Turnamen Sekolah Fuso
"Sebaiknya kita cepat," ujar Reiga.
"Eh? Baiklah," sahut Adara, sedikit terkejut namun segera mengangguk.
Adara pun melangkah cepat menuju kereta kuda yang sudah menunggu.
"Maaf jika kereta kudanya masih agak kotor, Bu Adara," ujar Reiga.
"Tidak apa-apa, ini nyaman untukku. Justru aku harus berterima kasih," jawab Adara dengan senyum tulus.
"Baiklah, mari kita berangkat," kata Reiga, memacu kereta kudanya.
Kereta kuda itu melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah.
"Zas, bisakah kau ceritakan padaku tentang ini? Bagaimana Reiga bisa menjinakkan kuda itu?" tanya Kavila dengan rasa ingin tahu.
"Tentu, tapi sebaiknya kita masuk ke ruang tamu dan duduk. Ceritanya cukup panjang dan menarik," jawab Zas sambil mengajak Kavila masuk.
Di dalam perjalanan.
Di tengah perjalanan mereka, Adara memandang Reiga dengan rasa ingin tahu, "Bagaimana kamu bisa mendapatkan kereta kuda ini?" tanyanya.
"Aku dan Zas hanya memperbaiki kereta kuda di panti asuhan yang sedikit rusak," jawab Reiga.
"Ah, aku mengerti," ucap Adara sambil mengangguk.
Tidak lama kemudian, Reiga bertanya, "Apakah Bu Adara tahu penyebab di balik insiden duel antara Koken dan Sinero?"
Adara memikirkan jawabannya sejenak, "Saya tidak memiliki informasi pasti, tetapi ada rumor bahwa Sinero terlibat dalam perdagangan gelap. Peneliti masih mencari tahu lebih lanjut tentang cairan misterius yang dibawanya."
"Dan apa efek dari cairan tersebut?" tanya Reiga.
"Itu juga masih sedang dicari tahu," jawab Adara.
Reiga mengangguk paham, "Aku khawatir dengan kemungkinan adanya organisasi yang berusaha merusak kerajaan melalui jalur perdagangan gelap. Siapa tahu apa yang mereka rencanakan dengan cairan tersebut? Mungkin ada yang menciptakan varian baru yang lebih berbahaya."
Adara terkejut mendengar ucapan Reiga, "Kau benar, itu bisa terjadi. Tapi sungguh mengejutkan mendengarmu mengungkapkan hal seperti itu. Bahkan murid Prota sekalipun jarang sekali bicara sejauh ini."
"Bu Adara terlalu melebih-lebihkan. Orang-orang di sekolah mungkin sudah ada yang berpikir jauh ke depan," ujar Reiga.
Adara tersenyum, "Benarkah? Baiklah, untuk saat ini, saya akan menerima kerendahan hatimu, Reiga."
"Untuk saat ini?" tanya Reiga, sedikit bingung.
"Ya, untuk saat ini. Tapi, entah kenapa aku ingin berbicara dengan Reiga lebih lama," kata Adara sambil tersenyum.
Setelah beberapa waktu, Reiga dan Adara akhirnya tiba di tujuan.
"Maaf Bu Adara, tapi saya hanya bisa mengantarkan sampai di sini saja," ucap Reiga.
"Tidak apa-apa aku mengerti, jarak Sekolah juga tidak jauh lagi dari sini. Terima kasih atas bantuannya, Reiga," kata Adara dengan tulus.
"Baiklah, saya akan pergi sekarang. Hati-hati di jalan, Bu Adara!" ucap Reiga.
"Iya, kamu juga, Reiga!" balas Adara dengan tersenyum.
Reiga pun melangkah kembali ke panti asuhan, sementara Adara melanjutkan perjalanan menuju sekolah Fuso.
Beberapa hari kemudian, hari di mana turnamen dimulai.
Suasana sekolah Fuso dipenuhi antusiasme karena turnamen sekolah akan segera dimulai. Di pagi itu, semua peserta turnamen sibuk bersiap-siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
ActionIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...