Chapter 23

16 5 0
                                    

Agatha menemui mario yang duduk santai diruang tamu dengan ponsel yang berkutat digenggaman tangannya.

"Mario" panggil agatha membelakanginya.

Mario menoleh ke agatha dan tersenyum hangat.

"ayo kesini duduk agatha" ucap Mario dan menyuruh agatha duduk di kursi sofanya.

"sudah gak ribut lagi dengan bibi Jessi karena piring kotor??" tanya mario bercanda sambil tertawa.

"bibi Jessi gak mau dibantuin untuk mencuci piring kotor! katanya nanti baju gue basah dan kotor. Gue juga sudah bilang gpp kok bi, klaw baju aku kotor. Bibi Jessi tetap kekeuh untuk mencuci piring karena sudah terbiasa katanya. Dan bibi Jessi bilang gue harus temani lo disini!" ucap agatha.

" memang bibi Jessi orangnya sperti itu. Tidak ingin merepotkan kita "ucap Mario lagi.

" lantas bagaimana pandangan lo terhadap Bibi Jessi?? "ucap Mario sekali lagi.

" gue tahu klaw semua orang itu baik apalagi menyangkut tugas yang dia emban. Di pandangan gue yang baru mengenal bibi Jessi, bukan hanya baik karena dia bekerja dengan lo tapi gue ngerasa bibi Jessi adalah orang tua yang sangat lembut, perasa dan pengertian. Selain itu bibi jessi juga sepertinya tempat ternyaman untuk cerita banyak hal" ucap agatha.

"apa yang lo sampaikan itu ada benarnya. Gue juga sudah menganggap Bibi jessi bukan hanya sekedar ART dirumah gue tetapi gue sudah menganggap seperti mama gue sendiri" ucap Mario lagi.

"yah seperti itu lah. Gue belajar bahwa perhatian tidak hanya didapat dari keluarga saja, tetapi bisa juga dari orang lain yang tidak punya ikatan darah dengan gue" ucap Mario penuh arti.

"gue senang dengan sifat lo seperti ini. Bahwa lo bisa menghargai dan memahami orang lain dan lo tau bagaimana bersikap dengan orang lain" ucap Agatha.

"gue tahu bersikap jika orang lain bisa menghargai gue. Tetapi diluar itu, jika gue merasa tidak Satu frekuensi dengan dia gue memilih untuk menjauh. Karna gue gak mau menyakiti diri gue sendiri dan gue gak mau berada dilingkungan yang toxic. Tetapi sejauh ini, syukurlah gue selalu didekatkan dengan orang baik dan orang yang memahami gue contohnya sperti bibi Jessi yang sudah lama bekerja dari kecil ke gue. Gue punya ruang khusus yang bisa gue bagi ke bibi jessi, karena memang bibi jessi itu sangat perhatian dan memahami gue" ucap mario menjelaskan.

"gue dikasih hadiah. Nanti hadiahnya gue simpan dikamar gue. Menurut lo bibi jessi ngasih gue apa?? " tanya agatha penasaran pada mario.

"sepertinya baju atau sepatu. Maybe!"
Ucap Mario menebak.

Agatha menggoncang hadiah yang ditangannya dihiasi dengan bungkus kado,dengan menimang hadiah apa yang diberi beliau padanya.

"ada benarnya juga yang lo sampaikan. Menurut gue bibi jessi ngasih gue baju. Karena gue goncang tidak ada sama sekali suara dari dalam hadiah ini" tebak agatha.

"gue buka dirumah saja. Gue gak mau lo melihat hadiahnya. Takutnya lo iri ke gue" ucap agatha.

"gue sedikit Iri sih. karena bibi jessi gak ngasih gue hadiah atas hubungan kita" ucap Mario sambil tertawa.

Dari jarak jauh ada suara batuk yang terdengar, mereka berdua bersama melihat kearah ruang tamu melihat suara siapa yang terbatuk barusan. Benar saja itu adalah bibi jessi.

"sejak kapan disitu bi" ucap Mario.

"barusan kok mas" ucap bibi jessi dan mendekati mereka.

"ayo bi, duduk disamping agatha" panggil agatha dan bibi itu terduduk disamping agatha.

"pasti bibi capek Yah Mencuci piring. maafin agatha sudah merepotkan bibi" ucap agatha.

"gpp kok neng, lagian bibi sudah terbiasa. Sudah jadi makanan sehari hari bibi neng" ucap bibi jessi.

Hurt   LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang