Vio berjalan di lorong apartemen dengan menenteng tas mahal miliknya. Sepatu hak tingginya mengetuk lantai berubin dengan irama yang tegas, mencerminkan keputusannya yang tegas untuk menghadapi masalah ini. Wajahnya yang masih terlihat awet muda di usia lima puluhan terlihat memerah padam karena menahan amarah.
Ia mencoba menenangkan diri selama perjalanan menuju apartemen Rafa. "Sabar Vio, selalu sabar dalam menghadapi segalanya." Namun, kesabaran itu terasa menipis setelah mendengar cerita Rifan tentang Rafa dan Catherine.
Ia terbayang wajah Zeandra yang sedih, tangis Keenan yang menyayat hati. Ia merasakan kemarahan yang membuncah di dalam hatinya. Bagaimana Rafa bisa sebegitu kejamnya menyakiti Zeandra dan Keenan?
Ia mendorong pintu apartemen Rafa dengan gerak yang tegas. Ia ingin melihat wajah Rafa, ingin menanyakan segalanya pada Rafa. Ia ingin mencari kejelasan tentang segalanya. Ia ingin melihat penyesalan di wajah Rafa.
"Rafa!" Vio memanggil Rafa dengan suara yang tegas. Ia tak ingin menunggu Rafa mengatakan sesuatu lagi.
"Mama?" Rafa terkejut melihat ibunya datang dengan wajah marah.
"Kaget kamu lihat mama?" Vio menatap Rafa dengan tatapan yang tajam.
"Ada apa?" Rafa bertanya dengan nada yang sedikit gemetar. Ia tak mengerti apa yang terjadi.
"Plakkk!" Tamparan keras ia berikan untuk anaknya. Selama tiga puluh tahun, ia tidak pernah menampar anak laki-lakinya itu. Selama hidup Rafa, ia selalu dimanjakan dengan segalanya, kekayaan, kemewahan, dan kasih sayang yang melimpah dari ibunya. Dan mungkin sifat tidak tegas Rafa juga terlahir dari sini.
"Mama," ucap Rafa tak percaya sambil memegang pipinya yang masih terasa panas.
"Apa yang kamu lakuin sama perempuan murahan itu Rafa?" Vio mendesak Rafa dengan nada yang keras.
"Ma, aku gak," Rafa mencoba menjelaskan.
"Gak apa?" Vio menatap Rafa dengan tatapan yang tajam.
"Gila kamu! Istri dan anak kamu di rumah nunggu kamu pulang, dan kamu malah berbuat hal menjijikan di kantor sama perempuan murahan itu," Vio mencaci Rafa dengan nada yang marah.
"Ma, aku gak ngapa-ngapain." Rafa mencoba menjelaskan lagi.
"Jangan bohong sama Mama!" Vio menunjuk wajah Rafa dengan jari telunjuknya. "Mama sudah tahu semuanya!"
"Tahu apa Ma?" Rafa kebingungan.
"Mama tahu semuanya tentang kamu dan Catherine. Tahu tentang anak kamu, Keenan. Tahu semuanya!" Vio menjelaskan dengan nada yang keras.
"Ma, semuanya diluar kendali aku," ucap Rafa dengan nada yang sedikit memelas. Ia mencoba menjelaskan keadaan yang sedang ia hadapi.
"Apa kamu bilang? Diluar kendali? Dasar bodoh!" Vio mencaci Rafa dengan nada yang marah. Ia tak mengerti bagaimana Rafa bisa sebegitu bodohnya.
"Maafin aku Ma." Rafa memohon dengan nada yang sedikit memelas. Ia ingin mendapatkan maaf dari ibunya.
"Jangan minta maaf sama Mama, minta maaf sama Zea," ucap Vio lalu berjalan keluar dari apartemen meninggalkan Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Of Love
Literatura FemininaSemuanya berawal ketika Zeandra dipindah tugaskan ke Bandung, yang mengubah kehidupannya secara drastis. Hidupnya menjadi sangat epik ketika ia harus berurusan dengan atasannya yang menurutnya annoying. Adu mulut seringkali memecah ketenangan, membu...