Chapter 4

94 9 0
                                    

Dimulainya Duel

Di pagi hari, sebelum matahari terbit, Reiga sudah terbangun dari tidurnya. Ia melihat anak-anak yang masih terlelap dalam tidurnya.

Reiga langsung memulai rutinitas paginya dengan berolahraga dan mandi setelahnya. Setelah bermandi dan bersiap-siap, Reiga kembali ke kamar untuk memeriksa Yoan, Mayi, dan Lila.

"Kalian sudah bagun. Sebaiknya kalian pergi mandi dulu!" ujar Reiga.

Anak-anak hanya mengangguk dan patuh mengikuti perintah Reiga, sambil melangkah menuju kamar mandi. Sementara mereka mandi, Reiga sibuk menyiapkan bahan-bahan makanan.

Akhirnya Reiga memasak sarapan pagi. Ketika semuanya telah selesai, Yoan, Mayi, dan Lila pun telah selesai merapikan diri setelah mandi dan berganti pakaian.

"Wah aromanya sangat enak, ini sup, bukan?" tanya Mayi dengan senyum cerah.

"Iya, ini benar-benar terlihat enak," sahut Lila.

"Makanan kali ini sup sayur dan roti. Kalian bertiga, silahkan duduk!" ajak Reiga.

Akhirnya, Reiga dan anak-anak duduk bersama sambil menikmati roti yang baru saja disiapkan.

"Ini sangat enak," puji Yoan sambil menikmati hidangan dengan lahab.

"Ini benar-benar enak," puji Mayi dan Lila yang menikmati rotinya.

Setelah mereka selesai makan, Reiga mulai mengajukan pertanyaan.

"Bolehkah aku tahu, kalian tinggal di mana?" tanya Reiga.

Dengan ekspresi sedih, Yoan menjawab, "Aku tidak punya tempat tinggal lagi."

"Aku juga," tambah Mayi dan Lila dengan ekspresi sedih juga.

"Maaf jika aku membuat kalian sedih," ucap Reiga.

"Tidak, justru Kak Rei yang membuat kami senang," kata Yoan tersenyum, diikuti oleh Mayi dan Lila.

"Begitu ya, syukurlah kalau begitu," ujar Reiga.

Setelah itu, Reiga berdiri dari kursinya. "Baiklah, ayo kita pergi!" ajaknya, sementara Yoan, Mayi, dan Lila mengikutinya.

Setelah tiba di lokasi, mereka melihat rumah yang besar di tengah lapangan yang luas, tidak terlalu jauh dari kerajaan. Reiga menghentikan langkahnya. "Kita sudah sampai," ucapnya.

"Ini tempat apa, Kak Rei?" tanya Yoan.

"Ini akan menjadi tempat tinggal kalian," jawab Reiga.

"Eh?" Yoan, Mayi, dan Lila terkejut. "Apa maksudnya, Kak Rei?" tanya mereka dengan ekspresi terkejut.

"Ini panti asuhan. Kalian akan tinggal di sini," jelas Reiga.

"Tapi aku ingin tinggal bersama Kak Rei," ujar Yoan sambil menangis, disusul oleh Mayi dan Lila.

"Yoan, Mayi, Lila, Kak Rei tidak bisa, karena Kak Rei harus sekolah dan bekerja. Jadi Kak Rei tidak bisa merawat kalian bertiga karena tidak ada waktu untuk melakukannya. Jadi, nanti di panti asuhan kalian bisa mendapatkan teman baru dan dirawat dengan baik. Kak Rei juga akan berkunjung jika ada waktu," ucap Reiga, mencoba menenangkan Yoan, Mayi dan Lila.

"Tapi Kak Rei janji akan mengunjungi kami," ucap Yoan sambil mengusap air matanya.

"Iya, Kak Rei pasti akan datang," tambah Reiga sambil meletakkan tangan kanannya untuk mengusap kepala mereka bertiga secara bergantian. Yoan, Mayi, dan Lila langsung mengangguk dan tersenyum kepada Reiga.

Reiga mengetuk pintu gerbang panti asuhan.

Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka, dan seorang wanita muncul dengan senyuman ramah. "Ada yang bisa saya bantu?" sambutnya dengan ramah.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang