Chapter 30

111 6 0
                                        

Undangan Pesta

Dalam perjalanan yang sunyi, mereka melihat seorang pria berjalan sendirian di jalan yang sepi. Dengan rasa penasaran, mereka bertiga mendekati pria tersebut, yang ternyata adalah Aro.

"Maaf, Pak. Jika boleh tahu, Anda hendak pergi ke mana?" tanya Reiga dengan sopan.

"Aku sedang menuju ke Kerajaan Kamon," jawab Aro

"Kebetulan sekali, kami juga akan lewat ke Kerajaan Kamon. Jika Anda tidak keberatan, kami bisa mengantar Anda dengan kereta kuda kami," kata Reiga menawarkan dengan ramah.

"Oh, tentu saja. Siapa namamu, anak muda?" tanya Aro.

"Namaku Reiga," jawab Reiga

Aro segera naik ke kereta kuda. Di dalam, ia melihat dua anak muda lainnya, Adri dan Ogen. Aro menyapa mereka.

"Halo, Nak! Siapa nama kalian?" tanya Aro.

"Namaku Adri," jawab Adri dengan senyuman.

"Namaku Ogen," jawab Ogen sambil mengangguk.

"Begitu ya. Apakah kalian bersekolah di Sekolah Fuso?" tanya Aro.

"Itu benar, Pak." sahut Adri.

"Kalau boleh tahu, Anda ini siapa?" tanya Ogen dengan penasaran.

"Oh, maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Aro," jawabnya dengan senyum.

Ogen dan Adri saling bertukar pandang sebelum kembali menatap Aro.

"Jadi, Anda ini Aro, salah satu pahlawan dari insiden dua tahun lalu?" tanya Adri, memastikan.

"Ya, itu aku." Jawab Aro.

"Begitu ya." Kata Ogen.

"Reaksi kalian membosankan, aku pikir kalian akan memberikan reaksi yang lebih menarik, berbeda dengan para OSIS." kata Aro sambil menghela napas panjang, sedikit kecewa.

"Apakah Anda mengenal mereka?" tanya Ogen.

"Ya, apakah kalian tahu Koken?" balas Aro.

"Ya, kami tahu," jawab Ogen dan Adri serentak.

"Dia teman sekelasnya Reiga," tambah Adri.

"Heh, jadi begitu. Sekarang Koken sibuk bermain dengan anggota OSIS perempuan. Memang masa muda itu menyenangkan. Apakah kalian iri melihat Koken yang dikelilingi banyak wanita?" tanya Aro, nada suaranya mengandung canda.

"Tidak," jawab Ogen dan Adri bersamaan.

"Hm, begitu," kata Aro, mengangguk kecil.

"Apa hubungan Anda dengan Koken?" tanya Adri kepada Aro.

"Aku adalah gurunya," sahut Aro.

"Koken memiliki guru yang hebat," puji Adri.

"Ya, tidak bisa dipungkiri lagi," kata Ogen.

"Hahahaha, kalian terlalu berlebihan," seru Aro sambil tertawa dan tersenyum.

Kereta kuda akhirnya berhenti.

"Apa yang terjadi, Reiga?" tanya Adri penasaran.

"Sudah hampir senja dan aku menemukan tempat bagus untuk beristirahat. Kita juga belum makan," jelas Reiga.

Ogen dan Adri segera turun dari kereta kuda. Mereka memandang sekitar, melihat padang rumput hijau yang luas dan sebuah pohon besar yang memberikan teduh.

"Benar, kita istirahat dulu!" usul Ogen.

"Aku setuju," kata Adri sambil mengangguk.

"Bagaimana dengan Anda?" tanya Ogen kepada Aro.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang