Chapter 28

81 6 0
                                    

Sosok Terkuat

Koken bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Aro, diikuti oleh anggota OSIS lainnya.

"Sekarang banyak sekali wanita yang mengelilingimu," ujar Aro sambil tersenyum lebar.

"Ya, tapi mereka semua adalah teman-temanku. Mari aku perkenalkan, ini adalah guruku, namanya Aro," kata Koken sambil bangga memperkenalkan gurunya kepada teman-temannya.

Semua anggota OSIS segera memperkenalkan diri. Namun di sisi lain, Tisya, Yumila, dan Gauri tidak bisa menyembunyikan keheranannya.

"Apakah benar kamu Aro?" Tisya bertanya dengan suara yang penuh kepastian.

"Ya, betul. Senang bertemu kalian," jawab Aro dengan ramah.

"Wah, jadi kamu salah satu pahlawan dari insiden dua tahun lalu?" tanya Tisya, matanya berbinar dengan penuh kekaguman.

"Kabar itu ternyata tersebar luas, bahkan ke luar istana. Sungguh suatu kehormatan bagi saya," sahut Aro.

"Tidak disangka, Koken ternyata belajar langsung dari Aro," ujar Yumila dengan tatapan takjub.

"Ini sungguh luar biasa," seru Gauri setuju.

"Hebat sekali," serentak Dina dan Sira.

"Guruku memang luar biasa, meskipun terkadang tidak bisa membaca suasana hati," tambah Koken sambil tersenyum.

"Meskipun begitu, sebenarnya saya bukanlah satu-satunya yang menyelamatkan banyak orang pada insiden tersebut. Ada seseorang yang menurut saya layak dianggap sebagai pahlawan sejati," kata Aro dengan penuh penghargaan.

"Ketika kami berlatih, guru sering menceritakan tentang orang itu. Meski saya tidak mengenalnya, namun saya merasa dia benar-benar hebat," sambung Koken.

"Siapa dia?" tanya Gauri penasaran.

"Akan lebih baik jika namanya rahasiakan," jawab Aro dengan bijaksana.

"Tapi bolehkah Anda menceritakan kepada kami apa yang telah Anda ceritakan kepada Koken tentang orang tersebut?" tanya Tisya dengan penuh semangat.

"Tentu saja, tapi sebaiknya kita langsung bertemu dengan orang yang lebih mengetahuinya. Mari kita pergi!" ajak Aro, mengundang mereka semua untuk mengikutinya.

Semua anggota OSIS dan Gauri dengan antusias setuju. Mereka mengikuti langkah Aro, siap untuk mendengarkan kisah menarik tentang orang misterius itu.

Saat mereka memasuki hutan dan mendekati tepi sungai, sosok berdiri di depan mereka, tampak hanya dari belakang. Aro dan yang lainnya menghentikan langkahnya.

"Lama tidak bertemu, Wilmo. Sudah berapa lama kau menunggu?" tanya Aro sambil tersenyum.

Wilmo membalikkan tubuhnya untuk menatap Aro. "Tidak terlalu lama, tapi apa kau juga mengundang mereka?" tanyanya dengan nada heran.

"Aku perkenalkan, inilah muridku Koken dan mereka adalah sahabat-sahabatnya." Jelas Aro sambil memperkenalkan.

"Baiklah. Jadi, kenapa kau memanggilku ke sini?" tanya Wilmo.

"Tidak ada basa-basi seperti biasanya," sahut Aro, senyumnya terukir lebar.

Aro melangkah menuju sebatang pohon besar. Saat sampai di bawahnya, ia duduk dengan santai. "Ini akan jadi cerita panjang, ayo duduk dulu!" ajaknya.

Mereka semua mengikuti dan duduk di bawah pohon yang sama dengan Aro.

"Aku ingin kau ceritakan tentang orang yang kau maksud dalam insiden dua tahun lalu!" ujar Aro dengan serius.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang