Bab 15 Milikku

2.3K 178 7
                                    



"Dari mana aja kamu?"

"Enak jalan-jalan nya?"

"Pergi sama Flora di belakang aku"

"Udah berani selingkuh ya kamu"

Rentetan pertanyaan CeFio tak bisa ku sangkal. Nyatanya memang benar, aku bermain bersama Flora tanpa sepengetahuannya.

"Kamu lupa?"

Aku mengerutkan kening. "Lupa apa Ce?"

"Kamu milikku Freyana".

Seketika, air mata yang sedari tadi CeFio bendung kini lolos begitu saja, membanjiri kedua pipinya. Aku segera menghampiri CeFio dan memeluknya. CeFio memberontak, dengan cepat aku mempererat pelukanku.

Jika diberi pilihan, mungkin aku akan memilih tidak bertemu Flora atau CeFio karna membuat mereka menangisi seseorang sepertiku. Sudah lah, mau bagaimana lagi? memang jalannya seperti ini. Atau... karna aku yang iya-iya aja? mungkin.

Beberapa menit berlalu, kini CeFio mulai sedikit tenang. "Ce aku minta maaf"

"K-kamu sadar ga sih apa yang kamu lakuin?!" ucapnya terisak dengan nada membentak.

"Iya Ce maaf ya, maafin aku"

Tanpa basa-basi lagi, aku memberanikan diriku untuk memulai ciuman dengan CeFio. Bibir kami saling bersentuhan, hanya sekedar ciuman biasa. Saat aku hendak melepaskannya, CeFio menarik leher belakangku dan memulai lumatannya.

Entah karna aku yang kehabisan akal atau aku yang menikmatinya, aku mulai masuk ke dalam permainan CeFio. Aku sedikit menggigit bibir bawah Ceceku.

"Frehhh"

"Ehhmmpp"

Desahan CeFio membuatku merasa s..... senang. Dengan keberanianku, aku melepaskan bibirku dan turun ke leher CeFio, apa lagi kalau tidak menciumnya. Ini adalah balas dendam karna selama ini CeFio selalu memberikan tanda, kini aku Freyana, memberikan tanda kepada seseorang untuk pertama kalinya.

"Ahhhh"

"Freyahhhh"

Jadi gini rasanya? tidak buruk juga.

Isi pikiranku saat ini adalah, bagaimana dan sebisa mungkin untuk menghibur CeFio. Karna, kunci ketrentaman di keluarga ini adalah CeFio! hanya asumsiku saja. Tapi pernyataan itu tak bisa disangkal, nyatanya jika kami bertengkar, itu akan memicu kekhawatiran Bunda, dan itu adalah masalah terbesarnya.

Aku sudah puas dengan permainan ini, setelah meninggalkan bercak merah di leher CeFio. "Kamu nakal banget Fre"

"A-aku gini biar Cece ga marah terus"

"Hm? jadi ada alasannya yah"

"Tapi aku ga bakal maafin kamu gitu aja karna udah selingkuhin aku"

Aku menelan salivaku dengan kasar berharap CeFio tidak meminta yang macam-macam seperti....

"Aku mau jatah setiap hari" Sontak aku membulatkan mata. Bagaimana tidak terkejut, CeFio—.

"—Kaya itu tadi, baru aku maafin" lanjutnya. Aku bernafas lega.

Huh aku kira...

"Hm? kamu kenapa lega gitu?"

Astaga Freyana pikiranmu kotor!. "E-engga Ce gapapa"

"Atau?? kamu mau yang lebih??". Ucapnya menggodaku. Dengan cepat aku menggelengkan kepala.

CeFio menangkup kedua pipiku. "Mana bisa aku lepasin kamu sama orang lain, kamu aja gemes kaya gini". Ucapnya tersenyum manis. Aku merasa CeFio mengatakannya dengan tulus.

Kamu Milikku FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang