Hampir dua minggu masa liburan Gavin habiskan di Ursa Major. Bersama Jaco, Jordan dan Oliv, berlatih menembak dan menggunakan pisau dengan serius. Lalu memanah, berenang, dan bermain untuk bersenang-senang.
Jaco dan bodyguard yang bertugas mengajar Gavin sedikit merasa kesulitan. Bukan karena Gavin sulit untuk di ajari. Tapi karena Jordan dan Oliv mengatakan dengan mutlak untuk tidak membuat Gavin lecet sedikitpun. Gavin sendiri bingung saat melihat mereka begitu berhati-hati dan menahan diri saat bersamanya. Berbanding terbalik saat bersama Oliv. Mereka seperti bertarung sungguhan. Mereka beberapa kali mendapat luka setimpal. Meskipun begitu, Gavin tetap memiliki kemajuan.
Saat ini Gavin berada di mansion Oliv bersama Leo dan juga Ezra. Mereka bermain di dalam kolam renang sementara Ezra mengawasi dari pinggir membawakan mereka handuk dan bathrobe.
"Kenapa sih, Yo?" tanya Gavin pada Leo. Sedikit merasa geram sebab sejak keduanya memasuki kolam, Leo terus saja merangkulnya, nemplok di punggung seperti monyet.
"Emang kenapa sih?" tanya Leo kembali. Ia merasa tidak ada yang salah. Ia hanya ingin saja menempeli Gavin. Hampir dua minggu ini mereka tidak bertemu.
"Jangan nemplokk! Susah gerak, Leooo"
Leo cemberut dan melepas rangkulannya berganti memegangi baju disisi tubuh Gavin. Berlagak seperti bocah tengah merajuk.
"Gavin gitu sekarang. Mentang-mentang udah bisa tidur nyenyak gue dilupain"
Gavin menatap Leo dengan datar. Tangannya terulur meraih leher Leo dan mengapitnya di perpotongan lengan kemudian Gavin menarik masuk ke dalam air.
Jaco, yang akhirnya ditugaskan untuk selalu bersama Oliv dan Gavin itu berjengit kaget dari pinggir lapangan. Ezra yang sebetulnya bukan pertama kali melihat kejadian itu ikut memekik. Sementara Oliv membiarkan mereka berbuat semaunya asal tidak meninggal.
"GAVIN! LEO! Jangan bercanda di air!" teriak Ezra merasa khawatir.
Oliv kemudian mendekati mereka berdua dan menarik keduanya dari dalam air. Gavin tertawa keras tanpa rasa bersalah sementara Leo terlihat memerah dan sedikit engap. Leo ingin meraih Gavin dan membalaskan dendam tetapi Gavin lebih cepat menghindar. Berakhir Leo harus mengejar Gavin mengelilingi kolam renang.
Diujung, Leo segera melompat dan mendekap Gavin dengan erat lalu menenggelamkan mereka berdua. Ezra hanya bisa menghela napas dan berharap mereka akan baik-baik saja.
"Tuan Ezra tidak ikut berenang juga?" tanya Jaco.
Ezra menoleh dan tersenyum lalu menggeleng. Ezra sedang merasa malas bermain air.
Naik dari dalam air, Oliv kini duduk di pinggiran kolam dekat dengan Ezra dan Jaco. "U know, Jaco. Gue selevel sama Gavin dan Leo ada di atas kami. Kalau Ezra, level putri duyung"
"Kok putri duyung? Aku masih cowok ya!" protes Ezra melempar handuk tepat diatas kepala Oliv. Oliv hanya tertawa kecil.
"Udah ayo naik! Udah sore!" seru Ezra. Gavin dan Leo segera menghentikan candaan mereka dan merapat pada Ezra. Dibantu oleh Jaco mereka keluar dari kolam renang.
"Hnn, dinginnn" Leo berdiri merapatkan tangan dan kakinya sedikit gemetar saat udara berhembus. Dirinya menunggu giliran untuk di selimuti bathrobe oleh Ezra.
Mereka kemudian masuk ke dalam diiringi oleh tawa karena Leo berjalan seperti pinguin melompat-lompat kecil dengan kedua tangan dibawah dagu, kedinginan.
,—
Dulu ketika ibunda masih hidup, malam tahun baru akan mereka habiskan dengan memakan makanan enak dan menonton film bersama. Setelah ibunya meninggal, syukurnya Gavin bertemu dengan Oliv, Leo dan Ezra. Mereka akan menghabiskan waktu bersama di pergantian tahun dan menyalakan kembang api.
Tahun ini, perayaan pergantian tahun lebih ramai dari sebelumnya. Mereka akan pesta barbeque di mansion Jordan. Seluruh keluarga Richardson turut hadir. Dengan tambahan Leo dan Ezra. Dan entah kenapa pula, Abhim ikut serta.
"Ezra sayang, sini ikut mom!" Clarissa berteriak dari pintu belakang mansion, memanggil Ezra yang tengah menyiapkan bumbu barbeque.
"Pegang dulu" Ezra menyodorkan mangkok bumbu pada Gavin lalu segera berlari kecil menghampiri Clarissa.
Mendapat kesempatan, Leo melipir pergi dari jeratan Abhim yang saat ini sibuk berbincang dengan Jordan. Menghampiri Gavin yang bengong memegang mangkok bumbu di depan sebuah panggangan.
Leo mencolek sedikit bumbu dengan jari telunjuknya. "Kurang merica, Vin" Leo segera meraih botol merica namun Gavin menjauhkan mangkok sama cepatnya. Gavin tidak ingin membuat masalah jadi lebih baik menunggu yang lebih ahli dengan kata lain ia sedikit tidak percaya pada Leo.
Merasa kesal karena Gavin tidak mendukung ide bagusnya, Leo mencolek bumbu dan mengoleskannya ke pucuk hidung Gavin. Alis Gavin seketika menukik membuat Leo terbahak.
Gavin segera meletakkan mangkok mencoleknya sedikit kemudian membalas perbuatan Leo. Keduanya kemudian bertengkar seperti kucing. Oliv terlihat tidak heran, maka Jaco tidak perlu khawatir juga.
"AKHH!" teriakan Leo mencuri seluruh atensi.
Jaco sedikit panik, tapi lagi-lagi Oliv terlihat biasa saja. Ezra yang baru datang juga hanya mendengus malas.
"Eh! Kenapa itu?" Clarissa terlihat panik dan khawatir melihat Gavin berbaring di rumput tertimpa Leo yang tengah mencengkeram erat rambut Gavin.
Jordan dan Abhim bergegas menghampiri keduanya. Abhim pun langsung mengangkat kerah belakang Leo dan menjauhkannya dari Gavin. Wajah keduanya cemong, rambut Gavin berantakan dan Leo meringis mengusap pundaknya yang berbekas gigitan Gavin.
"Beneran anak kucing kembar" celetuk Dave yang duduk di sebelah Oliv, memperhatikan mereka dari jauh.
Kurang baek apa gue double up 😋Chapter willingness aja bisa nyampe 245 vote tp knp chapter cinnamoroll 179? nggak ke skip kan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
top position
AléatoireKata orang, masa SMA itu masa terindah. Menurut Gavin Junior Ainsley, biasa saja. Tapi untungnya, ada orang-orang spesial seperti ketiga sahabatnya atau teman-teman club basket. Setidaknya, cukup berwarna. Sampai ketika rasanya hidupnya perlahan ber...