topics

1.1K 145 7
                                    

INTI (4)

oliv
|pagi. @.ezra berangkatnya gmn?
|@.leo bangun. udh semester akhir minimal rajin

ezraa
|pagi Olivv, aku naik bis hari inii

leo
|iyeee elah
|Gavin kaga di tag???

oliv
|@.ezraa gue jemput aja sekalian, mau?
|@.leo Gavin udh sm gue.

Oliv menatap Gavin yang keluar dari kamar dengan tampilan yang sudah rapi, komplit dengan tas yang tersampir di bahu, setelah membaca balasan Ezra yang mengiyakan untuk ia jemput sekalian.

"Jemput Ezra dulu, Vin"

"Oh? Yaudah, ayo"

Gavin mengekori Oliv, mengecek sekali lagi barang-barangnya sebelum kemudian mengunci pintu apartemen.

Pertimbangan alot Gavin akhirnya berujung pada keputusan dirinya untuk pindah ke apartemen. Cukup berat untuk meninggalkan rumah dengan banyak kenangan itu. Namun Gavin sadari mungkin di sana traumanya juga tumbuh. Alasan utama dirinya sulit tidur.

Semua orang mendukung keputusannya. Clarissa bahkan dengan semangat ingin membelikan satu unit mewah karena Gavin menolak tinggal di mansion. Tentu saja Gavin menolak juga dan akhirnya Gavin menempati apartemen milik Oliv yang sedang tidak ditempati. Gavin tidak bisa lagi menolak. Win-win solution, kata mereka.

Gavin akan tetap mengunjungi rumah sesekali. Mengenang memori sang ibunda di sana.

"What are you thinking so much about, so early?" Oliv berbisik setelah menarik pinggang Gavin mendekat, karena beberapa orang mendesak masuk ke dalam lift.

"Hm? Nothing" Gavin merapat pada Oliv seiring usapan pada pinggangnya. Rasanya nyaman. Gavin selalu menyukai bagaimana Oliv menunjukkan afeksi kepadanya dan dua temannya yang lain. Tapi rasanya kali ini seperti ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam, sedikit hambar karena Gavin tidak merasakan letupan-letupan di rongga dada dan kupu-kupu yang menggelitik perut.

Let's say, Gavin rindu sosok itu.

Terhitung tiga hari setelah tahun baru dan Gavin belum bertemu lagi dengan Jordan. Empat, kalau hari ini juga dihitung.

Pria itu tengah berada di Singapura, mengurus bisnis penting bersama Eadrick. Sialnya, setelah mengabari dirinya sedang sibuk, Jordan kemudian menghilang. Mungkin saking sibuknya jadi tidak sempat untuk bertukar pesan dengan Gavin. Hal itu membuat Gavin sedikit uring-uringan. Cukup gelisah memikirkan bagaimana kejelasan keduanya nanti.

Oliv melepaskan tangannya lalu merogoh kantong rok ketika merasakan getaran ponsel. Gavin menoleh, penasaran siapa yang tengah menelepon Oliv.

"Ezra dianter sama Gara, katanya" ujar Oliv pada Gavin yang terlihat penasaran setelah kembali mengantongi ponsel. Gavin menganggukkan kepalanya sembari ber-oh ria.

Lift berdenting, sampai pada basement. Keduanya kemudian melenggang pergi menuju mobil milik Oliv lalu berangkat ke sekolah.

,—

Tidak mengerti apa yang salah, tapi Gavin merasa ada sesuatu yang aneh. Sebagian besar murid meliriknya dan berbisik, sebagian besar lagi memandangnya aneh secara terang-terangan.

"Is it just my feelings or are they really talking about me?" Gavin berbisik pada Oliv disampingnya.

"Ignore it. Just watch your way" ucap Oliv menenangkan Gavin sembari merangkul pundak. Nada bicaranya berbanding terbalik dengan tatapannya yang begitu tajam.

Sesuatu pasti telah terjadi. Apapun itu, Oliv yakin kesalahan terletak pada mereka yang kini menghindar dari tatapannya. Oliv harap ini bukan sesuatu yang begitu buruk. Meskipun mereka bisa menangani hal seburuk apapun itu, Oliv tentu berharap ini hanyalah hal kecil agar tidak begitu membuang tenaga.

Mereka berdua memasuki kelas dengan suasana seperti biasa, seolah tidak terjadi apapun, berbeda dengan suasana di luar kelas. Oliv mengangkat alisnya, terheran.

"SELAMAT PAGI ALL!!!" Vey, cewek mungil berwajah bulat dan pipi tembam itu membuka pintu dengan kasar dan berteriak lantang.

"Pagi" jawab Oliv singkat sementara Gavin hanya tersenyum lebar sembari balas melambai kecil.

"MANA OLEH-OLEH?" todong salah satu siswi yang tengah bergerombol di salah satu sudut kelas, Vey cengengesan sembari mengangkat paper bag besar di tangannya. Segera bergabung bahkan tanpa meletakkan tas di bangkunya, kini Vey sudah begitu aktif bertukar 'informasi' yang terlewat selama liburan atau hot topic hari ini.

Terlihat begitu ramai dan seru, kini suara di dalam kelas didominasi oleh kelompok itu. Beberapa kali suara mereka akan mengecil, namun bisa tiba-tiba nyaring memekik. Memang hal yang lumrah, maka tidak ada yang terheran. Beberapa bahkan masih sibuk sendiri, sama sekali tidak terusik dan sebagian lagi menguping penasaran.

Beberapa saat kemudian, Leo menyelonong masuk. Selama pintu kelas terbuka lebar seperti sekarang, banyak sekali siswa-siswi dari kelas lain yang mampir.

"Jadi apa topik hari ini, girls?! Berisik banget orang-orang" Leo berjalan lurus menuju gerombolan Vey.

Oliv hampir melempar sebuah binder ke kepala Leo karena cowok satu itu berlagak sombong yang dibuat-buat. Tapi mendengar pertanyaan Leo, Oliv mengurungkan niatnya itu. Dirinya juga penasaran mengenai topik hari ini. Gavin ikut menoleh. Mungkin saja mereka bisa memberi jawaban mengapa Gavin merasa dibicarakan pagi ini.

Sekelompok siswi itu saling berpandangan, sementara Vey menatap polos sambil memainkan lolipop di mulutnya. Mengabaikan tampang penasaran dari seisi kelas yang beberapa sudah mendengar hal simpang siur pagi ini.

BRAKK!

Viona datang dan mengejutkan semua orang dengan meletakkan kotak kontainer sedang ke atas meja guru dengan kasar yang menimbulkan bunyi gebrakan nyaring.

"Eh, sorry banget, tapi kenapa rasanya semua orang berisik soal Gavin ya? Gavin di sekolah ini ada berapa sih?"

Vey segera mengacungkan jari telunjuknya tinggi-tinggi sebab badannya sudah tenggelam di balik badan milik Gavin, Oliv, dan Leo. Viona mengangguk paham.

"So, who can tell?" Oliv menoleh lagi ke belakang. Beberapa mengangkat bahu dan menggeleng sementara Vey mengangkat tangannya, meminta mereka untuk menunggu sedangkan dirinya berkutat dengan ponsel.

Setelah beberapa saat, Vey menunjukkan layar ponselnya, "ada di twitter."

Sorry baru update wkwkwk, sempet hampir gue drop nih book untungnya gajadi, tapi gatau nanti haha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorry baru update wkwkwk, sempet hampir gue drop nih book untungnya gajadi, tapi gatau nanti haha

Votenya kencengin doang sp tau gue ngetiknya jadi lancar 🥴

Masa 2 chapter terakhir 200 vote aja ga nyampe anjir, tp yaudahlah, justru klo dikit yg minat, gue jadi ga terbebani ekspektasi orang banyak dan bisa suka suka gue updatenya 😋

top position Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang