56

575 34 6
                                    

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Zi mendudukkan Kris, lalu menyuapinya beberapa potong buah. Sebenarnya ini merepotkan, ide membungkus lelaki itu dengan kain. Zi jadi harus mengurusnya seperti sedang merawat orangtua jompo.

"Apa segini saja hukumanku?" tanya Kris.

"Jangan bicara! Atau aku akan menutup mulutmu lagi dengan cara yang lebih menyakitkan." ancam Zi.

"Kau galak sekali. Baekhyun juga pernah mengatakan hal yang sama saat dia sedang merawatku sakit." ucap Kris.

Zi menekukkan alisnya tajam. "Baekhyun pernah merawatmu dan kau tetap melakukan hal keji itu?"

"Kau tahu aku melakukannya bukan karena aku ingin. Martin memaksaku dan Chanwoo juga yang memintaku untuk membuat Baekhyun lupa."

"Tapi kau kan bisa menolaknya."

"Aku tidak bisa, Martin ataupun Chanwoo adalah temanku. Aku ingin dia senang sama seperti kau yang menginginkan Baekhyun bahagia."

"Cih.. aku tidak tahu kau memiliki jiwa solidaritasi yang tinggi." sarkas Zi.

"Meski aku sedikit tidak waras, tapi aku juga manusia."

Dddrrtthh... ddrrtthh

Getaran ponsel terdengar, Zi mengernyit karena ponselnya tergeletak tenang di atas meja.

"Itu ponselku." ucap Kris.

Zi melirik Kris sinis, lalu menyambar ponsel yang ada di dalam kantung jaket pria itu yang tergantung di pintu.

Nama Chanwoo tertera disana.

Zi mengernyit, bukankah Chanwoo tahu kalau Kris sedang dijadikan tahanan? Tapi kenapa dia menghubungi Kris?

"Siapa?" tanya Kris.

"Chanwoo."

"Cepat angkat! Itu pasti penting."

Zi langsung menggeser tombol hijau disana dan menyalakan speaker phone.

"Damian! Sepertinya dia kembali." Suara Chanwoo terdengar gelisah.

"Apa?!" kaget Kris.

"Aku melihatnya, aku melihatnya disini."

ONCE AGAIN! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang