ignorant

4.2K 353 5
                                    

Sudah jam makan siang, Ethan dan Clarissa pergi turun ke dapur. Meninggalkan Gavin yang tertidur.

Setiap weekend (Sabtu dan Minggu) jika tidak ada hal yang mendesak, maka Clarissa dan Ethan sendiri yang mengurus mansion.

Keluarga Richardson memang memiliki 'tradisi' unik seperti itu. Termasuk keluarga Oliv. Untuk hari Sabtu, mereka terkadang masih melakukan kegiatan di luar yang menurut mereka cukup penting. Tapi hari Minggu, mereka akan benar-benar menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Biar gue aja" celetuk Dave menghentikan langkah Ethan yang sedang membawa nampan makan siang milik Gavin.

Seluruh anggota keluarga bahkan menghentikan percakapan untuk menoleh pada Dave.

Ethan bergeming, terheran dengan Dave. Berkedip dua kali, baru ia sadar nampan sudah berpindah tangan.

"Jangan terlalu jahil, Dave." peringat Andrew yang entah didengar oleh Dave atau tidak.

Dave tersenyum miring. Mari kita lihat apa yang bisa dia lakukan pada bocah SMA itu.

,—

Gavin mengerjap dan menguap lebar. Menyipitkan mata berusaha mengingat bagaimana ia bisa tertidur.

Setelah makan buah, mereka bertiga tadi menonton drama bersama sambil berbincang-bincang. Lalu Clarissa membacakan macam-macam dongeng untuk bayi Ethan. Lalu Gavin tertidur.

Gavin menghela napas, lalu duduk dipinggir ranjang. Merasa sudah lebih baik, Gavin ingin pergi turun. Rasanya tidak sopan kalau Gavin terus berdiam di dalam kamar. Apalagi ini adalah kamar milik Jordan.

Kepalanya menoleh dengan cepat ketika mendengar suara pintu terbuka. Terkejut melihat Dave berdiri tenang di tengah pintu.

Jantungnya berdegup kencang, merasa takut. Dave berdiri di sana dengan petir merah imajiner di belakangnya. Dave terlihat seperti malaikat pencabut nyawa di matanya.

Dave berjalan dengan langkah yang terlihat lambat. Meskipun petir imajiner berangsur-angsur menghilang, Gavin merasakan jantungnya berdetak semakin cepat.

"What are you doing?" Gavin tersentak meskipun Dave hanya sekedar bertanya dengan suara yang menurutnya biasa saja. Dave menautkan alis dan tersenyum miring.

Gavin menundukkan kepalanya saat Dave kian dekat. Gavin merasa terlalu gugup, gelagapan dan suaranya tercekat di tenggorokan sehingga ia tidak bisa menjawab pertanyaan Dave.

"Kenapa tidak menjawab? Kamu tidak dengar?" cetus Dave yang kini berada di depan Gavin.

Gavin bahkan tidak menyadari Dave meletakkan nampan berisi makanan ke atas nakas. Masih menunduk menatap kakinya sendiri, jemari bergetar yang saling bertaut, Gavin merasa pandangannya semakin memburam. Air mata berkumpul di pelupuk matanya.

Sudut bibir Dave semakin terangkat. Apakah dirinya begitu menyeramkan sehingga Gavin bahkan tidak bisa melakukan apapun?

Dave mengapit dagu Gavin dan sedikit menariknya agar wajah Gavin terlihat. Bersamaan dengan itu, air mata meleleh turun.

"you cry?!"

Seketika tangis Gavin meledak. Seperti bayi yang dotnya ditarik paksa atau seorang balita yang kehilangan mainannya. Dave sedikit panik. Namun kemudian tertawa nyaring dan menarik Gavin ke dalam pelukannya.

"Am I too scary? I'm sorry"

Gavin tertegun merasakan usapan, pelukan dan perasaan yang begitu hangat. Begitu berbanding terbalik dari penampilan Dave yang dingin dan menyeramkan dengan tato di sepanjang lengan.

Gavin menggeleng dan terisak. Dave melepas pelukan untuk melihat wajah Gavin yang memerah di pucuk hidung dan sedikit semburat di pipi menambah kesan gemas.

Setelah Gavin tenang, Dave dengan telaten merawat Gavin; menyuapi makanan. Selama beberapa waktu itu, Gavin menyadari Dave adalah orang yang hangat.

Seperti kata pepatah; jangan menilai buku hanya dari sampulnya. Dave terlihat seperti pria dingin tidak punya hati dan kasar. Namun kenyataannya berbanding terbalik.

Setelah meminum obat, Dave menyuruhnya kembali tidur sebab dia sempat mengeluh kepalanya masih sedikit sakit.

"Jordan bersikap baik kan?" Gavin mengernyit mendengar pertanyaan Dave lalu kembali membuka matanya dan mengangguk tanpa ragu.

Dave menepuk kepalanya, "let me know kalau Jordan bersikap buruk. Mom mungkin bakal coret dia dari KK" keduanya terkekeh bersamaan. Setelah itu Gavin benar-benar tertidur dan Dave pergi kembali ke ruang keluarga.

,—

"Kamu nggak aneh-aneh kan, Dave?" tuduh Clarissa saat melihat Dave mendekat dengan wajah sumringah.

"Just made him cry a little, he's so cute"

Jordan memijat pangkal hidungnya melihat Dave tersenyum seperti orang bodoh.

"Dia udah nangis sampai sesak napas tadi malam" keluh Jordan, menatap Dave dengan tajam.

"Oh shit, I'm sorry" sesal Dave. Ekspresi wajahnya seketika berubah.

"Terus dia gimana sekarang, Dave?" Clarissa bertanya lagi dengan lembut, agar suasana tidak berubah.

"Dia tidur" sahut Dave singkat sembari mengambil tempat duduk di sebelah Ed.

"Siapa yang tidur?"

Semua orang menoleh pada Oliv yang baru saja tiba.

"Gavin"

Oliv tertegun.

"Dia insomnia"

Semua orang terkejut mendengar itu. Namun Oliv lebih terkejut dibanding siapapun. Sementara Jordan terheran sebab Gavin tidak menunjukkan hal itu sama sekali.

tau gasih?gue gaada update kmrn2 tuh krn gaenak badan trs disusul haid, trs sibuk ga sempet mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tau gasih?
gue gaada update kmrn2 tuh krn gaenak badan trs disusul haid, trs sibuk ga sempet mulu.

gue kek bisa ngetik waktu mau tidur dan ga selesai terus.

nah, tadi malem gue ngetik kan nih, pengen update tp ternyata ketiduran LAGI

trs gue mimpi Gavin beranak 4 😭😭😭😭😭😭😭 saking gue kepikirannya ini anyinkk

dah lah, bye

top position Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang