Chapter 6

75 12 0
                                        

Setelah Penyusupan

Sinero kali ini dihadapkan
oleh Koken, Tisya dan Yumila yang menatapnya dengan tajam.

"Maju kalian!" seru Sinero sambil menyeringai.

Koken dan Tisya melancarkan serangan bersama ke arah Sinero. Namun, Sinero dengan mudah memblokir serangan mereka berdua. Lalu, ia menghempaskan mereka hingga terdorong ke belakang. Mereka terkejut oleh kekuatan Sinero yang meningkat drastis.

"Lemah sekali kalian!" ujar Sinero dengan nada sombong.

"Sialan kau!" teriak Koken, lalu dengan cepat ia maju menyerang Sinero dari depan dengan tusukan tombaknya.

Namun, Sinero berhasil menangkis serangan itu dengan menangkap gagang tombak Koken dengan kedua tangannya. Lalu, ia mulai berputar, mempertahankan cengkeramannya pada tombak Koken. Koken, yang masih menggenggam tombaknya, mengikuti gerakan Sinero. Kemudian, dengan satu gerakan yang penuh kekuatan, Sinero melepaskan tombak Koken dalam putaran, menyebabkan Koken terlempar dan menabrak beberapa orang yang sedang bertarung.

"Koken!" seru Tisya cemas, melihat Koken yang menerima serangan dari Sinero.

"Ada apa? Sekarang giliranmu." ujar Sinero dengan senyuman penuh kepuasan.

Tisya menatap tajam Sinero. Lalu, mulai menyerang Sinero dengan serangkaian tebasan.

Tetapi, Sinero mampu menghindari serangan yang dilancarkan oleh Tisya. Tanpa diduga, Sinero dengan cepat menjangkau dan menangkap pergelangan tangan Tisya dengan tangan kirinya. Ekspresi keterkejutan melintas di wajah Tisya saat ia menyaksikan hal tersebut.

Sinero dengan cepat mencengkram leher Tisya dengan tangan kanannya yang kuat. Dengan keangkuhannya, ia mengangkat Tisya dari tanah.

"Kalian semua memang lemah. HAHAHAHAHA!" Sinero tertawa sambil mencengkram leher Tisya dengan penuh keangkuhan. Namun, tiba-tiba, sebuah anak panah menusuk di samping bahu kirinya.

Sinero menghentikan tawaannya dan menatap anak panah yang menancap di bahu kirinya."Hanya anak panah," ucapnya sambil tersenyum sinis.

Namun, tiba-tiba Sinero merasa pusing yang menusuk dan terpaksa melepaskan cengkramannya dari leher Tisya. Tubuhnya mulai terhuyung-huyung, dan akhirnya dia jatuh tersungkur ke tanah. Ternyata, anak panah yang menusuk bahu Sinero telah diracuni.

Semua pasukan berjubah yang menyaksikan kekalahan Sinero segera melarikan diri. Namun, secara mengejutkan, pasukan kerajaan muncul dan menahan Sinero beserta sisa pasukan berjubah yang masih hidup.

Sementara sebagian orang menyaksikan, bahwa yang meluncurkan anak panah ke bahu Sinero dari bangku penonton adalah Adara.

"Bu Adara!" seru para murid yang melihatnya.

Adara mendatangi murid-muridnya yang telah bertarung.

"Apakah kalian semua baik-baik saja?" tanya Adara.

"Ya, kami baik-baik saja Bu Adara," jawab para.

Para anggota Prota mulai berkumpul di tengah arena untuk.

"Apakah Bu Adara yang memanggil bala bantuan?" tanya Koken.

"Tidak, sebelumnya saya ada urusan yang penting di kerajaan Suba. Ketika saya di sana, tiba-tiba kerajaan timur mendapatkan kabar dari sekolah Fuso. Saat saya mendengar berita tersebut, saya langsung bergegas pergi ke sekolah dengan beberapa pasukan dari kerajaan timur," jawab Adara.

"Jadi siapa yang melakukannya?" tanya Tisya, membuat semua orang mempertanyakan hal itu.

"Saya juga tidak tahu," jawab Adara.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang