Chapter 8

66 10 0
                                    

Kereta Kuda

"Bu Adara!" seru Reiga.

Sekarang, Reiga dan Adara saling bertatapan, membuat semua orang di ruang makan ikut memperhatikan mereka.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Kavila, mencoba memecah keheningan.

"Tentu saja," jawab Adara sambil tersenyum. "Reiga adalah murid di sekolah Fusou, dan aku adalah wali kelasnya," lanjutnya

"Kebetulan sekali ya," kata Zas, tersenyum.

"Meskipun aku tahu Reiga adalah murid dari sekolah Fuso, tetapi aku tidak menyangka kalau Adara adalah wali kelasnya," tambah Kavila.

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan makan siangnya," ujar Reiga.

Semua orang di ruang makan setuju dan kembali menikmati hidangan mereka, suasana menjadi lebih hangat dan nyaman.

"Ada yang berbeda dengan makanannya," kata Adara, setelah memakan satu suapan.

"Ini adalah masakan yang dibuat oleh Reiga," jawab Riri.

"Dan tentu saja kami juga membantu," tambah Rara sambil tersenyum.

"Ini sangat enak," puji Kavila, menikmati setiap suapannya.

"ENAK!" seru semua anak-anak serempak, wajah mereka berseri-seri.

"Masakan Kakak, Kak Rara dan Kak Riri memang selalu enak," kata Yoan dengan senyuman lebar.

"Itu benar," kata Adara sambil tersenyum, mengangguk setuju.

"Ini juga berkat bantuan dari Rara dan Riri. Mereka benar-benar memiliki banyak pengetahuan soal memasak," ujar Reiga, memuji Rara dan Riri dengan tulus.

"Kami tidak begitu hebat kok," ucap Rara sambil tertawa malu-malu.

"Reiga juga hebat. Kami berdua juga terkejut tentang pengetahuan Reiga yang begitu luas soal memasak," tambah Riri.

"Pokoknya kalian bertiga memang hebat," kata Adara dengan senyuman hangat.

Setelah itu, semua orang di sana mulai makan hingga selesai. Usai makan, mereka segera kembali bekerja, sementara anak-anak melanjutkan bermain dengan riang.

"Baiklah kalau begitu, aku harus kembali bekerja dulu, terima kasih atas makanannya," kata Zas, lalu bangkit dari kursinya dan meninggalkan ruang makan.

Rara dan Riri segera mengambil piring dan gelas yang sudah dipakai.

"Kalau begitu, kami juga akan pergi," kata Rara sambil tersenyum.

"Kami permisi dulu," tambah Riri.

Setelah Rara dan Riri pergi, Kavila berdiri dan mengajak anak-anak untuk membersihkan diri.

Setelah Rara dan Riri pergi, kini Kavila juga pergi membawa anak-anak untuk membersihkan diri.

"Kalian berdua, silakan tunggu di ruang tamu dulu!" seru Kavila kepada Reiga dan Adara sebelum membawa anak-anak keluar.

Kini hanya ada Reiga dan Adara di ruang tamu. Suasana di sana sangat canggung dan sunyi.

"Reiga!" Adara memecah keheningan, memanggil dengan nada lembut.

"Iya, Bu Adara?" sahut Reiga.

"Apakah kita pernah bertemu sebelum kamu sekolah di Fuso?" tanya Adara, keraguan terselip dalam nadanya.

"Mungkin pernah," jawab Reiga, memberikan jawaban yang tidak memberi kepastian.

"Kamu mengingatkanku pada seseorang," kata Adara dengan suara yang mengandung kerinduan.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang