cinnamoroll

3.8K 321 4
                                    

Tubuhnya sudah condong ke ranjang UKS, mempertimbangkan sedemikian rupa, Leo akhirnya benar-benar menggigit pundak Gara. Gara berteriak karena terkejut saat merasakan sakit yang sementara itu.

"Anying, kenapa gigit-gigit?!" Gara melepaskan pegangannya pada tubuh Leo, menimbulkan bunyi gedebuk yang lumayan nyaring meskipun jarak antara Leo dan ranjang sangat dekat.

Leo terkekeh sambil mengusap ujung matanya. Menyengir puas pada Gara yang menatapnya sinis.

"Leo!" seru Ezra, berlari kecil memasuki UKS. Disusul Oliv yang berjalan santai di belakangnya dengan tangan terlipat di dada.

"Kok bisa sih jatoh? Sakit banget nggak?" tanya Ezra lembut, membelai rambut Leo yang sedikit basah dan acak-acakan.

Sudut bibir Leo semakin terangkat, nyengir lebar sambil menggeleng. "Aman!" serunya diikuti jempol yang teracung.

"Udah minta jemput Bunda belum, Yo? Gue harus pulang cepet nih" Oliv melirik jam di pergelangan tangannya.

"Yaudah, pulang aja. Aman kok ini, masih ada Gara juga" ujar Leo lagi-lagi mengacungkan jari jempol. Kali ini dua.

"Oke. Yuk, Zra. Titip Leo ya, Gar" Leo menepuk pundak Gara, Gara mengangguk. Oliv pun beranjak setelah memberikan fist bump pada Leo dan Gara, berjalan lebih dulu meninggalkan Ezra yang memeluk Leo.

"Eh, gue ga dipeluk juga, Zra?"

Oliv yang masih berada di pintu, mendengar pertanyaan Gara seketika berhenti dan berbalik. Melipat tangannya di dada dan menatap tajam Gara.

Ezra terkekeh kecil, melangkah maju mendekati Gara lalu mendekap cowok bongsor itu. Ezra suka memberi pelukan. Memberi dekapan hangat tanda kasih sayang pada semua orang yang merasa butuh. Ezra ingin seluruh dunia tau Ezra menyayangi semua orang. Tidak terkecuali.

Karena Ezra kekurangan kasih sayang itu sendiri. Karena Ezra merasa kedinginan. Kesepian. Dan rapuh. Ezra tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama.

Sementara Gara terkesiap di tempat. Hanya pelukan biasa. Gara juga sering melakukan itu sebagai bentuk pertemanan. Tapi pelukan Ezra hangat dan begitu tulus. Gara tau Ezra menaruh banyak perasaan disana.

Ezra bak ibu peri.

Orang seperti apa coba yang bisa menyakiti lelaki penuh dengan perasaan seperti Ezra itu? Gara yakin sekalipun ada yang bisa, Oliv, Leo dan Gavin, pun kini Gara sebagai garda terdepan tidak akan membiarkan hal itu terjadi!

Belum lagi seluruh murid Orion yang suka rela menjadi tameng untuk Ezra. Mungkin juga dengan murid Eridanus. Mereka tidak mungkin membiarkan pohon kehidupan mereka layu.

,—








Leo mencebikkan bibir, memasuki mobil asing milik sepupu Gara tidak acuh. Merasa kesal dengan sang Bunda yang tidak bisa menjemput karena harus pergi menemui klien di luar kota.

Gara menyenggol lengan cowok itu. Barulah Leo mengalihkan pandangannya dari jendela ke depan, Leo baru menyadari eksistensi makhluk mungil di dalam mobil.

"Om! Om Garaa! Itu— tu capa om?" Anak kecil mengintip malu-malu dari balik bangku penumpang di depan.

Tangan mungil dan gembulnya terlihat berpegangan erat sementara hampir seluruh tubuhnya tidak terlihat, hanya sedikit kepalanya dengan rambut yang terlihat begitu lembut menyembul lucu, dan mata yang sesekali melirik Leo.

"Ih! Hai, adekk~ Namanya siapaa??" tanya Leo dengan sumringah, sepenuhnya lupa dengan kesalnya pada sang Bunda seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

"Avii, ini temennya Om, namanya Leo"

"Leo ini ponakan gue, Avi. Anaknya sepupu gue tuh, Abhim. Bang, kenalin ini temen gue, Leo"

"Nice to meet you, Leo" Abhim yang memegang setir kemudi hanya melirik lewat kaca spion tengah dan melempar senyum tipis.

Berbanding terbalik dengan Leo yang tersenyum pepsodent.

"Salken ya bang. Maaf ngerepotin, nih"

"Santai aja, Leo. Avi, duduk yang rapi, sayang" Tangan Abhim terulur untuk memegangi putranya yang masih betah berdiri menghadap belakang.

"Avi mau duduk di belakang?" tawar Gara yang sedari tadi melihat Avi melirik penasaran pada Leo. Pun Leo yang selalu menatap Avi gemas.

"Boyeh?" Avi menoleh pada Abhim dengan mata berbinar penuh harap. Abhimanyu mengangguk, memegangi tangan putranya kemudian disambut oleh Leo.

"Gimana bang? Udah dapet apa yg dia mau?" tanya Gara, melirik pada Avi yang anteng sesekali terkekeh geli di pangkuan Leo karena Leo mengecupi pipinya gemas.

"Belum" Abhim menghembuskan napas frustasi.

"Emang kaya gimana sih bentuknya?"

"Dia bilang anjing warna putih, telinganya panjang. Gue tawarin semua mainan bentuk anjing warna putih gaada yang bener. Seingat gue mainan dia tuh kelinci"

"Tu bukan teyinciiii, Papa!!" rengek Avi jengkel dengan bibir mencebik. Detik berikutnya, tangisannya pecah.

"Eh?!" panik Leo lalu membalik posisi Avi hingga menghadap dirinya. Memeluk si kecil dan menepuk punggungnya dengan lembut, mencoba menenangkan.

"Yaampun, maaf ya Leo. Avi belakangan ini rewel karena mainannya hilang. Saya ga tau mainannya seperti apa"

"Gapapaa, biasa kok anak kecil rewel"

"Avii, mainan avi seperti apa? Coba bilang sama om Leo, nanti om Leo cari.." Leo memegang kedua pipi gembul Avi, mengusap air mata yang mengalir. Sepertinya bujukan Leo berhasil. Avi tidak lagi menangis kencang, hanya terisak menarik ingus.

"Cinnamowyoo itu anjinn, huhu bukan teyinciii" Avi menduselkan wajahnya pada dada Leo.

"Oh! Iya, cinnamoroll itu anjing, bukan kelinci. Eh?" Leo tersentak sendiri ketika tiba-tiba teringat tentang tragedi di Minggu malam.

Leo buru-buru merogoh tasnya, membuat Gara dan Abhim mengernyitkan kening.

"Nah! Ini kayanya punya kamu deh. Jatoh di jalan ya?" Leo menyodorkan boneka berbentuk karakter Cinnamoroll itu. Anjing putih bertelinga panjang.

pemberitahuan nih, couple yg udah fix tuh yg pasti tuan dan nyonya Richardson, trs Ed-Ethan, and ofc Jordan Gavin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pemberitahuan nih, couple yg udah fix tuh yg pasti tuan dan nyonya Richardson, trs Ed-Ethan, and ofc Jordan Gavin.

Sisanya?

Masih tes ombak heheh.

gak sih, udh ada fixnya sbnrnya, cuma mau buat pengecoh aja hahay

btw, sebel bgt mau nyimpen draft gitu suka bermasalah knp sihhh arghhhhhhh nyebelin

top position Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang