Setelah Turnamen Berakhir
Ruang rapat Logerand dipenuhi ketegangan.
"Siapa yang telah menggagalkan rencana kita untuk menghancurkan sekolah Fuso dan menculik beberapa anggota bangsawan di sana?" tanya Trites, Ketua dan Kursi Pertama di Logerand dengan nada marah dan kecewa.
"Ya, kita sudah kehilangan banyak pasukan," kata seorang pria bernama Koda, anggota Logerand Kursi Kedua, dengan nada serius.
"Bahkan Il sudah mati, penelitiannya hancur, dan sandera kita hilang," tambah seseorang bernama Zito, anggota Logerand Kursi Keenam.
"Semua hasil penelitiannya terbakar habis, dan si Armor itu menghilang tanpa jejak," ujar seorang wanita Niola, anggota Logerand Kursi Kelima.
"Mungkin dia disandera atau sudah mati," kata seorang pria bernama Vio, anggota Logerand Kursi Ketiga.
"Aneh, bukankah semua bangsawan dan anggota Prota berada di arena?" tanya Niola, penuh rasa ingin tahu.
"Menurutku, tidak semua anggota Prota dan bangsawan ada di arena," jawab Zito.
"Tapi siapa yang tahu bahwa kita melakukan penyerangan?" tanya Koda, suaranya penuh keraguan.
"Ya, seolah ada seseorang yang sudah tahu tentang rencana kita," ucap Vio.
Keheningan menyelimuti ruangan. Semua tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Akhirnya, Trites berdiri dengan tegas.
"Rapat kita cukup sampai di sini. Fokus kita sekarang adalah pada bisnis. Kita bubar untuk sementara," ujar Trites sebelum beranjak keluar dari ruangan, meninggalkan anggota Logerand lainnya dalam diam.
Sementara itu, sebagian anggota Logerand tetap berada di dalam ruang rapat.
"Jika aku bertemu dengan orang itu, maka aku akan menghancurkan setiap tulangnya sebelum membunuhnya," ucap Zito dengan menyeringai kejam.
"Bahkan jika kau bisa, mungkin orang itu tidak bisa dianggap remeh," sela Vio.
"Ya, tapi itu akan menyenangkan, bukan?" tanya Koda, menyeringai.
"Seperti biasa," jawab Niola, nada suaranya datar namun penuh arti.
"Lagipula, orang tersebut sudah memilih jalur yang salah karena dia tidak tahu bahwa Logerand adalah salah organisasi terbesar dan juga ditakuti," ujar Zito dengan nada penuh keyakinan.
"Kalian terlalu percaya diri, padahal kita tidak tahu siapa lawannya," kata Vio, tersenyum tipis.
"Aku menantikan untuk bertemu dengannya," ujar Koda dengan seringai yang semakin lebar.
Semua anggota Logerand yang masih di ruang rapat pun bergegas meninggalkan ruangan.
Di arena sekolah Fuso, suasana sedang ramai
"Koken berhasil!" seru Dina dan Sira sambil melompat kegirangan.
"Tentu saja hasilnya akan seperti ini," ujar Gauri sambil tersenyum puas.
"Aku tahu bahwa Koken bisa melakukannya," kata Tisya dengan senyum bahagia.
"Iya," ujar Yumila sambil tersenyum pula.
Namun, kegembiraan mereka terputus ketika Soza mengambil alih perhatian. "Harap tenang semuanya! Saya punya pengumuman penting."
Semua segera diam dan memusatkan perhatian pada Soza.
"Saya ingin mengumumkan bahwa penyerahan gelar Alpha akan diadakan dalam tiga hari, dan dua hari sekolah akan libur. Itu saja yang dapat saya sampaikan, kalian boleh bubar dan pulang," kata Soza.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
ActionIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...