Chapter 3

145 10 0
                                    

Pertarungan di Bawah Tanah

"Aku hanya seseorang yang akan menghancurkan tempat ini," ucap Reiga dengan nada datar.

Il membalas dengan tawa terbahak-bahak. "HAHAHA. Jangan bercanda, apa kau pikir kau bisa melakukannya?" tanyanya sambil menyeringai.

Meskipun demikian, Reiga tetap diam, ekspresinya tak berubah.

Namun, Il tidak percaya dan mengatakan, "Mari kita lihat!" Dia bergegas menuju ruangan yang dipagari oleh gerbang jeruji besi, dengan percaya diri membuka gembok yang mengunci gerbangnya.

Setelah gembok berhasil dibuka, maka gerbang jeruji besi mulai terbuka.

Tanpa ragu, Il berlari ke ruangan kecil yang terjaga oleh pintu berjeruji besi.

"Ini hukuman untukmu karena sudah menggangguku. Bersiaplah untuk dicabik-cabik," ucap Il dengan senyum puas yang tak terbendung.

"Jadi selain cairan, kau juga menjual anak-anak hasil eksperimenmu," ujar Reiga dengan tenang.

Il, mendengar ucapan itu, langsung merasa kesal, wajahnya berubah menjadi marah.

"MATI KAU!" teriaknya.

Tiba-tiba, dari balik jeruji besi, muncul seekor serigala buas yang kelaparan.

Il tertawa keras, mengabaikan kehadiran serigala, "Hahahahaha. Apakah kau akan lari sekarang setelah mengancam akan menghancurkan tempat ini? HAHAHAHA."

Sementara itu, Reiga tetap tenang di tempatnya, tanpa bergerak, sementara serigala itu mulai mengamatinya. Setelah beberapa saat, serigala itu melompat ke arah Reiga.

Reiga dengan mudah menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh serigala, namun, hewan itu terus menyeranginya tanpa henti.

Il, melihat adegan itu, tersenyum puas sambil menutup matanya dengan kepuasan.

Reiga terus menghindar dengan tetap tenang di tempatnya. Dia berhasil menghindari serangan-serangan tersebut dengan sangat mudah.

Ketika serigala mulai berlari memutari Reiga dan menyerangnya dari belakang, Reiga dengan cepat merespon. Dengan gerakan yang cepat, ia memutar tubuhnya sambil mengayunkan pisaunya dengan presisi yang luar biasa, menancapkan pisau di samping kiri kepala serigala. Kemudian, mendorong serangannya ke bawah dan membuat serigala terbentur ke tanah dengan kuat.

Il, yang sebelumnya tengah menikmati momen dengan tertawa puas, tiba-tiba menghentikan tawanya dan membuka matanya. Ekspresinya langsung berubah menjadi kaget dan terkejut saat melihat apa yang terjadi di hadapannya.

"BAGAIMANA BISA KAU MELAKUKANNYA???" Il berteriak dengan marah, suaranya bergema di seluruh ruangan.

"Aku hanya menghindar lalu menyerangnya," jawab Reiga tanpa ekspresi.

"AAAAAAAAHHH SIALAN!" Il hanya bisa berteriak dalam frustrasi, lalu segera mengeluarkan sebuah cairan dari sakunya, "Apa kau pikir semua ini sudah berakhir?" serunya dengan nada dingin dan tatapan tajam.

Ini kesempatan untuk melihat efek cairan itu. Pikir Reiga.

Il segera meminum cairan tersebut. "AAAAAAAAHHH," Il berteriak setelah meminum cairan itu.

"HAHAHAHAHA ini hebat, sekarang kau akan merasakan akibatnya. Bersiaplah untuk kematianmu!" lanjut Il dengan senyuman lebar.

Seketika, Il bergerak dan menyerang Reiga dari depan dengan kecepatan yang tidak normal. Namun, Reiga dengan cepat melompat kebelakang untuk menghindari serangan Il.

"Aku akui kau mempunyai reflek yang bagus," kata Il.

Il melanjutkan serangannya dari depan, namun Reiga dengan mudah mengantisipasi gerakannya. Reiga menyerang balik dengan satu tendangan samping yang tepat mengenai dada Il.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang