Panti Asuhan
Turnamen sekolah akan dimulai dalam satu minggu. Dalam seminggu yang akan datang, semua murid dilepaskan dari rutinitas kelas mereka. Sementara fakultas dan staf sibuk merancang persiapan turnamen.
Di tengah keramaian pasar, Reiga melangkah ke toko bahan makanan. Ia mencari bahan-bahan yang diperlukannya.
Setelah memperoleh semua yang dia inginkan, Reiga melanjutkan perjalanannya pulang, membawa belanjaannya.
Namun, di tengah jalan, suara tawa riang anak-anak yang sedang bermain mengundang perhatiannya. Seketika itu juga, ingatannya mengingatkannya pada janjinya dengan Yoan, Mayi dan Lila.
Aku harus menemui mereka. Batin Reiga sambil berbalik arah, menuju ke panti asuhan.
Di depan gerbang panti asuhan, Reiga mengangkat tangannya dan mengetuk pintu, menunggu dengan sabar. Setelah beberapa saat, pintu terbuka dan Kavila muncul di baliknya.
"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Kavila, menyambut kedatangan Reiga dengan ramah.
"Ya, maaf kalau mengganggu. Aku hanya ingin mengunjungi Yoan, Mayi dan Lila. Apakah itu diperbolehkan?" tanya Reiga sopan.
"Tentu saja, silahkan masuk!" jawab Kavila dengan senyum, mempersilahkan Reiga masuk.
"Terima kasih," ucap Reiga sambil melangkah masuk ke dalam panti asuhan.
Kavila dengan ramah mengantarnya ke ruang tamu.
"Silahkan duduk! Saya akan pergi dulu untuk memanggil Yoan, Mayi dan Lali." Kata Kavila dengan senyum hangat.
"Baiklah," jawab Reiga.
Setelah beberapa saat, Reiga mendengar suara langkah kaki kecil yang berlari mendekat. Ia segera menoleh ke arah suara itu.
"KAK REI!"
Tiga sosok anak kecil menerjangnya dengan pelukan hangat. Ternyata, mereka adalah Yoan, Mayi, dan Lila, dengan wajah-wajah ceria.
"Kak Rei kami merindukanmu!" seru mereka serempak, mata mereka bersinar dengan kebahagiaan.
"Kak Rei juga merindukan kalian," jawab Reiga.
Setelah beberapa saat menikmati pelukan hangat itu, Yoan, Mayi, dan Lila perlahan melepaskan pelukan mereka.
Setelah melepaskan pelukan mereka, Yoan melihat ada suatu bungkusan di tangan Reiga.
"Apa yang kak Rei bawa?" tanya Yoan sambil menunjuk bungkusan itu.
"Oh, ini hanyalah beberapa bahan-bahan makanan," jawab Reiga.
"Apakah Kak Rei akan memasak untuk kami?" tanya Mayi dengan penuh harapan, matanya berbinar.
"Wah aku sangat ingin memakan masakan Kak Rei lagi!" seru Lila sambil tersenyum lebar.
"Aku juga," kata Yoan dengan semangat.
Melihat hal itu, Reiga segera mendekati Kavila.
"Kak Kavila, bolehkah aku membantu memasak untuk semua orang di panti asuhan ini?" tanya Reiga.
"Tentu saja," jawab Kavila sambil tersenyum hangat.
Kavila kemudian berbicara dengan Yoan, Mayi, dan Lila.
"Yoan, Mayi, Lila, pergilah ke ruang makan!" seru Kavila dengan lembut.
"Baiklah," jawab mereka serempak, lalu segera berlari menuju ruang makan dengan penuh keceriaan.
Kavila berbalik ke arah Reiga dan berkata, "Kalau begitu, mari kita pergi ke dapur!"
"Baiklah," balas Reiga sambil mengikuti Kavila ke dapur.
![](https://img.wattpad.com/cover/356736553-288-k561758.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
حركة (أكشن)Ini adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...