Bab 33 Es Serut

1.4K 163 35
                                    



Pagi hari, aku terbangun karena suara dering dari ponselku.

"Ini siapa sih pagi-pagi udah telpon aja". Aku melihat tangan CeFio yang masih melingkar di perutku lalu mengambil ponsel yang berada di nakas.

"Hah? Ngapain Michie telpon? Mana pagi banget". Aku mengangkat panggilan itu dengan keadaan masih mengantuk.

"Selamat pagi Kak Freya!".

"Iya Michie pagi". Ucapku dengan sedikit serak.

"Eh Kak Fre baru bangun? Maaf ya aku ganggu Kakak tidur".

"Enggak kok, emang kenapa pagi-pagi telpon?".

"Itu Kak...".

Aku mengerutkan kening. "Itu apa?".

"Katanya kalo Kak Fre udah pulang, kita jalan-jalan?".

Astaga bener juga, aku udah janji main sama Michie.

"Emm, hari ini?".

"Hari ini? Ayo Kak Michie mau!"

Astagaaa, salah ngomong.

"Bukan gitu".

"Eh? Ga jadi ya Kak? Aku kira sekarang". Ucap Michie dengan nada memelas.

Sial, Michie tau kelemahanku!.

"Y-Yaudah iya hari ini kita jalan".

"Yeeeeyyyy kalo gitu aku mandi dulu Kak Frey, dadahh".

Tut....

Send pict*

Mulutku menganga karena tiba-tiba, Michie mengirim foto bare facenya.

"Pagi-pagi udah dikasih pap. Ga pake make up aja udah imut, apa lagi nanti". Tanpa disadari, aku tersenyum saat membayangkannya.

"Eh? Aku juga harus mandi!". Aku mengangkat tangan CeFio dengan hati-hati agar ia tidak terbangun.

Setelah membersihkan diri sekitar lima belas menit. Aku berdiam diri di depan lemari.

"Pake apa ya?".

"Oh ini aja deh, lagian cuma main biasa".

Aku memakai celana jeans dan kaos polos berwarna hitam tidak lupa aku mengambil jaket kulitku.

Saat sedang merias sedikit wajahku di depan meja rias. "Mau kemana?".

Aku menoleh dan terlihat CeFio bangun dari tidurnya mengerjapkan mata. "CeFio udah bangun?".

"Kamu mau kemana?". Tanyanya lagi.

"Mau jalan-jalan".

"Sama siapa?".

"Michie".

CeFio menatapku dengan keningnya yang mengerut. "Ngapain jalan sama Michie?".

"Oh jangan-jangan kamu udah jadian sama dia?". Lanjutnya.

"Mana ada. Kemarin aku udah janji sama Michie mau jalan, kalo udah balik dari vila". Jawabku menyangkal ucapan CeFio.

"Huh kirain, awas aja kalo beneran".

Emang kenapa sih? Lagian CeFio juga siapa coba?.

"Iya-iya CeFio yang cantik dan baik hatii. Udah ah jangan marah-marah mulu, aku mau berangkat".

"Uang kamu masih ada?". Tanya CeFio.

"Ada kok, tinggal lima juta sih".

"Nanti aku transfer lagi, tapi nitip kue di toko Bunda ya".

Kamu Milikku FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang