Chapter 13

20 5 0
                                    

shella dan daren telah bersama hanya ada seulas senyuman bahagia di wajah shella.

Dia memasuki rumahnya nan megah dengan seorang diri tanpa siapapun.
Shella memasuki kamarnya berwarna putih dan terduduk di cermin kacanya, wajahnya yang hampir lama tidak melihat senyum indah di bibirnya itu tiba-tiba tersenyum dengan tulus. membuktikan bahwa shella hari ini menemukan kebahagiaannya di sepersekian jam nya bersama Daren.

Apa yang membuat shella mengatakan bahwa ini adalah senyuman nya paling tulus ? Ya, orang tuanya meninggalkan shella sendiri dirumah megah itu tanpa siapapun, tanpa pembantu, tanpa supir dan tanpa teman sekalipun.

Apakah ada alasan untuk itu? Yah orang tuanya ingin shella menjadi perempuan yang mandiri, yang bisa berdiri di kaki sendiri,dan perempuan serba bisa karena orang tuanya ingin shella tidak menjadi perempuan manja yang selalu hanya menuntut dan meminta ke orang tua, tetapi menjadi seseorang yang bisa berjuang untuk diri sendiri.

dalam hal fasilitas, orang tua shella memberi perlengkapan yang dibutuhkan putrinya sperti mobil, uang bulanan, rumah, dan semua yang dibutuhkan shella.

apa kah orang tuanya kejam? Itu hanya bisa dijawab oleh naluri orang tua shella, dibalik itu semua orang tuanya hanya ingin putrinya bisa sendiri dan tidak mengandalkan siapapun. tidak ada orang tua yang melihat anaknya sedih tetapi mungkin menurut orang tua shella cara sperti ini benar, meninggalkan anaknya sendiri dan pergi bekerja di luar negeri sejak shella masuk di bangku SMA.

Shella menatap cermin itu dan berbicara ke Dirinya sendiri.
"hari ini shella membuktikan bahwa shella bisa menjadi shella yang kalian inginkan. shella bisa masak sendiri, shella bisa berdiri di kaki shella sendiri, dan shella tidak pernah meminta bantuan dari siapapun. shella mandiri ma, pa. Lantas apa lagi yang harus shella lakukan untuk membuat kalian kembali ke shella. Shella rindu mama, papa. Sekuat-kuatnya shella, shella butuh sosok kalian untuk menjadi rumah dibalik problem shella, rumah shella sudah lama hancur setelah kepergian kalian, untuk membangunnya hanya kalian yg bisa shella andalkan. Shella rapuh dan rumah teduh nya shella sudah berantakan tidak ada yang bisa menggantikan kenyamanan di hati shella"ucap shella panjang lebar sambil menghadap cermin itu.

shella menangis dan mengusap air matanya. selalu ajah dibalik tawa bahagianya, pasti menit itu juga ada saja hal yang membuat shella sedih dan membuat air matanya jatuh dari pelipisnya.

Shella menundukkan kepalanya, dan suara lirih shella berkata "shella rindu sama mama dan papa" ucap nya.

Hanya itu yang shella pikirkan, sekarang momen bersama Daren tadi telah dia lupakan sejenak. Shella berdiri dari meja riasnya dan hendak tidur di ranjangnya. shella sangat capek hari ini, dia lebih banyak beraktivitas dari pada biasanya. Perlahan-lahan shella merasakan kantuk dan menutupi badannya dengan selimut dan tertidur pulas.

😘😘😘

Daren terbangun dari tidurnya dan momen semalam masih sangat jelas melekat dipikirannya, dia tersenyum senang mengingat cintanya yang berkali kali ditolak diterima shella.

Daren hari ini sangat semangat ke kesekolah untuk melihat shella. Terbesit dipikirannya, daren ingin mengajak shella pergi kesekolah bersama. Daren mengambil handphonenya yang ada diatas meja dan mulai membuka whatsapp nya ingin mengirim pesan ke shella.

Daren
selamat pagi sayang
Aku datang kerumahmu nanti.
Kita ke sekolah sama yah sayang.

Beberapa menit kemudian pesan itu pun terbalaskan dari shella.

Shella
Oke

Hanya pesan singkat itu yang shella kirimkan ke daren.

"dinginnya shella gk akan berubah. Untung sayang" ucapnya Ke Dirinya sendiri.

Hurt   LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang