Bab 11 Ekstrakurikuler

2K 171 3
                                    



"Maaf Fre Cece udah ga tahan"

Itu adalah kalimat terakhir yang aku ingat, setelah itu jangan ditanya lagi, aku tidak mengingat apa saja yang CeFio lakukan semalam pada tubuhku. Yang jelas sekarang banyak bercak merah!!! Hadiah yang CeFio maksud ternyata ini!! Hei bukan kah dulu saat bertemu Flora tubuhku juga seperti ini? Astagaa ternyata aku mangsa mereka.

Aku mendengus kesal di depan meja riasku.

Maafin Freya Bun, Freya udah ga suci lagi.

Bicara tentang Flora, waktu itu dia memang masih menuruti perkataanku saat aku memintanya untuk segera pulang, tapi sebelum itu dia memuaskan hasratnya bermain dengan bibirku dengan ganas. Alhasil bibirku sangat merah dan sedikit bengkak, beruntung saat dirumah aku bisa berbohong mengatakan pada yang lain jika aku baru saja memakan makanan pedas.

"Ish CeFio suka banget ninggalin bekas di sini" monologku melihat bercak merah dileher.

"Aku tutupin pake bedak aja deh, panas kalo pake jaket terus".

"Ayo Fre berangkat"

Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka, ternyata sudah ada CeFio yang menungguku. "Iya Ce"

Sekolah ini adalah sekolah yang aku benci, pasalnya tidak ada pohon yang menutupi barisan para murid untuk upacara! hanya ada beberapa pohon tinggi dipinggir tetapi bayanganya tidak mencapai untuk berteduh.

Aku yang kepanasan mulai meneteskan keringat dari wajahku. Kenapa hari ini panas banget sih, apa karna efek rumah kaca ya. Tak tersadar, keringat yang membasahi leher memudarkan bedak yang aku gunakan untuk menutupi tanda.

"Fre leher kamu kok merah-merah gitu?" tanya Marsha yang berada disebelahku.

"Eh gapapa Sha kemarin habis main ke pantai kayaknya banyak nyamuk deh" alasanku berbohong, tidak mungkin aku mengatakan bahwa ini ulah CeFio.

Upacara telah usai, kegiatan belajar pun dimulai. Aku melihat Jessi dengan tatapan aneh. "Kamu kenapa sih Jess?"

"You habis ngapain hayo sampe merah-merah gitu" ucapnya menunjuk leherku.

Astaga, selain cenayang apa Jeci ini juga peramal?

"Kemarin dari pantai Jessi, kayaknya banyak nyamuk deh jadi gini" lagi-lagi aku beralasan.

"Hm gitu yaa" ucapnya tidak percaya apa yang aku katakan.

Sekolah ini mewajibkan para murid mereka untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pada awalnya aku bingung harus bergabung dengan kegiatan apa, CeFio sempat mengajakku masuk OSIS tapi aku menolaknya, bukankah OSIS itu sangat melelahkan?.

Dari dulu, aku kerap mengikuti kegiatan olahraga daripada kegiatan feminim seperti anak seusiaku. Mengikuti ekskul sepak bola saat SMP dan berlatih renang ketika hari minggu.

Kali ini, aku Freyana Tamara A. akan mengikuti ekskul basket. Sepulang sekolah nanti aku akan menemui ketua tim basket putri untuk menanyakan jadwal latihan.

Lagi dan lagi, saat waktunya istirahat aku makan bersama CeFio dan para anggota OSIS. Aku juga sempat berkenalan dengan anggota lainya seperti Indira, Callie dan juga Khatrin. Mereka seangkatan denganku, karna aku melihat tanda X di seragam mereka.

Sekarang beberapa anggota OSIS menatapku dengan tatapan aneh. Sebenarnya aku sadar akan hal itu, tapi aku lebih memilih tidak menegur mereka dan melanjutkan makan siangku.

"Ce nanti aku ke gedung basket dulu mau ketemu ketua basket, Cece pulang dulu aja" sekilas aku merasa Khatrin menatapku dengan mengerutkan keningnya.

"Mau ngapain?"

"Mau tanya-tanya ekskul Ce, sekalian kenalan"

"Trus nanti kamu pulangnya gimana?"

Aku berfikir sejenak, lah iya juga mana aku ga punya uang lagi.

"Yaudah ini Cece kasih uang aja kamu naik taxi atau ngga telepon Cece kalo urusan nya udah selesai" ucapnya lalu meraih dompet disakunya, mengeluarkan beberapa lembar kertas berwarna merah.

"Makasih Ce" spontan aku memeluknya, hal itu membuat para anggota OSIS melihat tingkahku.

"Kalian ini, udah kaya pacaran aja tau ga" ucap Kak Zee tertawa.

"Iya Fio kamu kayak pacaran sama Freya" kini Kak Indah berbicara.

"Ah mana ada, orang Freya adik aku"

Untung CeFio masih ngaku kalo aku adiknya—bukan berarti aku berharap lebih!

Pulang pun tiba, aku menyuruh CeFio untuk pergi terlebih dahulu. Katanya dia mau menunggu, tapi aku menolaknya, aku beralasan ingin mandiri agar tidak bergantung padanya terus, ya walaupun kebutuhan aku ditanggung CeFio sihh.

Aku melangkahkan kaki menuju toilet terlebih dahulu, mengusap-usap leherku, beruntung kini tanda itu mulai memudar tidak seperti pagi tadi. Lalu kembali menuju gedung basket, ternyata didalam sini sangat besar, ada tribun yang mengelilingi nya.

Di pinggiran lapangan aku melihat beberapa murid sedang mengecek peralatan latihan, Aku menghampiri mereka.

"Selamat siang"

Salah satu dari mereka berbalik. "Siang, kamu yang mau daftar basket?" ucapnya tegas.

Waduh dingin banget nih orang, apa ini ketuanya?

"Iya Kak aku Freyana Tamara A" ucapku menjulurkan tangan.

"Oh gitu salam kenal, aku Gita dan kapten tim basket" dia menjabat tanganku.

"Latihan nya hari apa aja Kak?"

"Selasa sama kamis"

"Oh jadi besok aku udah mulai latihan ya?" tanyaku, Kak Gita hanya mengangguk.

"Kalo gitu aku bantu beres-beres kak"

"Eh gausah biarin yang lain aja kan kamu baru masuk"

"Gapapa kak sekalian kenalan hehe"

"Yaudah kamu bantuin mereka disana" ucapnya menunjuk dua murid merapihkan peralatan. Aku mengangguk dan memghampiri mereka.

Setelah melakukan kegiatan tadi, kami memutuskan untuk pulang.

"Aku sama Kak Gita pulang dulu ya Fre"

"Iya Man" dia adalah Amanda, teman baruku sekaligus teman basket.

"Ini taxi pada kemana sih dari tadi ga ada yang lewat". Iya saat ini aku sedang duduk di halte menunggu taxi untuk pulang.

"Belum dijemput Fre?"

"Eh Ella, engga aku ga mau ngerepotin CeFio jadi naik taxi aja"  Gabriella, teman baruku juga, dia satu kelas dengan Amanda yang berada di X IPS 2.

"Mana ada taxi jam segini udah mau gelap, bareng aku aja yuk?"

Aku mengedarkan pandanganku sekilas. Iya sih dari tadi ga ada yang lewat juga.

"Ga ngerepotin nihh?"

"Engga Freeyyy udah buruan" ucapnya tersenyum lebar menampilkan giginya, itu adalah cirikhas Ella!

Aku bergegas melangkah menuju motor Ella.

Kamu Milikku FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang