Bab 20 Rencana

1.6K 160 11
                                    



Kemarin, setelah memakan ayam bersama CeFio, aku memutuskan untuk tidur lebih awal karena sedikit lelah. Dan kalian tahu? CeFio tidak mau berpisah ranjang denganku ketika aku meminta untuk tidur di kamarnya sendiri.

Dengan berat hati aku menerimanya, yah walaupun sebenarnya aku tidak masalah jika CeFio tidak macam-macam denganku. Akhirnya aku membuat peraturan tidak tertulis untuk CeFio.

1. CeFio ga boleh cium-cium sembarangan harus izin dulu.

2. Ga boleh asal peluk harus izin dulu.

3. Kalo mau tidur bareng harus izin dulu ga boleh asal masuk kamar aku.

4. Intinya semuanya atas izin dari aku titik.

Itu adalah aturan yang aku katakan padanya kemarin. Dengan memasang wajah cemberut CeFio mengangguk menyanggupinya.

Dan kemarin saat ia meminta izin kepadaku untuk memeluk ketika tidur, aku tidak mengizinkannya. Aku tidak peduli jika CeFio marah, itu adalah hukumannya.

TAPI!!!

Saat aku bangun di pagi hari. Aku merasa tubuhku hampa, entah mengapa. Padahal tidurku terbilang cukup, bahkan lebih!. Biasanya saat bangun, aku merasakan tubuhku segar dan mendapat pelukan hangat dari CeFio yang berada di sebelahku. Tapi pagi ini tidak karena aku yang tidak mengizinkannya.

TUNGGU?? KENAPA AKU SEPERTI MENGHARAPKANNYA?!?! ENGGAK INI SAMA SEKALI GA MUNGKIN!.

"Fre?".

"Kenapa Ce?".

"Udah sampe, kamu ga mau turun?".

Sedari tadi aku melamunkan hal yang tidak penting! Sampai aku tidak sadar, kami berdua telah sampai di parkiran sekolah.

"Eh iya ini mau turun".

"Kamu kalo masih sakit izin aja ke uks, mau aku izinin?".

Tuhann, jika kami bukan saudara mungkin aku akan menikahinya!!! Sudah seperti Bidadari saja CeFio ini, baik, cantik, perhatian dan juga lembut—dalam arti perlakuannya!.

"Eh enggak aku udah sehat kok, kalo gitu aku duluan ya Ce".

Aku pergi meninggalkan CeFio yang masih berada di dalam mobil, mengambil berkas yang berada di kursi belakang. Sibuk banget jadi OSIS. Saat menelusuri lorong tiba-tiba tanganku ditarik seseorang menuju arah yang berlawanan.

"Flo kita mau kemana?". Tanyaku.

"Kantin, temenin aku makan".

Baiklah aku hanya perlu mengikuti permintaanya saja agar si mungil Flora ini tidak melakukan kekerasan bukan?.

"Kamu mau makan apa?". Tanya Flora.

"Enggak aku udah sarapan". Flora mengangguk lalu pergi meninggalkanku di meja kantin sendiri.

Saat sedang asik memainkan ponselku, tiba-tiba datang dua sosok yang aku kenal.

"Udah lama Fre?".

"Baru dateng Shel".

"Flora mana?".

"Masih pesen Del".

"Sayang kamu mau makan?". Tanya Adel pada Ashel.

Dih.

"Kamu pesen aja nanti kita makan berdua".

Dih dih dih dih dih.

Flora kembali dengan membawa sepiring siomay dan air putih dingin di tangannya.

"Kalian baru nyampe?". Flora bertanya pada DelShel. Mari kita singkat saja agar lebih mudah.

Kamu Milikku FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang