Pertemanan Tak Terduga
Sementara itu Reiga dan Ogen sedang berada di pasar untuk membeli persediaan makanan untuk panti asuhan.
"Jadi, apa yang kita prioritaskan pertama kali?" tanya Ogen, memecahkan kebuntuan.
"Kita beli susu saja," jawab Reiga.
"Hah? Kenapa tidak sekallian beli daging dan sayur saja?" tanya Ogen dengan heran.
"Kalau masalah itu kita bisa tangkap ikan, dan untuk masalah sayur aku sudah ada," jawab Reiga.
Ogen mengangguk. "Terserah kau saja," ucapnya.
Keduanya mulai membeli susu dan kemudian bermaksud menuju ke sebuah sungai. Namun, di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan sosok tak terduga, anggota OSIS dari sekolah mereka.
"Ternyata Ogen, sepertinya kau mulai berubah ya," ucap Yumila.
"Itu bukan urusanmu," balas Ogen.
"Reiga, kenapa kau bisa bersamanya?" tanya Koken.
"Ceritanya sangat panjang. Tetapi kami hanya saling membantu," jawab Reiga.
Koken sedikit terkejut. "Jarang sekali hal seperti itu bisa terjadi. Aku selalu melihat Ogen jalan sendirian. Kupikir dia tidak punya teman, tapi setelah aku pikir-pikir lagi, ternyata aku tahu bahwa bukan itu alasannya," komentarnya.
"Sudahlah semuanya, tidak baik berkata seperti itu," kata Tisya.
"Aku tidak masalah, karena aku juga tidak peduli. Ayo Reiga kita tidak punya banyak waktu!" seru Ogen, segera meninggalkan anggota OSIS.
"Kalau begitu aku permisi dulu," kata Reiga pamit kepada anggota OSIS.
Reiga dan Ogen meninggalkan anggota OSIS dan mulai melanjutkan perjalanannya.
"Ini benar-benar tak terduga," kata Tisya.
"Ya, langka melihat Ogen seperti ini," ucap Koken.
"Lebih baik kita lanjutkan pekerjaan saja!" seru Koken.
"Ya," sahut anggota OSIS melanjutkan aktivitasnya dengan semangat.
Keesokan harinya di Sekolah.
Saat jam istirahat, Reiga duduk sendirian di kelasnya. Koken mendekatinya dan duduk di depannya, wajahnya penuh keingintahuan.
"Reiga, bagaimana kamu bisa akrab dengan Ogen?" tanya Koken penasaran.
"Aku tidak tahu, tapi aku dan dia hanya memiliki tugas yang sama," jawab Reiga.
"Tugas apa?" tanya Koken sekali lagi dengan penasaran.
"Menjaga suatu tempat," jawab Reiga.
"Tempat seperti apa itu?" tanya Koken.
"Maaf, tidak bisa memberi rincian lebih lanjut. Ogen menyuruhku merahasiakannya," jawab Reiga.
"Begitu ya," ucap Koken.
Koken mulai memikirkan sesuatu.
"Aneh, Ogen tidak pernah terlalu dekat dengan orang lain," ujar Koken.
"Benarkah?" sahut Reiga.
"Ya, dia selalu sulit untuk didekati," tambah Koken.
"Dia memang orang yang pendiam," ujar Reiga.
"Ya, seperti itulah," ucap Koken.
Saat itu, Gauri tiba-tiba datang dan menyapa Koken.
"Koken, kita makan siang bareng yuk!" ajak Gauri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
AkcjaIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...