Chapter 27

79 6 0
                                    

Kedatangan Sang Guru

Ogen mulai memilih baju di toko itu dengan teliti. Meski banyak wanita yang mencuri pandang ke arahnya, Ogen tetap fokus pada pilihannya, tak terpengaruh oleh perhatian tersebut.

Setelah beberapa saat, matanya tertuju pada sebuah baju ungu yang indah. Ini cocok untuk Kavila. Pikir Ogen. Tanpa ragu, ia membayar baju itu dan keluar dari toko bersama Reiga.

Di perjalanan pulang, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Adri yang berjalan sendirian.

"Maaf mengganggu, apakah aku boleh berbicara dengan kalian berdua?" tanya Adri sambil mendekati mereka.

"Ya," jawab Ogen dan Reiga hampir serempak, disertai anggukan.

"Kalau begitu kita berbicara sambil berjalan saja. Apakah kalian akan ke wilayah kerajaan timur?" Tanya Adri.

"Ya," sahut Ogen dan Reiga.

"Aku juga pergi ke sana. Bawa pesan dari Kerajaan Hibaro," jelas Adri.

Mereka bertiga pun berangkat menuju wilayah timur dengan gerobak kuda, angin bertiup lembut mengiringi perjalanan mereka.

"Maaf aku lupa memperkenalkan diri, nama saya Adri yang biasa bertugas mengawal putri Gauri," kata Adri sambil tersenyum.

"Aku Ogen," jawab Ogen.

"Ya, saya sudah tahu tentang anda. Kalau anda siapa?" tanya Adri menoleh ke arah Reiga yang memegang kendali kereta kuda.

"Aku Reiga," jawab Reiga.

"Baiklah, senang berkenalan dengan kalian," ucap Adri dengan tersenyum.

Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya tiba di Kerajaan Suba di wilayah timur. Adri segera berpisah dengan Ogen dan Reiga.

Adri menyerahkan surat dari Kerajaan Hibaro kepada ayah Ogen, lalu bergegas menuju gerbang keluar.

"Apakah kau sudah selesai dengan tugasmu?" tanya Ogen tiba-tiba.

Adri menoleh, dan melihat Ogen bersama Reiga yang masih berdiri di sana.

"Ya, tugasku hari ini telah selesai. Sekarang aku tidak tahu harus apa, jadi aku memutuskan untuk pulang ke kerajaan selatan," jawab Adri.

Di pagi berikutnya, sekolah kembali beraktivitas seperti biasa. Para murid kembali terfokus dalam pelajaran di kelas masing-masing.

Saat lonceng istirahat berbunyi, koridor sekolah berubah menjadi lautan aktivitas, dipenuhi tawa dan obrolan hangat. Di tengah keramaian, Reiga berjalan cepat menuju tempat favoritnya dan Ogen untuk beristirahat. Di tengah perjalanan, matanya menangkap sosok Adri.

"Adri!" panggil Reiga.

Adri menoleh, "Ada apa, Reiga?" tanyanya, penasaran.

"Kebetulan aku bertemu denganmu, ada sesuatu yang harus kita bicarakan bersama dengan Ogen juga." Kata Reiga.

"Baiklah," jawab Adri, mengikuti Reiga.

Mereka berdua berjalan cepat hingga sampai ke tempat tujuan, di mana Ogen sedang duduk termenung, menatap langit biru dengan pikiran melayang.

"Ogen!" Panggil mereka berdua serentak.

Ogen segera menoleh. "Kalian berdua, ada apa?" tanyanya dengan nada ingin tahu.

"Aku hanya ingin memberitahu sesuatukepada kalian," jawab Reiga.

"Apa itu?" tanya Ogen.

"Aku ingin memberikan beberapa hasil panen ku kepada orang yang membutuhkan. Apakah kalian mau ikut? tawar Reiga.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang