Rupawan
"Bagaimana dengan keputusanmu, Ogen?" tanya Adri, mencoba memperjelas situasi.
Ogen menarik napas panjang sebelum menjawab, "Sejujurnya, aku tidak ingin pergi. Namun, ini menyangkut kerajaanku. Jadi, suka atau tidak, aku harus menerima undangan tersebut."
"Tapi..." Adri memandang ke arah Reiga, mencoba menyampaikan sesuatu.
Ogen menangkap tatapan itu. "Reiga akan ikut, jika dia bersedia," katanya dengan nada pasti.
"Tapi bagaimana?" Tanya Adri, masih penasaran.
Ogen menoleh ke arah Reiga. "Jika kau mau, kau bisa menjadi pengawalku selama pesta tersebut, Reiga," tawar Ogen.
"Itu mungkin ide yang bagus," ucap Adri, mendukung usulan Ogen.
Reiga menatap mereka berdua, kemudian mengangguk perlahan. "Jika kalian menginginkan aku ikut, maka aku bersedia," ujarnya.
Ogen dan Adri senang mendengarnya.
"Tapi sebagai seorang pengawal kau harus berpenampilan rapi," ujar Adri.
"Apakah cara berpakaian ku tidak rapi?" tanya Reiga, sedikit heran.
"Penampilanmu sudah rapi, tapi rambutmu perlu diatur lebih baik," jelas Adri.
"Benarkah?" Tanya Reiga, mencoba memahami.
"Ya, penampilan rapi adalah salah satu hal yang penting bagi seorang pengawal," jelas Adri lagi.
"Aku mengerti," sahut Reiga.
"Kalau soal ini aku akan menyerahkannya padamu Adri," kata Ogen.
"Setelah pulang sekolah, bagaimana kalau kita langsung ke rumahmu, Reiga?" saran Adri.
"Aku setuju, aku belum pernah ke rumahmu," tambah Ogen.
"Baiklah," jawab Reiga, setuju dengan rencana itu.
Setelah pulang sekolah, mereka bertiga menuju rumah Reiga. Saat dalam perjalanan, mereka memasuki hutan. Setelah berjalan sejauh seratus lima puluh meter dari awal masuk hutan, mereka akhirnya tiba di rumah Reiga. Ogen dan Adri terkejut melihatnya.
"Silahkan masuk!" sambut Reiga dengan ramah.
"Tentu," Jawab Adri dan Ogen serentak.
Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam rumah Reiga. Ogen dan Adri semakin tidak bisa-bisa berkata-kata.
"Kalian berdua silahkan duduk dulu!" pinta Reiga.
Adri dan Ogen mengangguk dan duduk di kursi kayu.
Reiga melangkah pergi ke dapur. Sementara itu, Ogen dan Adri berbagi cerita sepanjang perjalanan. Beberapa saat kemudian, Reiga kembali membawa dua gelas air dan dua roti.
"Silakan dinikmati," ucap Reiga.
"Terima kasih, Reiga," kata Adri dan Ogen serentak.
Mereka mulai menikmati hidangan yang disajikan. Reiga menunggu mereka sejenak.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk memenuhi syarat menjadi pengawal?" tanya Reiga dengan penasaran.
"Kami ingin memberikanmu seragam," jawab Adri.
"Kamu tidak perlu repot," tolak Reiga dengan ramah.
"Tapi tolong terima saja," kata Ogen dengan tulus.
Reiga terdiam sejenak, sedikit ragu.
"Kau tak perlu sungkan. Kami sungguh ingin memberikan seragam ini untukmu," ucap Adri, memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
ActionIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...