Aku segera berlari mengejar Marsha. Beruntung ia masih berada di tangga menuju ke bawah."Sha tunggu". Aku menahan tangannya.
"Maaf Fre aku ga-".
"Sshhtt udah jangan bahas itu. Aku cuma mau kamu jangan bilang siapa-siapa".
"Iya-iya tenang aja".
"Kalian mau ke mana?". Kami menoleh ke sumber suara itu.
"Eh Flora, mau liat-liat villa sih, ya kan Sha?". Aku menoleh ke arah Marsha dan mengedipkan mataku.
"Iya Flo kita mau keliling". Jawab Marsha.
"Kalo gitu ayo biar aku tunjukin ada apa aja di sini".
Lalu kami bertiga mengelilingi Villa yang sangat luas ini. Mulai dari area depan, ada beberapa pohon mangga dan pohon tinggi lain yang berada di pinggiran sehingga terlihat teduh, tidak ada yang spesial di sini.
Tapi saat kami kembali dan menuju belakang villa, ada kolam berbentuk persegi panjang dan kolam berbentuk persegi yang lebih dangkal di sebelahnya, mungkin untuk bersantai, pikirku.
Tak jauh dari kolam itu ada gazebo yang terbuat dari kayu.
"Enak juga ya nyantai di sini". Ucapku merebahkan diri di gazebo bersama mereka berdua.
Mungkin karena udara yang sejuk dan nyaman, kesadaranku menurun dan mulai mengantuk.
Aku mengerjapkan mata beberapa kali sampai akhirnya aku menyerah, sudah tidak tahan lagi dan memejamkan mata.
"Fre..".
"Freya...".
"Freyana!".
Aku terbangun dari tidur ku karena mendengar teriakan yang memanggilku.
"Enak banget ya tidurnya?".
"Hm CeFio?".
"Iya aku".
"Sekarang jam berapa Ce?".
"Udah sore jam tiga".
Aku membuka mataku penuh karena terkejut. "Hah?".
Aku menoleh ke kanan dan kiri tetapi tidak menemukan keberadaan Marsha dan Flora.
"Marsha sama Flora kemana?".
CeFio mengendikkan bahunya. "Aku ke sini aja cuma liat kamu".
Hadehh mereka pasti ninggalin aku.
"Udah kamu mandi dulu sana". Aku hanya mengangguk dan berjalan mendahuluinya.
"CeFio ga mau mandi bareng?". Ucapku bercanda.
"Ayok". Jawabnya.
Seketika aku menghentikan langkahku dan CeFio berhenti di depan ku.
"Tapi sayang banget aku udah mandi, lain kali aja deh". Ucapnya tersenyum lalu kembali berjalan.
Hei aku hanya bercanda!.
Memang pilihan yang salah jika menggoda manusia seperti CeFio ini. Beruntung ia sudah melakukannya. Jika tidak, mungkin hal itu benar-benar terjadi.
Sekujur tubuhku merinding saat membayangkan kami berdua mandi bersama. Aku bergegas menuju atas untuk bersih-bersih.
Kamar mandi di villa ini hanya ada tiga, satu di bawah dan dua di atas. Aku masuk ke dalam kamarku terlebih dahulu untuk mengambil pakaian ganti.
Tok tok tok....
"ADA ORANGNYA". Itu adalah suara Ashel.
Aku memutar badanku menuju sebrang. Pintunya terbuka sedikit, itu artinya tidak ada orang, pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku Freyana
FanfictionBercerita tentang Freyana yang memulai hidup barunya dengan keluarga baru, apakah dia mampu beradaptasi dengan mereka? - - - - - Cerita ini hanya karangan fiksi belaka dari penulis pemula, jadi mohon bantuannya.