Pesta di Rumah Koken
Di tengah gemerlapnya acara di rumah Koken, Reiga melangkah perlahan menuju barisan pengawal, disertai tatapan penasaran dari banyak orang yang hadir. Meskipun begitu, Reiga memilih menundukkan pandangannya, menghindari perhatian berlebih. Saat mencapai barisan pengawal, dia mengambil tempat di samping Adri.
"Ogen, siapa pria yang bersamamu?" tanya Koken dengan nada ingin tahu.
"Dia pengawalku," jawab Ogen singkat.
Setelah itu, Ogen beralih untuk menyapa Aro. "Halo, Pak Aro! Senang bisa bertemu dengan Anda," sapanya penuh hormat.
"Ogen, ya? Senang bertemu denganmu juga. Kau membawa seseorang yang cukup mengejutkan seisi rumah ini," balas Aro dengan senyum penuh arti.
"Kurasa begitu," sahut Ogen.
Sementara itu, Reiga mulai menarik perhatian wanita-wanita dari kalangan Prota. Beberapa dari mereka mendekat, sementara yang lain hanya mengamati dari kejauhan.
"Siapa namamu?" tanya salah satu wanita Prota yang tampak penasaran.
"Juya," jawab Reiga dengan tenang, menggunakan nama samarannya.
Namun, suasana berubah ketika seorang pria muncul dengan senyum di wajahnya. "Ada apa di sini?" tanyanya sambil memandang wanita tersebut.
"Aku hanya menyapa orang ini," jawab wanita itu dengan santai.
"Baiklah, sebaiknya kita berbicara dengan Koken dulu," usul pria itu dengan nada yang agak mendesak.
"Ya, kamu benar, hampir saja aku lupa." Kata wanita tersebut sambil segera pergi, tapi sebelum pergi, dia melempar pandangan singkat ke arah Reiga.
Pria itu pun pergi, tetapi tidak sebelum memberikan tatapan tajam ke arah Reiga. Meski begitu, Reiga tetap tenang, mengabaikan tatapan tersebut.
"Bagaimana menurutmu pengawal Ogen itu?" tanya Yumila dengan antusias.
"Kau dulu, bagaimana menurutmu, Yumila?" balas Gauri, tampak ingin tahu.
"Eh? J-jujur saja, dia sangat tampan," kata Yumila, dengan nada sedikit gugup, meskipun dia berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Aku akan memberitahukan ini kepada Koken," kata Gauri, tersenyum usil.
"Curang! Sekarang giliranmu untuk berpendapat," protes Yumila.
"Jika tidak, bagaimana?" tanya Gauri sambil tersenyum sinis.
"Kau tadi memandanginya cukup lama, ditambah lagi wajahmu memerah," sindir Yumila.
"A-aku tidak begitu," bantah Gauri dengan nada defensif, meskipun suaranya terdengar sedikit bergetar.
Sementara itu, Tisya terus memandangi Reiga-atau lebih tepatnya, Juya-sejak awal pesta dimulai. Yumila dan Gauri, yang menyadari hal itu, memutuskan untuk bertanya.
"Bagaimana pendapatmu, Tisya?" tanya Yumila, yang membuat Tisya tersadar dari lamunannya.
"Eh? Ada apa?" Tisya terkejut, seolah baru saja kembali ke realitas.
"Bagaimana pendapatmu soal pengawal itu?" Gauri mengarahkan pandangannya ke arah Reiga.
"Bagaimana ya?" gumam Tisya, tampak berpikir.
Gauri dan Yumila mulai menunggu jawaban dari Tisya.
"Kalau kalian?" Tisya berusaha mengalihkan pertanyaan.
"Ditanyain malah tanya balik," komentar Gauri, sedikit frustrasi.
"Tisya, apakah kamu tidak mendengar kami sudah berpendapat tadi?" tanya Yumila.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Modest Knight
AkčníIni adalah kisah tentang upaya individu berumur 16 tahun bernama Reiga yang mempertanyakan struktur hierarki sosial. Di dunia yang terbagi dalam tiga tingkatan status: Prota yang berada di atas, Conta yang berada di tengah, dan Figu yang berada di b...