Satu hari sebelum penjemputan, Asep pemimpin Tim Maz Haters ingin menyampaikan apa saja yang perlu disiapkan untuk penjemputan besok. Terutama ia berfikir bahwa mereka membutuhkan mobil yang lebih besar untuk memuat beberapa orang lagi.
"Baiklah terima kasih semuanya telah berkumpul. Di sini saya akan menjelaskan apa yang perlu kita persiapkan untuk penjemputan besok." Semua orang yang sudah bisa mengoperasikan senjata termasuk Al dan teman-temannya sudah berkumpul di ruangan tersebut.
"Yang pertama kita perlukan adalah sebuah mobil. Mobil ini bisa berupa bis ataupun SUV, tapi saya sarankan kalian mencari mobil tempur lagi atau sebuah APC. Pesawat pengintai kami menemukan kendaraan tempur ANOA di KODIM 0618 yang berada di Jalan Bangka. Di sini," Asep menandai tempat tersebut menggunakan spidol merah.
"Saya akan mengambil 6 orang dari kalian untuk misi ini. Zhuan dan Carl kalian akan memimpin operasi ini, dan sisanya yaitu Al, Frans, Julia, dan Jane." Al berlega hati, karena ia bisa setim dengan Julia.
"Oke, yang kedua. Kita perlu membersihkan area yang menjadi zona penjemputan nanti. Menurut laporan pesawat akan mendarat dekat dengan hanggar 17 di sini. Jadi kita perlu membersihkan area sekitar sana. Dan jangan biarkan zombie ataupun volatile masuk ke area itu," wajah sang kapten agak sedikit resah dengan keputusan yang akan ia ambil.
"Sisanya, kecuali para penjaga di sini akan ikut dengan saya untuk membersihkan area tersebut. Karena kita akan dievakuasi dalam keadaan matahari belum terlihat, jadi ada kemungkinan zombie mutan berkeliaran. Oleh karena itu, lebih baik kita membersihkan area itu dan menghadapi zombie normal daripada mutan." Semua setuju dan mengangguk dengan pemikiran masuk akal yang dilontarkan sang kapten.
"Oleh karena itu, untuk tim yang mencari kendaraan evakuasi. Kalian nanti kembali lagi ke sini saat kami sudah membuat pos pertahanan." Semuanya mengangguk paham dengan penjelasan dari sang kapten.
"Baiklah yang akan pergi pertama tentu saja tim yang mencari kendaraan angkutan. Dan untuk yang setim dengan saya kalian berangkat pukul 1 siang nanti. Sebelum memulai misi kita berdoa sesuai dengan kepercayaan dan agamanya masing-masing." Semua dengan khidmat memanjatkan doanya dan berharap agar semua berjalan sesuai dengan rencana.
~~~~~
Al menunggu di depan gerbang sembari memegang senjata berjenis SMG, sedangkan snipernya ia simpan didalam mobil. Punggung dan bahunya sakit-sakit karena menggunakan sniper besar itu. Julia keluar dari pintu sambil mencoba mengikat rambutnya dengan ikat rambut. Al yang tak sengaja melihat pemandangan indah tersebut sama sekali tak mengedipkan mata. Dengan tinggi 168 cm dan berat badan yang ideal sesuai dengan tingginya, membuat Julia terlihat sebagai model. Benar saja pada saat ada pentas kecantikan di sekolahnya dulu, Julia memenangkan kontes tersebut dan mengalahakan kakak kelasnya yang lain.
Al masih terus menikmati pemandangan yang mungkin baru ia lihat pertama kali dalam hidupnya. Frans dan Jane yang melihat tingkah lelaki itu terbesit ide jail di kepala mereka. Dengan ketapel yang entah darimana datangnya, Frans mengarahkan ketapel yang sudah terdapat batu di karetnya itu ke arah bagian sensitif kepunyaan Al.
Namun sayang, batu yang meluncur dengan cepat itu, berhasil ditangkap oleh Al dan ia memasang wajah murka. Kedua pasangan itu berlari dan langsung bersembunyi di mobil. Al hanya bisa bergumam mengutuk kedua anak itu.
"Kenapa kamu marah-marah?" Pertanyaan lembut dari Julia meredakan amarah Al.
"Ya itu tuh, dua bocah bermuka dingin ada aja kelakuannya. Mereka hampir aja ngetapel anu aku," Al menunjuk bagian bawahnya menggunakan mata, takut orang lain salah paham.
"Lahhh ada ada aja tuh mereka. Dah jangan dipikirin, mereka setim sama kita loh, harus bersikap profesional," Julia menepuk nepuk kepala Al dan itu membuat Al kembalik menjadi normal.
Kendaraan mereka sudah dipanaskan oleh Carl dan sudah siap untuk berangkat. Zhuan duduk di sebelah kursi pengemudi, sementara Al, Julia, Frans dan Jane mereka duduk di kursi penumpang. Al menggengam tangan Julia mencoba untuk mengurangi ketegangan di hatinya, Julia tersenyum dan menyandarkan kepalanya kepundak Al. Frans dan Jane yang melihat pemandangan panas tersebut langsung melakukan reda adegan kejadian tengah malam tadi.
"Ohhh Juliet, apa kau tau bagaimana rasanya mencintai seseorang?" Di sini Jane berperan sebagai Alexander.
"Seperti apakah rasanya wahai Alexander yang pemberani ini?" Carl dan Zhuan yang mendengar parodi buatan dua bocah itu tertawa. Al yang mulai memuncak amarahnya ingin menangkap mereka berdua. Hanya saja ia lupa sabuk pengamannya masih tersambung sehingga ia tak bisa meraih dua bocah sialan tersebut.
"Sudahlah kalian berempat yang ada di belakang. Kita segera berangkat," Carl membunyikan klakson mobil tanda bahwa tim nya akan segera berangkat. Asep yang melihat Kendaraan Tempur Komodo yang dinaiki oleh anak dan timnya berdoa atas keselamatan mereka dan keberhasilan misinya tersebut. "Semoga kalian selamat dan bisa bertemu dengan kami di sini."
~~~~~
45 menit setelah mereka meninggalkan safe house keadaan tampak sunyi. Hanya Carl dan Zhuan saja yang mengobrol menggunakan Bahasa. Inggris, sedangkan para penumpang hanya diam tak berkutip. Jane sibuk memainkan rubik yang ia dapat dari Mawar, sedangkan Frans ia memeriksa peralatannya dan juga membersihkan snipernya. Sementara dua sejoli yang baru kasmaran ini sama-sama sibuk dengan gombalan dan rayuan-rayuan mautnya. Jane yang tadi fokus dengan rubiknya, konsentrasinya buyar karena suara cekikikan dari Julia dan Al.
"Oh ayolah! Apakah kalian tidak ada kegiatan lain selain menggoda satu sama lain?" Jane murka tak tahan lagi dengan nuansa romantis yang terjadi di hadapannya. "Bagaimana dengan adu kecepatan rubik?" Frans yang sudah selesai berkutat dengan senjatanya, dia pun mengeluarkan 3 rubik 3x3 yang ia simpan ditasnya.
"Ngapain bawa rubik banyak-banyak gitu?" Tanya Al yang penasaran.
"Jaga-jaga aja, kalau misalnya di rusak sama-" perkataan Frans terpotong setelah wanita yang duduk disebelahnya merusak rubik 3x3 tersebut. "Nah kejadian kan." Frans pun memberikan rubik lagi kepada Jane.
Semua sudah memegang rubik berukuran 3x3, peraturannya simpel. Orang terakhir yang gagal merangkai rubiknya dia gagal. Semua rubik sudah diacak dengan tingkat tinggi, sehingga mereka harus fokus dan berkonsentrasi.
"MULAI." Frans berteriak tanda permainan pun dimulai. Selang beberapa detik kemudian Frans mengangkat rubiknya menandakan bahwa ia sudah selesai, kemudian di susul oleh Al dan juga Julia. Jane yang warna rubiknya masih acak terdiskualifikasi.
Ronde ke-2 pun dimulai, lagi-lagi dalam sepersekian detik Frans berhasil menyelesaikan rubiknya kemudian disusul oleh Al, yang berarti Julia didiskualifikasi. Al merasa dengan curiga dengan pengacakan yang dilakukan oleh Frans. Al pun mengambil rubik milik Frans, lalu ia memberikannya kepada Zhuan yang ada di sebelah pengemudi agar dia yang mengacak rubik tersebut.
Frans memasang wajah sedikit khawatir dan juga bingung, kemenanagan telak berada ditangan Al. Zhuan pun memberi rubik tersebut kepada mereka dan sepertinya ia sedikit tertarik dengan apa yang anak muda lakukan di belakangnya.
Setelah mengamati dan rumus apa saja yang perlu ia keluarkan, Al percaya diri denan kemampuannya. "MULAI." Benar saja Al dengan mudah langsung menyelesaikan rubiknya. Semua yang menonton bersorak dan memberikan selamat kepada Al.
"Kenapa kau sadar aku melakukan kecurangan tadi?"
"Mudah saja, daritadi kau menyimpan beberapa warna yang sama di setiap ujung rubik ini. Dan juga pada bagian bawah kau sebenarnya sudah menyelesaikannya, jadi kau tinggal memakai beberapa rumus lagi sebelum akhirnya bisa menyelesaikannya." Benar saja apa yang dikatakan oleh Al, terpampang jelas dari wajah tak berdosa milik Frans.
"Ehe." Hanya itu yang bisa ia ucapkan setelah rahasianya terbongkar.
Dan berakhir sudah permainan rubik yang cukup singkat tersebut, tak dirasa mereka pun sudah sampai ketempat tujuan.
"Baiklah kalian semua sepertinya tempat ini butuh pembersihan dulu. Jadi persiapkan peralatan kalian." Benar saja, saat empat orang tersebut melihat kaca depan mobil terdapat banyak sekali zombie yang mendiami Markas Kodim tersebut.
"Yahh itung-itung dah lama nggak olah raga ya kan?" Zhuan mengokang senjata mesinnya dan memasang peredam. Semua pun tersenyum dan siap menghadapi zombie-zombie yang akan menyambut mereka.
To be continued...
~Mith
YOU ARE READING
DEAD WORLD
Science FictionKenapa ada beberapa orang yang ingin adanya keberadaan zombie di dunia ini? Apakah mereka siap jika terjadi kiamat zombie tersebut? Atau emang ada orang atau kelompok yang menciptakan kiamat zombie tersebut? Entahlah terlalu banyak teori konspirasi...