LIMA BELAS

884 27 0
                                    

Happy Reading 🤍

Alun-alun menjadi tujuan kedua Zeandra untuk menghibur Keenan. Setelah mereka makan siang, Zeandra memutuskan untuk mengajak Keenan berjalan kaki ke alun-alun yang terkenal dengan keberadaan hantu-hantu dan karakter Marvel.

Mereka menghabiskan waktu di alun-alun, menikmati suasana yang hidup dan penuh warna. Keenan begitu antusias melihat berbagai karakter Marvel dan merasakan aura magis alun-alun tersebut.

Ketika malam semakin larut, Zeandra menyadari bahwa sudah waktunya pulang. Ia mengajak Keenan dengan lembut untuk kembali.

"Kita pulang, ya," ajak Zeandra pada Keenan.

"Sudah selesai, Ma?" tanya Keenan dengan lesu.

"Ini sudah malam, Keenan. Besok lagi kita jalan-jalan, oke?" kata Zeandra sambil mengusap lembut kepala Keenan.

Keenan hanya mengangguk lemah, menyadari bahwa saatnya pulang dan beristirahat. Mereka berjalan bersama menuju tempat di mana mobil Zeandra diparkiran.

Jalanan sekitar Asia Afrika memang cukup padat dengan pejalan kaki, terutama pada malam minggu di mana banyak pengunjung yang menikmati waktu luang untuk berjalan-jalan di sekitar alun-alun dan Braga. Di tengah perjalanan mereka yang penuh dengan orang-orang, tiba-tiba Keenan tidak sengaja tertabrak oleh seorang wanita paruh baya yang berjalan berlawanan.

Zeandra segera bereaksi dengan cepat. Ia segera mendekati Keenan yang terjatuh dan memastikan bahwa ia tidak terluka serius. Zeandra mengulurkan tangannya dan membantu Keenan berdiri.

"Maaf, Nak. Ibu tidak sengaja," ucap wanita paruh baya yang tidak sengaja menabrak Keenan.

"Gak apa, Bu. Keenan gak apa-apa," jawab Zeandra dengan bijaksana.

"Maaf sekali ya, Nak. Ibu gak lihat anak kamu," kata wanita paruh baya dengan rasa bersalah.

"Iya, gak apa, Bu," ucap zeandra dengan senyum kecil.

"Mama, kaki Naan sakit," keluh Keenan.

"Oh ya? Kenapa?" tanya Zeandra dengan perhatian.

"Sakit," jawab Keenan.

"Oh, maafkan ya, Nak. Ibu yang bikin kakimu sakit," ucap wanita paruh baya merasa sangat bersalah.

"Oh, mungkin Keenan kecapean jalan, Bu," kata Zeandra dengan mencoba menenangkan wanita tersebut.

"Oh, emang kamu mau ke mana?" tanya wanita paruh baya itu.

"Saya mau pulang, Bu. Mobil saya diparkir di Braga," jawab Zeandra.

"Oh, lumayan jauh. Gimana kalau anak kamu digendong sama anak Ibu. Nanti Ibu panggilkan," tawar wanita paruh baya tersebut.

"Oh, gak usah, Bu. Biar saya yang gendong," balas Zeandra dengan berbaik hati.

"Gapapa, sebentar Ibu telpon dulu. Kayaknya dia duluan jalan tadi pas Ibu menabrak anak kamu," ucap wanita paruh baya sambil menelpon anaknya.

"Maaf ya, Bu, merepotkan," kata Zeandra.

"Tidak sama sekali, Nak. Senang bisa membantu,"jawab wanita paruh baya tersebut dengan senyuman.

Tidak lama kemudian, seorang pria datang menghampiri ibu-ibu tadi.

"Lho, kok kamu?" tanya ibu wanita tersebut.

"Maaf Bu, Pak bos yang menyuruh saya datang ke sini tadi," jawab pria tersebut.

"Terus, tu anak kemana?"

"Si bos nunggu di alun-alun, ibu disuruh langsung ke sana," jelas pria tersebut.

"Baiklah, kalau begitu, kamu antar perempuan ini ke mobilnya dan gendong anaknya, ya," perintah ibu itu kepada karyawan tersebut.

"Oh, maaf Bu, merepotkan," ucap Zeandra dengan rasa tidak enak.

"Tidak apa, Nak," jawab ibu wanita tersebut dengan ramah.

"Kamu hati-hati saat menggendongnya, saya mau nyusul anak males itu," lanjut ibu tersebut kepada karyawannya.

"Ibu duluan ya, Nak," pamit ibu tersebut kepada Zeandra.

Zeandra mengucapkan terima kasih dan mengikuti karyawan tersebut untuk menuju ke mobilnya. Meskipun sedikit terbebani dengan situasi ini, Zeandra merasa sedikit terbantu dengan bantuan dari ibu-ibu tadi.

Setelah tiba di mobil, Zeandra mengucapkan terima kasih kepada pria tersebut atas bantuannya.

Sesampainya di mobil, Zeandra menjadi bingung dengan tempat yang harus mereka tuju. Ia merasa dilema antara pulang ke apartemennya sendiri atau pulang ke rumah Farah.

"Naan, mau pulang ke rumah Mama Farah atau pulang ke rumah Mama Zea?" tanya Zeandra kepada Keenan.

"Mama Farah udah pulang?" tanya Keenan dengan antusias.

"Emm, belum. Keenan mau pulang ke mana nanti?" tanya Zeandra sambil mencoba mencari keputusan terbaik.

"Yaudah kalo gitu, Keenan ke rumah Mama Zea aja," ucap Keenan dengan mantap mengambil keputusan.

"Oke, tapi kita ambil baju Keenan ke rumah Mama Farah dulu ya," saran Zeandra.

"Okey," jawab Keenan dengan setuju.

Zeandra memutuskan untuk meluncur ke rumah Farah terlebih dahulu untuk mengambil beberapa baju Keenan yang ada di sana. Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjalanan ke apartemen Zeandra.

Untungnya, rumah Farah hanya berjarak 15 menit dari Braga, sehingga Zeandra tidak membutuhkan banyak waktu untuk sampai di sana. Setelah mengambil baju Keenan di rumah Farah, Zeandra merasa lega bahwa perjalanan menuju rumah Farah tidak memakan waktu yang lama.

Setelah selesai di rumah Farah, Zeandra harus memutar arah mobil kembali ke jalan Asia Afrika, tempat apartemennya berada.

Zeandra menempati salah satu apartemen di Bandung. Apartemen tersebut terdiri dari empat gedung, yaitu Tower A, Tower B, Tower C, dan Tower D. Kebetulan, Zeandra menempati unit apartemen di Tower B lantai 5. Unit apartemennya adalah apartemen kecil yang cocok untuk dia yang tinggal sendiri. Biaya sewa apartemen ini sekitar dua juta rupiah per bulan.

Dari jendela apartemennya, Zeandra bisa melihat pemandangan yang indah dari kota Bandung. Ia senang memiliki tempat yang ia bisa pulang setelah menjalani aktivitas sepanjang hari.

Sesampainya di unit apartemennya, Zeandra langsung membawa Keenan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dengan air hangat.

Setelah selesai dengan semua keperluan Keenan, Zeandra mengarahkan Keenan untuk istirahat terlebih dahulu. Ia memastikan Keenan berada dalam posisi yang nyaman di tempat tidurnya dan memberikan selimut hangat agar Keenan bisa beristirahat dengan tenang.

Selesai mengurus Keenan, Zeandra merasa perlu membersihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Ia kemudian pergi ke kamar mandi dan menggunakan air hangat juga sabun yang lembut untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Zeandra melihat Keenan sudah terlelap dalam tidurnya dan saat melihat jam baker di atas nakas ternyata memang sudah menunjukkan pukul sembilan malam, akhinya Zeandra memutuskan untuk ikut berbaring di samping Keenan.











Sangat menerima kritik dan saran dan terimakasih kepada semuanya yang sudah memberikan vote🤍

A Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang