Pemenang Turnamen Sekolah Fuso
Ogen menggenggam gagang pedangnya dengan lebih kuat, lalu dengan satu dorongan penuh tenaga, ia memaksa pedang Heren terayun ke belakang.
Tak ingin membuang kesempatan, Ogen segera mengayunkan pedangnya. Dengan satu gerakan cepat, ia menebas tubuh bagian depan Heren dengan tebasan diagonal yang tajam, memberi luka goresan yang cukup panjang.
"Arghh!" desis kesakitan Heren.
Ogen tidak berhenti di situ. Ia melayangkan tendangan samping ke perut Heren, membuatnya terdorong mundur dengan keras.
Tanpa membuang waktu, Ogen menyarungkan kedua pedangnya. Ia berlari ke arah Heren yang masih terhuyung, lalu melancarkan satu pukulan kuat ke wajahnya.
Pukulan itu menghantam wajah Heren dengan tepat, membuatnya langsung jatuh terkapar di tanah.
"Pemenang semi final ronde kedua adalah OGEN," suara Soza menggema, mengumumkan hasil pertarungan.
Ogen langsung pergi keluar dari arena tanpa sepatah kata pun.
"Baiklah semuanya, dalam lima menit lagi kita akan menyaksikan akhir dari pertarungan di turnamen ini!" seru Soza dengan penuh semangat.
Penonton tak sabar menunggu akhir dari pertarungan yang mendebarkan ini.
Lima menit pun berlalu, dan Soza kembali ke tengah arena.
"Baiklah, tanpa basa-basi lagi, mari kita panggil petarung ronde terakhir. Silahkan datang KOKEN dan OGEN!" teriak Soza dengan suara yang menggema.
Sorakan penonton memuncak, menggema lebih keras dari sebelumnya.
Koken datang dengan armornya yang telah diganti dengan yang baru. Sementara itu, Ogen datang tanpa armor, namun dengan luka-luka yang terbungkus kain.
"Kenapa kau tidak menggunakan armor?" tanya Koken kepada Ogen dengan nada heran.
"Karena ini adalah gaya bertarungku," jawab Ogen.
"Begitu ya," balas Koken, sedikit terkejut.
"Baiklah, tanpa berlama-lama lagi, pertarungan ronde terakhir, DIMULAI!" seru Soza, lalu melangkah keluar dari arena, meninggalkan dua petarung yang siap mengerahkan segala kemampuan mereka.
"Kalau begitu, ayo mulai!" seru Koken dengan senyum semangat.
Ogen hanya diam, mata tajamnya menatap lawannya.
Koken melompat maju, membanting tombaknya ke arah Ogen.
Namun, Ogen dengan cepat menghindari serangan itu dengan melompat ke belakang.
Tak berhenti di situ, Ogen kemudian melangkah maju dengan pedang di tangan kanannya, melancarkan tebasan horizontal ke arah Koken.
Koken dengan sigap mengelak serangan itu.
Tak berhenti di situ, Ogen melanjutkan serangannya dengan menyerang tubuh bagian kanan Koken, menusukkan pedang yang dipegangnya di tangan kirinya.
Koken menyadari tusukan pedang Ogen. Dengan gerakan tangkas, ia berhasil menghindar dengan memiringkan badannya ke kiri. Tanpa menunggu waktu lebih lama, Koken melancarkan serangan balik dengan sebuah tusukan tombak.
Namun, Ogen dengan cepat menghadapi serangan tersebut dan berhasil menangkis dengan kedua pedangnya.
Setelah serangannya berhasil ditangkis oleh Ogen. Koken segera menarik tombaknya dan melompat mundur untuk menciptakan jarak yang aman. Dia mempersiapkan diri untuk serangan berikutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
AcciónIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...