalian saya bisa adukan pada anak saya" potong febri panik.

Bodyguard menunduk takut. "Ini perintah dari tuan vano nyonya, kami tak-------"

BRAK.

Seseorang menendang koper yang di pegang febri sampai jatuh kearah pojok meja.

Febri menoleh matanya membulat sempurna melihat vano, dan alvino termasuk suaminya ada dihadapan. "V-vano" Kaget febri.

Ivano menatap mamahnya tajam. "Mamah tega sama anak mamah sendiri, mamah samanya saja membiarkan kinara pergi dari sini" bentak ivano napasnya memburu.

"V-vano ma-----"

"VANO PERCAYA SAMA MAMAH UNTUK JAGA KINARA UNTUK TIDAK KABUR DARI RUMAH, TAPI MAMAH MALAH MEMBERIKAN IZIN KINARA UNTUK KABUR"

Alvino menepuk pundak adiknya. "Buka koper itu Istri lo bisa meninggal" Ucap alvino menginginkan adiknya yang gila cinta.

Ivano langsung membuka resleting koper itu terlihat jelas kinara yang meringkuk seperti orang kedinginan, tidak lupa wajahnya yang pucat karena kekurangan oksigen. "Lihat saya" Suruh ivano menarik kinara keluar dari koper, berdiri menatapnya tajam. "KENAPA KAMU BERENCANA PERGI DARI RUMAH INI?" Tanya ivano mencengkeram pipi kinara.

Kinara menangis takut. "H-hiks m-mas aku-----"

"IKUT SAYA KAMU PERLU DIHUKUM" Marah ivano menarik kinara masuk kedalam kamar.

"VANO JANGAN SAKITI ISTRIMU" Teriak Febri khawatir.

Rico menatap istrinya. "Kamu sih kenapa ngizinin kinara pergi dari sini, kalau gini kinara bisa habis ditangan suaminya" kesal rico.

"AKU KASIHAN SAMA KINARA MAS DIA TIDAK BERTEMU KEDUA ORANG TUANYA SELAMA SATU TAHUN, KAMU BAYANGKAN KALAU KAMU DIPOSISI KINARA KAMU TIDAK AKAN SANGGUP" Teriak febri kesal.

Ivano mendorong keras tubuh kinara ke kasur. "BERANI KAMU KABUR DARI SINI HMM? KAMU LUPA SIAPA SAYA SEBENERNYA?, KAMU LUPA KAMU SEDANG BERHADAPAN DENGAN SIAPA HMM?" Tanya ivano mencekik leher kinara sampai kinara kesulitan bernapas.

"A-aku m-minta m-maaf----"

"MAAF? SAYA TIDAK BURUH MAAF KAMU, SAYA HANYA BUTUH KAMU MENURUTI KEMAUAN SAYA! KAMU JAUH-JAUH DARI KELUARGAMU LUPAKAN MEREKA, ANGGAP MEREKA SUDAH MENINGGAL DUNIA"

Kinara berusaha melepaskan cengkraman ivano ia menatap ivano. "AKU TIDAK BISA MENGANGGAP MEREKA MENINGGAL, MEREKA KEDUA ORANG TUAKU KAMU JANGAN EGOIS MAS" Bentak kinara emosi dan tidak terima.

Ivano tersenyum miring ia mengambil kater kesayangannya. "Mari kita bermain-main sebentar" Bisik ivano menindih tubuh kinara.

Kinara menggeleng tubuhnya bergetar ketakutan. "M-mas jangan lakukan itu aku-----AWHHHH"

Ivano menggoreskan kater itu ke leher kinara melukis namanya di sana. Puas dengan leher ivano melukis lengan kinara mengabaikan jeritan kesakitan kinara. "Sebentar" Ucap ivano menarik baju kinara menggores kater itu ke perut rata kinara.

"HIKS LEPASKAN AKU M-MAS S-SAKIT" Teriak kinara.

Ivano menjilat kater yang berlumuran darah kinara didepan kinara, membuat sang empu lemas dan semakin ketakutan. "Rasanya saya ingin meminum darah kamu setiap hari" Bisik ivano mencium bibir kinara rakus.

"Tuhan tolong aku" batin kinara.

**

Kinara membuka matanya menatap sekeliling, menoleh menatap suaminya yang ada disampingnya yang sedang tidur pulas. "Hiks ibu, ayah, tolong kinara" Isak kinara.

Ivano membuka matanya menatap kinara. "Morning sayang" sapa ivano seakan tidak terjadi apa-apa.

Kinara berusaha melepaskan pelukan ivano. "L-lepas kau suami penjahat" teriak kinara.

Ivano duduk di kasur mengambil Napan yang berisi makanan. "Makan dulu supaya kamu kuat mendapatkan hukuman selanjutnya" Ucap ivano tersenyum miring.

Kinara menggeleng cepat. "Hiks tolong maafkan aku mas ak----"

"MAKAN SAYA TIDAK MAU MENDENGAR MAAF DARI KAMU" Bentak ivano memaksa kinara makan.

Kinara berusaha mengunyah makanan yang masuk kedalam mulutnya secara paksa. "Hiks kau menyiksa istri kau sendiri, kau bilang kalau kau sangat mencintaiku tapi kenapa kau menyiksaku seperti ini?" Tanya kinara emosi.

"Saya memang mencintaimu tapi bukan berarti saya bisa kamu bodohi dengan rencana-rencana licik mu itu" Bisik ivano terus menyuapi kinara dengan porsi yang besar.

"U-udah" Ucap kinara mendorong pelan sendok yang disodorkan ivano.

"Lagi" Ucap ivano memaksa kinara membuka mulutnya lagi.

Kinara menutup mulutnya ia berusaha menelan makanan yang ada di mulutnya, meminum cepat air putih yang disodorkan ivano. "U-udah aku kenyang" Lirih kinara menyenderkan kepalanya di dada ivano.

"Diulangi lagi?" Tanya ivano.

Kinara menggeleng pelan. "T-tidak" jawab kinara lemas.

"Bagus, jika kamu mengulangi lagi saya tidak akan segan-segan bunuh kedua orang tuamu" Ancam ivano.

***

Husband devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang