Happy Reading 🤍
Hari terakhir Zeandra bekerja di Jakarta, ia merasa gelisah karena besok harus pindah ke Bandung untuk sementara waktu. Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Zeandra diizinkan pulang lebih awal agar bisa membicarakan kepindahannya pada kedua orang tuanya. Zeandra yakin bahwa mendapatkan izin dari Mamah dan Papah tidak akan mudah, mengingat ia adalah anak tunggal yang selalu dekat dengan mereka.
Setelah sampai di rumah, Zeandra melihat Mamah dan Papah sedang duduk berbincang di teras belakang rumah, sambil menikmati secangkir teh di sore hari. Itu memang kebiasaan kedua orang tuanya.
Setelah Zeandra menyapa kedua orang tuanya dan ikut duduk di kursi ia pun langsung memulai obrolan dengan hati-hati."Mah, Pah, ada sesuatu yang mau aku omongin." Ucap Zea sambil memainkan kuku-kuku cantiknya.
"Ada apa? Kamu keliatan serius." Ucap mamah yang memandang Zea tak kalah serius.
"Iya, Mah. Jadi, besok aku harus pindah ke Bandung untuk beberapa bulan. Aku akan ditugasin di sana karena ada proyek pemasaran yang perlu ditangani." Ucap Zea pada intinya.
Mendengar itu Papahnya langsung menaruh cangkir teh yang awalnya ia pegang.
"Pindah ke Bandung? Untuk berapa lama, Ze?" Tanya Papahnya."Sekitar beberapa bulan, Pah. Aku bakal kerja di kantor di Bandung selama itu,"
Mendengar Zea yang akan tinggal dibandung untuk beberapa bulan mamahnya terlihat cemas.
"Tapi nanti kamu tinggal sama siapa? Kita gak punya saudara di bandung, mamah takut kamu di sana kenapa-kenapa." Ucap mamahnya yang terlihat begitu khawatir."Aku bisa tinggal kos atau sewa apartemen bulanan. Mamah yakin deh aku bakal baik-baik aja." Ucap Zea meyakinkan sambik menggenggam erat tangan mamahnya.
"Gimana ni pah?" Tanya mamah Zea pada papahnya.
"Ini kesempatan buat aku berkembang dan nambah pengalaman kerjanku. Kalo aku terus pulang pergi Jakarta-Bandung, itu akan memakan banyak waktu dan uang." Ucap Zea meyakinkan Papahnya yang juga sedang memikirkan kata-kata anaknya.
"Kamu bener juga, Ze. Papah ngerti ini kesempatan yang baik buat kamu. Tapi papah juga khawatir tentang keamananmu di Bandung." Papah terlihat begitu Bimbang.
"Jangan khawatir, Aku bisa jaga diri dengan baik. Selain itu, aku bakal tetap komunikasi deh sama mamah papah dan ngasi tau perkembangan kegiatanku di sana," ucap Zeandra kembali meyakinkan keuda orangtuanya.
"Mamah tau ini adalah kesempatan bagus buat kamu, Ze. Kita harus dukung. Tapi jangan lupa untuk selalu menjaga diri dan berhati-hati di sana." Ucap Mamahnya yang akhirnya bisa luluh dan menberi Izin.
"Makasih, Mamah, Papah, Aku janji bakal jaga diri dan tetap berhati-hati." Ucap Zea lalu memeluk kedua orang tuanya bergantian.
Setelah mendiskusikan kepindahannya dengan kedua orang tuanya, Zeandra merasa lega karena mereka memberikan izin dan dukungan. Meskipun sedih meninggalkan Jakarta dan orang tuanya, Zeandra yakin bahwa pengalaman dan peluang yang didapat di Bandung akan membantunya tumbuh dan berkembang dalam karirnya.
Pagi sekali, Zeandra sudah siap dengan dua koper kecil miliknya. Satu berisi baju kantor dan baju santai, satu lagi berisi peralatan mandi, makan, dan perawatan wajahnya. Di dapur Mamahnya sudah memasak lebih pagi agar Zeandra bisa sarapan dan membawa bekal untuk makan siangnya.
"Wah makasih dah masak pagi-pagi. Aku mau membawa bekel ini juga buat makan siang ya, Mah." Ucap Zea setibanya di meja makan.
"Tentu, Aku ingin kamu tetap makan dengan baik, Jaga kesehatanmu ya."
Zea hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan Mamahnya
"Emang kamu udah dapet tempat tinggal, Ze?" Tanya Papahnya.
"Udah pah, semalem aku udah sewa apartemen lewat aplikasi, dan udah payment juga."
"Yaudah Papah juga udah kirim uang untuk keperluan dan kebutuhanmu selama di Bandung."
"Makasih ya Pah, Mah." Ucap Zea yang mendapat anggukan sekaligus senyuman dari keduanya orangtuanya.
Meskipun Papah dan Mamahnya selalu di rumah, Papahnya memiliki banyak usaha di bidang kuliner, dan Mamahnya juga memiliki toko kue yang sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta.
Setelah sarapan, Zeandra pun berpamitan untuk berangkat ke Bandung agar tidak terkena macet.
Dengan perasaan campur aduk, Zeandra berangkat menuju Bandung dengan harapan dan semangat baru.• • •
Karena terkena macet, Zeandra baru tiba di apartemen yang sudah dia sewa lewat aplikasi sekitar pukul 11 siang. Zeandra langsung masuk ke dalam unitnya. Unit apartemen tersebut sudah lengkap dengan barang-barang rumah tangga, termasuk satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu yang menyatu dengan ruang TV, ruang makan dengan meja makan kecil, dan dapur kecil yang dilengkapi dengan mini bar.
Apartemennya terlihat bersih dan terawat, seolah-olah baru saja dibersihkan tadi pagi. Zeandra sebelumnya telah meminta agar apartemen tersebut dibersihkan terlebih dahulu, sehingga saat dia tiba di apartemen, dia hanya perlu mengganti sprei untuk mengantisipasi agar semuanya tetap higienis.
Setelah merapihkan barang-barangnya, Zeandra memutuskan untuk istirahat sebentar dengan bersantai di ruang tamu apartemennya, dan ponsel Zeandra tiba-tiba berdering menampilkan nama Pak Ardito di layar ponselnya
"Halo?" Tanya Zea pada atasannya lewat telpon.
"Zea. Ini saya Ardito. Maaf menganggu istirahatmu. Saya ada kabar dari atasan baru mu di kantor Bandung." Ucap Ardito memberi tahu.
"Oh, halo Pak. Tidak apa-apa, saya sedang santai kok. Ada kabar apa?" Tanya Zea lagi.
"Atasan barumu ingin bertemu nanti malam. Katanya ingin membahas tentang masuknya kamu ke kantor besok pagi."
"Baik, Pak. Terima kasih sudah memberitahukan. Di mana dan jam berapa ya Pak?"
"Saya akan kirim detailnya di WhatsApp, kalo begitu selamat istirahat."
"Baik, Pak Dito. Terima kasih atas informasinya." Ucap Zea lalu memutuskan panggilan telepon setelah pembicaraannya dengan Ardito selesai.
Setelah menutup telepon, Zeandra merasa sedikit gugup namun juga bersemangat. Pertemuan dengan atasan barunya merupakan kesempatan baginya untuk membuktikan kemampuannya. Dia pun mulai memikirkan apa yang akan dia bicarakan dan persiapannya untuk pertemuan penting tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Of Love
ChickLitSemuanya berawal ketika Zeandra dipindah tugaskan ke Bandung, yang mengubah kehidupannya secara drastis. Hidupnya menjadi sangat epik ketika ia harus berurusan dengan atasannya yang menurutnya annoying. Adu mulut seringkali memecah ketenangan, membu...