Chapter 18

55 7 0
                                        

Penyerangan di Panti Asuhan

Setelah malam tiba, Ogen terus memantau segala arah dengan saksama.

Tiba-tiba, dia melihat delapan sosok berjubah hitam muncul dari kegelapan. Dua datang dari utara, dua dari selatan, dan masing-masing dua dari barat dan timur.

Mereka benar-benar akan menyusup. Pikir Ogen, lalu berlari secepat mungkin menuju panti asuhan.

Di dalam panti asuhan, suasana hangat dan nyaman terasa saat semua orang menikmati makan malam bersama. Namun, kebersamaan itu buyar ketika suara pintu terbuka keras, menggelegar di seluruh ruangan.

Delapan orang berjubah hitam segera muncul dari balik pintu dan mengepung mereka di ruang makan. Wajah-wajah mereka tersembunyi di balik masker, hanya mata mereka yang terlihat.

"Jangan ada yang bergerak!" teriak salah satu dari mereka, mengacungkan pedang dengan ancaman yang nyata.

"Ada apa ini?" tanya Kavila, suaranya bergetar namun tegas.

"DIAM!!!" bentak orang berjubah itu dengan suara yang menggema.

"Kalian semua, ikuti kami sekarang!" perintahnya tegas, tidak memberi ruang untuk membantah.

Anak-anak yang ketakutan segera merapat ke sisi Kavila.

Dengan hati yang berat dan penuh ketakutan, semua orang di panti asuhan akhirnya terpaksa mengikuti perintah para penyusup. Mereka digiring ke ruang mengajar yang luas, suasana mencekam menyelimuti setiap langkah mereka.

"Ambil apapun yang bisa dijual!" perintah seorang berjubah kepada rekan-rekannya yang mengenakan jubah serupa.

"Baik," sahut para anggota lainnya.

Mereka segera berpencar, menelusuri setiap sudut di dalam dan sekitar ruangan, mencari barang berharga yang bisa mereka bawa.

Sementara itu, Ogen masih berlari secepat mungkin menuju panti asuhan.

Tiba-tiba, dari arah berlawanan, dia melihat sepuluh sosok berjubah muncul, dengan tujuan jelas untuk menghadangnya.

Sementara di dalam panti asuhan, para anggota berjubah sibuk mengumpulkan sebanyak mungkin barang yang bisa dijual.

"Oi! Sepertinya kita memerlukan beberapa kuda untuk membawa semua barang ini keluar dari sini," usul salah satu dari mereka.

"Benar juga," anggukan orang berjubah yang bersama mereka.

Tak berapa lama, kedua orang itu pergi ke kandang kuda. Setelah Sampai, mereka segera mencari beberapa kuda. Namun begitu salah satu dari mereka mencoba mengendalikan seekor kuda, hewan itu tiba-tiba meronta dan sulit dikendalikan.

"Woi, cepat bantu aku! Kuda ini sulit dikendalikan," teriak orang berjubah itu.

Dengan sigap, kedua orang berjubah mencoba menahan kuda itu dengan tali kekang dari kedua sisi.

Tetapi kuda itu semakin memberontak, menendang kesana-kemari.

"Sialan!" ucap mereka dengan frustrasi.

Usaha kedua orang berjubah itu akhirnya sia-sia, dan mereka malah terkena tendangan kuda hingga terjatuh, lalu pingsan.

Akhirnya, kuda itu melarikan diri keluar dari kandang.

Sementara itu, di luar Panti Asuhan, Ogen dihadang oleh sekelompok orang berjubah.

"Rupanya ada seseorang yang muncul. Dan ternyata cuma bocah," ejek salah satu dari mereka dengan nada meremehkan.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang