Chapter 2

239 11 1
                                        

Konflik OSIS

Di sekolah Fuso, Reiga mengikuti pembelajaran seperti biasa hingga siang hari. Kali ini, Koken juga mendapat izin karena ada tugas dari OSIS.

Saat jam pelajaran sedang berlangsung, Reiga meminta izin untuk pergi ke kamar kecil. Setelah mendapat izin, Reiga langsung menuju ke kamar kecil.

Setelah selesai di kamar kecil, Reiga segera kembali ke kelasnya. Saat dalam perjalanan, dia melewati ruangan OSIS. Namun, dari dalam ruangan terdengar suara Koken yang cukup keras.

Meskipun mendengar suara itu, Reiga memilih untuk mengabaikannya dan tidak ikut campur. Dia pun melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.

Di ruang OSIS, Koken menatap Sinero dengan tatapan kesal.

"Jangan berlagu karena status Prota-mu sekarang. Kau masih baru di sini, jadi tidak akan bisa mengalahkan aku yang sudah lama di sini," kata Sinero dengan nada sombong.

"Apa kau benar-benar berpikir begitu?" tanya Koken dengan wajah yang kesal.

Sinero lalu merangkul pundak Tisya dengan senyum lebar, membuat Tisya merasa tidak nyaman.

"Tentu saja," ucap Sinero dengan penuh percaya diri.

Melihat perlakuan Sinero terhadap Tisya, Koken jelas tidak bisa menerimanya.

"Sebaiknya kau melepasnya!" seru Koken dengan tatapan tajam dan ekspresi yang kesal.

"Hahaha, kau pikir kau siapa? Aku adalah tunangannya, tahu kan?" ujar Sinero dengan senyum sinis.

"Baiklah, aku menantangmu untuk berduel. Jika aku menang, kau harus melepaskan Tisya dan membatalkan pertunangan kalian!" seru Koken dengan kesal, terbawa emosinya.

Kata-kata Koken membuat semua orang terkejut, tapi Sinero hanya tersenyum lebar.

"Baiklah. Tapi jika aku yang menang, kau harus menjadi budakku seumur hidupmu. Bagaimana?" ujar Sinero dengan senyuman angkuh dan penuh keyakinan.

"Jangan lakukan itu, Ko-" seru Tisya.

Sebelum Tisya bisa menyelesaikan perkataannya, Sinero memotongnya dengan nada dingin.

"Diam saja kau!" ancam Sinero dengan nada dingin dan tatapan tajam.

Koken, melihat hal itu, langsung menjawab.

"Baiklah. Aku menerimanya," kata Koken.

"Baiklah. Pertarungan akan dimulai tiga hari lagi. Persiapkan dirimu untuk menjadi budakku," ucap Sinero sambil pergi dengan penuh kesombongan.

Di dalam kelas, Reiga merasa ada masalah yang rumit di OSIS.

Adara mengajar hingga pembelajaran selesai, dan saatnya bagi para murid untuk pulang sekolah.

Di desa, Reiga melakukan transaksi dengan seorang pedagang.

"Jadi berapa total semuanya, Pak?" tanya Reiga.

"Semuanya jadi empat perak," jawab sang pedagang.

"Baiklah. Kalau boleh, apakah saya bisa membantu mengangkat barang dagangan ini?" tawar Reiga.

"Tentu saja, aku akan membayarmu lima perunggu," kata sang pedagang.

Reiga pun membantu mengangkat barang dagangan ke gerobak kuda hingga selesai.

"Terima kasih atas bantuannya dan ini bayaranmu," ucap sang pedagang.

"Baik, Pak. Terima kasih," kata Reiga.

Setelah itu, Reiga pamit dan pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Reiga melakukan rutinitasnya dan istirahat.

The Modest KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang