Chapter 16

54 7 0
                                    

Pembicaraan Rahasia

Di dalam istana kerajaan Suba, tempat Ogen tinggal, suasana tegang memenuhi ruangan saat seseorang dengan tegas menanyakan kepada Ogen, "Bagaimana hasilnya?"

"Dia masih tidak mau menyerahkannya, ayah," ujar Ogen.

"Jika hasilnya tetap seperti ini, aku sendiri yang akan bertindak, Ogen," tegas ayahnya.

"Biar aku saja, ayah. Meskipun ayah yang memintanya dia tetap saja tidak mau," sahut Ogen.

"Dengar baik-baik, Ogen! Jika dia tetap bersikeras dan tidak mau menyerahkan apa yang kita perlukan, kita harus menggunakan cara paksa," ujar ayah Ogen dengan tegas.

"Lebih baik jangan, ayah! Kavila mempunyai koneksi dengan orang-orang yang berstatus prota. Jika kita melakukannya, kita juga yang akan di rugikan," jelas Ogen, mencoba meyakinkan ayahnya.

"Aku mengerti. Aku akan serahkan urusan ini kepadamu, Ogen. Dan jangan sampai kamu membuatku kecewa!" tegas ayahnya.

"Baiklah, ayah. Kalau begitu, saya permisi," kata Ogen sambil melangkah keluar ruangan.

Keesokan harinya, Reiga bangun sebelum matahari terbit. Setelah mandi dan sarapan, dia menyiram tanaman-tanamannya. Kemudian, ia menghabiskan waktu pagi dengan berolahraga dan mengasah kemampuan bela dirinya.

Saat matahari naik, Reiga bergegas ke pasar dengan hasil panen buah-buahan dan sayurannya. Di sana, dia menjual hasil panennya kepada para pedagang dan kemudian jalan-jalan di sekitar pasar.

"Reiga!"

Tiba-tiba, suara familiar memanggil namanya di keramaian pasar. Reiga berbalik dan melihat seorang wanita mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, hanya meninggalkan sebagian kecil wajah yang terlihat di balik kerudungnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Bu Adara?" tanya Reiga.

Adara tersenyum, mengangkat sedikit kerudungnya untuk menampakkan wajahnya. "Jadi kamu sudah tahu ya," katanya dengan nada lembut.

"Kamu sedang apa di sini?" tanya Adara kepada Reiga.

Reiga menjawab, "Saya hanya sedang berjalan-jalan. Kalau Bu Adara?"

"Aku juga sedang berjalan-jalan. Bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama? Sekaligus, ada yang ingin aku bicarakan," ajak Adara dengan lembut.

"Baiklah," jawab Reiga.

Kini Reiga dan Adara berjalan-jalan bersama.

"Jadi apa yang ingin Bu Adara sampaikan?" tanya Reiga.

"Aku akan menjelaskan kepadamu setelah kita sampai di tempat yang sudah aku pilih. Untuk saat ini, mari kita nikmati jalan-jalan santai saja!" seru Adara sambil tersenyum.

"Baiklah," sahut Reiga.

Kemudian, Adara bertanya, "Apakah kemarin kamu datang ke panti asuhan?"

"Iya, saya datang ke sana," jawab Reiga.

"Bagaimana kabar semua orang di sana?" tanya Adara dengan penuh perhatian.

"Ada sedikit masalah, tapi itu sudah selesai dengan baik," jawab Reiga.

"Syukurlah kalau begitu," ucap Adara lega.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka hingga akhirnya sampai di tempat tujuan.

"Kita sudah sampai," ujar Adara.

Sebuah tempat makan ya. Pikir Reiga ketika melihat tujuan mereka. Dia melihat bahwa tempat makan tersebut adalah tempat makan yang mahal.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang