Hari demi hari berlalu, keadaan di sekolah juga semakin tegang. Bagaimana tidak? Ujian kenaikan tinggal beberapa hari saja!.Oh iya, aku mau memberi tahu kalian semua. Di sekolahku ini, satu bulan sebelum ujian semua kegiatan ekstrakurikuler diberhentikan sementara.
Kepala sekolah memberi kelonggaran bagi para muridnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh mempersiapkan ujian nanti.
Setelah pulang sekolah, aku belajar di ruang tengah saat ini. Tidak ada yang spesial, hanya belajar pada umumnya.
Tetapi!!! Ada sesuatu yang aneh. Aku belajar bersama CeFio yang berada di kananku dan Flora di kiriku.
Mungkin menurut kalian ini adalah haremku, yah memang benar—tidak! Sama sekali tidak benar! Ini adalah situasi yang sangat canggung.
"Aku bikin minuman dulu ya". Ucapku memecah keheningan.
Saat kembali, aku melihat CeFio dan Flora sedang mengobrol tanpa ada masalah. "Sejak kapan kalian akrab gini?". Tanyaku.
"Udah lama sih". Jawab CeFio.
"Kok bisa nyambung gitu ngomongnya?". Tanyaku lagi.
"Kami punya tujuan yang sama Fure". Kali ini Flora yang menjawab.
"Hah tujuan apa?". Aku kebingungan.
"Rahasia".
"Iiihhhh apaan Flo, Ce?". Mereka hanya mengendikkan bahu.
"Udah-udah sini kita lanjut belajar lagi".
"Kamu udah bilang belum?". Tanya Flora menoleh.
"Oh iya belum sih, nanti aja aku izin ke Bunda". Jawabku.
"Kalian mau kemana?". Kini CeFio mengikuti percakapanku dan Flora.
"Eee itu". Sebenarnya aku belum membicarakan ini pada siapapun bukan karena takut Bunda tidak mengizinkan, itu hal mudah. Tapi tidak dengan CeFio, itu dia masalahnya.
"Kita mau liburan ke puncak". Flora menyelaku.
"Hah cuma kalian berdua?!". Kaget CeFio.
"Sama JMT juga".
CeFio berfikir sejenak. "Yaudah kalo gitu aku ikut juga, urusan izin gampang".
Lalu CeFio dan Flora bersalaman di depanku. "Deal". Ucap Flora.
"Apaan sih kalian anehh". Aku menoleh mereka berdua bergantian.
"Udah kamu mau ikut apa engga?". Tanya Flora.
"I-Iya aku mau".
Akhirnya kami belajar hingga pukul lima sore.
"Aku balik dulu ya". Flora berpamitan.
"Biar aku anterin". Aku menoleh ke arah CeFio. Raut wajahnya normal bahkan tersenyum seperti mengizinkanku.
"Hati-hati ya Fre". Ucap CeFio.
"Iya Ce". Aku segera menuju garasi dan mengambil motorku.
Karena jalanan cukup ramai kali ini, kami tiba di rumah Flora sekitar dua puluh menit.
Aku melihat Michie sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya. Gadis imut!. Segera, setelah Michie melihatku ia meletakkan gembor itu lalu berlari ke arahku.
"Jangan lari-lari cantik nanti jatuh". Aku dan Michie berpelukan.
"Aku kangen sama Kakak".
"Kan baru kemarin ke sini".
"Kemarin apanya udah sebulan yang lalu".
"Haha iya-iya maafin Kakak".
"EKHEMMMM". Lagi-lagi aku menghiraukan Flora. Aku melepaskan pelukan dan melihat wajah cemberut Flora, lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku Freyana
FanfictionBercerita tentang Freyana yang memulai hidup barunya dengan keluarga baru, apakah dia mampu beradaptasi dengan mereka? - - - - - Cerita ini hanya karangan fiksi belaka dari penulis pemula, jadi mohon bantuannya.