Tarik napas dulu...
******
****
Kai menatap Kyungsoo bingung saat mobil mereka berhenti di depan sebuah apotik. Dia tadi hanya mengikuti lelaki itu saja tanpa tahu tujuan kemana mereka akan pergi.
Kyungsoo membuka pintu mobil, lalu melirik Kai yang diam saja di kursinya.
"Kau tidak ikut ke dalam?" tanya Kyungsoo.
"Apa kita akan membeli racun?" tanya Kai dengan wajah naif nya.
Kyungsoo menatap pria berkulit tan itu aneh. "Apa apotik menjual racun?"
Kai mengangguk. "Racun tikus, racun serangga dan—"
Brak!
Kyungsoo menutup pintu mobil itu kencang tidak mau mendengar ocehan Kai yang tidak penting.
Kai langsung menyusulnya dengan terburu.
"Kita mencari apa?" tanya Kai berbisik.
Kyungsoo tidak menjawab, berjalan ke arah rak-rak dimana beberapa kotak perban di pajang.
"Ini tidak cukup." ucap Kyungsoo.
"Aku bertanya, kita mencari apa?" tanya Kai lagi.
"Aku butuh perban." jawab Kyungsoo.
"Perban? Siapa yang terluka?"
"Kau ingat bagaimana cara ayahmu menutup luka di tubuh Baekhyun?"
Kai terdiam sebentar, lalu mengangguk.
"Kita akan melakukan hal yang sama, pada Damian"
Kai membelalak. "Apa?!"
"Tapi sepertinya kita butuh kain, bukan perban." ucap Kyungsoo seraya menatap Kai dari ujung kaki hingga kepala, postur tubuh Kai dan Kris hampir sama hanya beda tinggi beberapa senti saja.
"Benar, bukan perban tapi kain." ucap Kyungsoo lagi semakin yakin.
"Tapi ini sudah malam, tidak ada toko kain yang buka." ucap Kai.
"Aku tahu, dan aku juga tahu siapa yang bisa membuka toko kain untuk kita." ujar Kyungsoo.
Kai mengernyit, lalu ia tersadar. Sehun, keluarganya pemilik perusahaan tekstil dan juga memiliki toko yang menyebar di beberapa negara termasuk korea selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN! [COMPLETED]
FanfictionChanbaek || "It feels right with him, but feels wrong with you"