K.

15 1 0
                                    

Jika kau membaca ini, aku harap kau tahu, bahwa aku selalu menunggu datangnya pesan daringmu.
Bagaimana tidurmu, bagaiman harimu, bagaimana hatimu, ah, pokoknya tentang hal yang semuanya membahas dirimu. Aku menyukainya, dan aku selalu menantikannya.

Setiap detik dan detak yang bertukar setiap hari nya adalah waktu dimana aku mencintaimu.
Walaupun hanya seminggu, aku tak pernah bisa menghilangkan jejak wajahmu dalam khayal ku, pula mimpiku.

Aku cemburu bahwa sinar matahari dapat menyentuh kulitmu setiap paginya.
Aku cemburu bahwa air hujan dapat berkata rindu dan mendekap tubuhmu.
Aku cemburu bahwa angin bisa berbisik tentang istilah cinta di setiap degupmu.

Jika kau ingin tahu, puisi-puisi yang lahir beberapa hari kebelakang ini adalah dirimu yang ku ukir dalam bahasa paling indah.

Namun, aku takut, diriku bukanlah pria yang kau nantikan selama ini.
Aku takut di hatimu sudah ada pria yang menguasainya.
Aku takut, jika aku mencintaimu lebih dalam, aku akan terseret kekalnya patah hati.
Aku takut menyatakan cinta padamu.

Melalui puisi jelek ini, aku sungguh bertanya, apakah aku diperbolehkan menjadikan mu duniaku?
Atau, apakah aku harus menghilang secara misterius dari kehidupan mu?

Kasih, mohon jawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sajak IsengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang