Aku sekarang tengah bersiap-siap untuk pergi keluar karna ajakan Pria kemarinSiapa si namanya? Aran? ah iya Om Aran, emang mau kemana sih Bunda sampe nyuruh buat pake yang rapi banget heran deh.
Saat aku keluar dari rumah sudah ada Bunda dan Pria—Om Aran tengah asik berbincang.
"Asik bener nihh" aku mengagetkan mereka berdua.
"Ish Freya bikin Bunda kaget aja, salim sama Om"
Aku hanya menuruti perkataan Bunda lalu Om Aran berkata "Freya ayo kita pergi" aku mengangguk dan tersenyum tipis, bukanya aku tidak senang hanya saja aku belum terbiasa dengan orang baru yang deket-deket kaya gini.
Kini tiba di restoran yang sangat mewah, aku kembali berfikir apa orang ini emang bos ya? cuma makan malam aja ke resto yang mewah banget, bahkan aku ga tau kalo ada resto segede ini di kota.
Kita bertiga menuju rooftop resto, saat berada di atas aku tertegun. Melihat sekeliling tempat itu. Aku hanya membatin.
Gila banyak banget bunga nya terus kenapa cuma satu meja ya? apa emang udah dipesen sama Om Aran? gatau deh.
"Fre kamu kenapa nak?" ucapan Bunda membuayarkan lamunanku.
"Eh—ah enggak bun gapapa"
"Udah yok kita duduk dulu"
Saat acara makan nya selesai aku melihat Om Aran mengambil sebuah kotak kecil yang berada disaku jas nya. Lalu ia membuka kotak itu, dan tanpa diduga-duga.
"Chika maukah menikah denganku?"
"Iya Ran aku mau!" Bunda tersenyum lebar
Seketika badanku seperti tersengat listrik, mencoba mencerna apa yang terjadi dihadapanku kali ini. Aku tidak percaya, Bunda menerima nya??? tapi akhirnya aku bisa melihat gummy smile milik Bunda lagi.
"Haaahhhh????" aku membuyarkan momen romantis itu.
"Hehe maafin Bunda ya Fre ga bilang ke kamu kalo deket sama Om Aran—"
"—Sejak kapan Bunn???" aku mengerutkan dahiku menatap Bunda.
"Ee udah lama waktu Om Aran sering mampir ke toko"
Bunda sedikit gelagapan ternyata emang sudah lama mereka deket, lebih tepatnya Om Aran deketin Bunda, tapi tapi tapiii, kenapa Bunda mau???. Ah apapun alasan Bunda aku harus terima demi melihat gummy smile itu aku harus rela apapun alasan nya!!!.
"Yaudah deh Bun yang penting Bunda bisa seneng Freya juga ikut seneng"
"Makasih ya Fre udah ngertiin Bunda" Bunda memeluk ku erat lalu melepasnya.
"Iya Bundaa"
Om Aran mulai memakaikan cincin ke tangan Bunda. Aku ikut senang melihat nya, bagaimana tidak? senyum Bunda yang seperti itu sudah tidak pernah aku lihat satu tahun lebih, aku sudah mencoba banyak hal menghibur nya tapi nihil. Sebenarnya aku belum menerima tapi mau bagaimana lagi kan? demi Bunda.
"Eh Ran anak kamu mana? kok nggak ikut?"
Anak?? Om Aran udah punya anak?? jadi alasan Bunda mau karna sama-sama punya anak?.
"Anak siapa Bun?" tanyaku polos
"Oh iya Bunda belum bilang ya, Om Aran udah punya anak, jadi kamu nanti bakal punya kakak sayang" Bunda mengusap lembut ujung kepalaku
"Dia lagi sibuk nugas katanya, jadi dia ga sempet ikut kita deh, tapi pasti dia bakalan seneng soalnya punya adek" Om Aran menatapku dengan senyum bahagia aku hanya tersenyum malu.
"Yaudah aku antar kalian pulang ya, kemasin barang-barang kalian, besok aku jemput lagi kalian pindah kerumah aku"
"Iya Ran, sekali lagi makasih ya udah nerima aku sama Freya"
Aku? aku hanya tersenyum dan mengangguk, tidak tahu ekspresi apa yang harus aku tunjukan saat mendengar ketika aku akan satu rumah dengan Pria yang baru ku kenal, terlebih aku akan mempunyai seorang kakak...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku Freyana
FanfictionBercerita tentang Freyana yang memulai hidup barunya dengan keluarga baru, apakah dia mampu beradaptasi dengan mereka? - - - - - Cerita ini hanya karangan fiksi belaka dari penulis pemula, jadi mohon bantuannya.