Bab 19 Pertemuan Singkat

1.6K 168 14
                                    



"Emang kita mau beli apa aja Bun?"

"Sayur-sayuran, buah sama susu aja sih sebenernya".

"Terus kenapa ga bawa keranjang aja? malah bawa troli gede banget".

"Kan Bibi masaknya juga buat Pak Dion, Mang Ujang juga sayang, jadi belinya banyak".

"Ooohh". Aku mengangguk.

Sembari menelusuri rak yang diisi sayur-sayuran dengan rapi, aku menuju deretan rak sebelah yang berisikan banyak snack dan juga sangat lengkap.

Aku meraih keripik pedas kesukaanku dan menyodorkan pada Bunda. "Bun aku mau ini yaa".

"Ga boleh! baru juga sembuh!".

"Tapi Bun-".

"Ga ada tapi-tapian Freyana!".

Bibirku melengku kebawah. "Yaudah dehh".

Setelah selesai membeli semua kebutuhan kami berdua menuju kasur untuk membayar.

Terlihat ada ayam krispy yang sangat menggiurkan jika dilihat. "Bun kalo itu boleh?". Ucapku menunjuk ayam itu yang berada di etalase kasir.

"Iya boleh sekalian buat Cece kamu juga".

"Hah kenapa buat CeFio juga?".

"Ya masa yang makan kamu doang, Cece kamu juga biar adil".

Emang bener CeFio udah jadi anaknya Bunda sekarang sekaligus pacar—Cece aku!. "Iya-iya".

Aku dan Bunda berada di mobil, setelah selesai menyusun sayur, buah dan beberapa kotak susu. "Kita mampir ke toko ya". Ucap Bunda.

"Ngapain Bun?".

"Mau liat-liat aja sekalian bantu jaga, biasanya jam segini rame-ramenya". Bunda juga sering mengunjungi toko, katanya bosan di rumah saja lebih baik mencari kegiatan seperti membantu toko di jam-jam ramai pengunjung.

Saat masih memainkan ponselku aku melihat pukul tiga sore, yang artinya saat ini pasti sedang ramai dengan anak sekolah yang baru saja pulang, mampir untuk membeli berbagai macam pilihan kue di toko atau memilih duduk di sana dan mengerjakan tugas mereka.

Sekarang di toko kami menyediakan meja dan kursi untuk bersantai, ada juga single seat yang mengarah ke luar dinding kaca. "Bun aku mau bantu juga boleh?".

"Kamu ga boleh aktivitas dulu baru juga sembuh, mending duduk di sana aja".

"Yaudah iya".

Aku dan Bunda memasuki toko dengan pintu yang berbeda, Bunda yang lewat pintu belakang dan aku yang masuk dari pintu utama. Benar saja, saat masuk hampir semua kursi terpenuhi oleh pelajar dari sekolah-sekolah yang berbeda, tersisa dua single seat yang berada di pojokan.

Dengan cepat aku menuju kasir untuk memesan, untunglah disana sudah ada Bunda jadi aku tidak perlu mengantri, hehe. Ini namanya privilage!. "Bun aku mau kue dong, sama es kr-".

Dengan cepat Bunda memotongku. "Air putih aja!".

"Ih iya-iya". Bunda kenapa sih marah-marah mulu.

"Aku duduk di sana Bun". Ucapku menunjuk single seat yang berada di pojokan. Lalu aku berjalan menuju tempat itu.

Setelah aku duduk, kursi yang berada di sampingku diisi oleh siswi yang baru saja memesan dengan membawa mille crepes di tangannya. Tak lama, datang pelayan toko membawa semangkuk es krim dan memberikannya pada siswi itu.

Ini kan seragam sekolahku, kok kayak kenal ya? sapa aja deh.

"Halo".

Dan saat siswi itu menoleh. "Jessi?". "Freya?". Ucap kami bersamaan.

Kamu Milikku FreyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang