21

674 55 8
                                    

*****


Luhan membuka matanya perlahan, bersamaan dengan itu rasa sakit menyerang dibagian belakang tubuhnya. Ingatan semalam bermunculan bagaikan roda film. Chanyeol menggagahinya hanya satu kali, setelah itu Chanyeol langsung mandi dan tidur lebih dulu. Namun sekarang Luhan tidak melihat siapapun disampingnya, bahkan sisi itu terasa dingin seakan tidak pernah ditiduri sama sekali.

"Uhh.." Luhan melenguh saat rasa perih menyerang lubangnya. Bagian itu terasa kering dan kencang sebab sisa sperma Chanyeol yang sudah mengering masih bersarang disana. Luhan tidak sempat membersihkan diri, atau lebih tepatnya ia tidak bisa menggunakan kakinya berdiri lebih lama, semalam adalah seks yang menyakitkan, bukan hanya ditubuhnya tetapi hatinya juga.

Di seks mereka kali ini Luhan hanya menatap dinding yang semakin lama semakin terlihat buram karena air matanya yang menggenang menutupi pandangan.

Pip
Pip
Pip
Pip

Suara password pintu ditekan, Luhan buru-buru bangkit, mengenakan kemeja tidur oversize nya, itu kemeja Chanyeol yang memang sengaja dia tinggalkan disana untuk Luhan. Chanyeol pernah bilang Luhan terlihat seksi dan menggemaskan saat memakai kemeja itu.

"Oh!" Luhan maupun sosok yang tiba-tba datang itu sama-sama terkejut saat mereka bertatapan.

Luhan memasang wajah kecewa, ia pikir Chanyeol yang datang, ternyata bukan.

"Kau sudah bangun, aku kesini karena Chanyeol memintaku untuk membelikanmu obat.." ucap Sehun, seraya mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, kemanapun asal bukan ke paha mulus Luhan.

"Kenapa Chanyeol menyuruhmu? Dimana dia?" Tanya Luhan balik.

"Chanyeol dikampus, dia bilang tidak tega membangunkanmu karena kau terlihat kelelahan, jadi dia memintaku kesini sekaligus menjemputmu.."

Luhan mengernyit bingung sambil melirik kantung putih yang Sehun jinjing sejak tadi. "Obat apa?"

"Ah, .. oh .. ini .." Sehun menyerahkan kantung itu pada Luhan. Luhan langsung mengintip kantung tersebut, itu adalah salep dan obat pereda nyeri.

Luhan berdecih dalam hati, ternyata Chanyeol sadar apa yang sudah dia lakukan semalam. Tapi kenapa dia harus menyuruh Sehun, Luhan kan jadi malu.

"Aku akan menunggu disini, kau bisa ambil waktumu.." Ucap Sehun seraya duduk di sofa. Masih memalingkan wajahnya, tidak dapat menatap Luhan secara langsung.

"Kau mau minum?" Tawar Luhan sambil menaruh kantung tadi ke atas meja bar dan berjalan ke arah pantry. "Aku akan buatkan Juice..."

"Kopi.. aku butuh kopi." Ucap Sehun.

"Aku tidak punya kopi." Sahut Luhan.

"Kau punya." Kukuh Sehun, sok tahu.

"Aku tidak." Luhan mengernyit pada Sehun.

"Kau punya, Lu. Aku meninggalkan beberapa di dalam lemarimu." Ujar Sehun.

"Huh?" Luhan terperangah, kemudian membuka lemari peyimpanannya. Ternyara benar, ada satu pack kopi italia disana.

"Aku tidak tahu kapan kau meninggalkan kopimu disini." Tutur Luhan sambil mulai membuatkan kopi untuk Sehun.

"Tentu saja, kau kan tidak perah memperhatikanku. Gumam Sehun pelan.

ONCE AGAIN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang