TIGA PULUH EMPAT

645 27 0
                                    

MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!

Happy Reading 🤍

Zeandra duduk dengan tegang di restoran yang menyajikan makanan khas Sunda, berdekatan dengan Rafa dan ayahnya, Raheem. Suasana restoran yang ramai dengan kehangatan dan aroma masakan yang menggugah selera membuat keadaan sedikit lebih tenang, meskipun kegelisahan masih menyelimuti Zeandra.

"Jadi kamu yang mau menikah dengan anak saya?" tanya Raheem, ayah Rafa, dengan tatapan tajam yang membuat Zeandra merasa tegang.

Zeandra hanya mampu tersenyum canggung, "Iya, Pak," jawabnya dengan keraguan yang terbersit di matanya.

"Kamu mau dengan seorang duda seperti Rafa?" tanya Raheem sekali lagi, namun kali ini pertanyaannya berhasil membuat Zeandra tersedak, terkejut dengan pertanyaan tak terduga itu.

"Hati-hati, Zeandra," ucap Rafa sambil memberikan Zeandra minuman, menenangkan gadis itu dari kejutan yang tiba-tiba.

"Maaf," gumam Zeandra sambil menahan gejolak di dadanya. Fakta yang baru saja diungkapkan oleh ayah Rafa membuatnya terkejut. Rafa seorang duda? Bagaimana ini bisa terjadi? Pikirannya berkecamuk mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Tidak pernah terlintas di benak Zeandra bahwa Rafa memiliki status tersebut, membuat kekacauan emosional di dalam dirinya semakin meruncing.

"Maaf Pak, saya permisi ke toilet sebentar," ucap Zeandra dengan keraguan dalam suaranya.

"Ya, ya, silahkan," jawab Raheem dengan ekspresi serius.

"Mau saya antar?" tawar Rafa mencoba memberi perhatian ekstra untuk Zeandra.

"Gak perlu, Pak," tolak Zeandra sambil beranjak dari kursinya dan segera meninggalkan meja, memberikan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk merenungkan segala informasi yang baru saja dihadapinya.

Setelah Zeandra pergi, suasana di meja makan terasa semakin hening. Rafa menatap ke arah ayahnya, Raheem, dengan ekspresi penuh kebingungan.

"Papa ko bisa-bisanya ngomong gitu ke Zeandra?" tanya Rafa dengan rasa penasaran.

"Apa si, Fa?" tanya Raheem balik, menatap tajam kepada anaknya.

"Zeandra gak tau kalo aku adalah seorang duda!" ungkap Rafa, mencoba menjelaskan situasi yang semakin rumit.

"Sudah, Papa duga, ada sesuatu di antara kalian," ucap Raheem dengan nada yang serius.

"Aku mengenalkan Zeandra kepada Papa bukan untuk meminta penilaian Papa, aku hanya meminta restu dari Papa," jelaskan Rafa.

"Apa pantas kamu meminta restu kepada Papa sedangkan hubungan kalian berdua masih seperti ini?"

"Seperti apa, Pa?" tanya Rafa, mencoba memahami sudut pandang ayahnya.

"Hubungan tanpa cinta. Papa lihat Zeandra tidak mencintaimu, dan kamu pun sebaliknya. Jangan biarkan pernikahan kedua kamu hancur, pernikahan bukanlah hal yang main-main, Rafa," ucap Raheem dengan serius.

"Pa, aku sudah dewasa, bukan hak Papa lagi untuk mengatur kehidupan aku. Lagian, Papa tidak perlu ikut campur, kita saling menyayangi," tegaskan Rafa dengan tekad.

"Bohong. Mana ada pasangan yang akan menikah tapi masih ada kecanggungan di dalamnya. Saya? Pak? Panggilan macam apa itu," ucap Raheem dengan nada yang membuat suasana semakin tegang.

Rafa mengatur nafasnya, emosinya sudah mencapai ujung tanduk. "Tugasku selesai kan, Pa? Aku udah minta restu sama papa, urusan papa mau merestui atau nggak, itu terserah papa, tapi aku harap papa merestui pernikahan kita, dan selebihnya papa mau datang ke pernikahan aku atau nggak, itu juga terserah papa!" ucap Rafa dengan penuh penegasan.

A Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang