EMPAT PULUH EMPAT

860 18 3
                                    

Beberapa hari berlalu, hubungan Zeandra dan Rafa pun semakin dekat. Ditambah Keenan yang sudah sembuh dari sakitnya membuat Zeandra tidak terlalu khawatir lagi tentang anaknya. Namun, ia masih menikmati masa cutinya hingga masa cutinya habis.

Hari-hari Zeandra di isi oleh Rafa dan Keenan yang semakin hari semakin dekat. Zeandra rasa Rafa benar-benar membuktikan ucapannya untuk menjadi ayah sambung yang baik untuk Keenan. Dan itu membuat hati Zeandra semakin melunak. Pernikahan yang tidak pernah terlintas di benaknya ternyata membawa kebahagiaan yang begitu hebat. Tanpa ada lagi perdebatan di antara mereka, Zeandra rasa ia telah mencapai impiannya untuk memiliki pernikahan yang ia idam-idamkan. Suami yang penyayang, tidak menganut patriarki dan penuh pengertian.

Zeandra  tersenyum  sendiri  mengingat  kebahagiaan  yang  ia  rasakan.  Ia  merasa  beruntung  bisa  menikah  dengan  Rafa.  Ia  tidak  pernah  menyangka  bahwa  ia  bisa  menemukan  kebahagiaan  yang  sepenuhnya  seperti  ini. Zeandra  berharap  kebahagiaan  ini  akan  terus  berlanjut.

"Mama," panggil Keenan dengan suara imut.

"Iya kenapa Naan?" tanya Zeandra, lembut.

"Naan kanen," kata Keenan dengan wajah melas.

"Hah? Kanen?" Zeandra mengerutkan kening, nggak ngerti.

"Itu bu, katanya si dedek kangen," ucap Suster Ida, yang sedang membantu menggendong Keenan.

"Kangen siapa?" tanya Zeandra.

"Papa Afa," jawab Keenan polos.

"Oh Papa Afa, mau video call?" tanya Zeandra.

"Mauuuu!!!!" teriak Keenan dengan semangat.

Zeandra  tersenyum  melihat  Keenan  yang  begitu  bersemangat  ingin  video  call  dengan  Rafa.  Ia  merasa  bahagia  melihat  kedekatan  antara  Keenan  dan  Rafa.

"Oke,  sebentar  ya  Mama  hubungi  Papa  Afa  dulu,"  ucap  Zeandra.  Ia  kemudian  mengambil  handphonenya  dan  menghubungi  Rafa.

Namun, panggilannya tak kunjung dijawab. Padahal ini sudah hari Jumat, seharusnya Rafa  nggak terlalu sibuk karena menjelang akhir pekan. Zeandra  sedikit  khawatir.

"Naan,  tunggu  sebentar  ya.  Mama  coba  hubungi  Papa  Afa  lagi,"  kata  Zeandra  sambil  mencoba  menghubungi  Rafa  lagi.

Ia  berharap  Rafa  bisa  menjawab  panggilannya.  Ia  ingin  melihat  wajah  Rafa  dan  membuat  Keenan  bahagia.

Sayangnya,  setelah  beberapa  kali  mencoba,  panggilan  tetap  tidak  tersambung.  Zeandra  mulai  merasa  sedikit  gelisah.  Ia  mencoba  menenangkan  dirinya  dan  menjelaskan  pada  Keenan.

"Naan,  mungkin  Papa  Afa  lagi  sibuk.  Nanti  malam  kita  video  call  lagi  ya,"  ucap  Zeandra  sambil  mengelus  kepala  Keenan.  Ia  berharap  bisa  menenangkan  Keenan.

Keenan  mengangguk  dan  menatap  Zeandra  dengan  tatapan  yang  sedikit  kecewa.  Namun,  ia  mencoba  mengerti  situasi  dan  menunggu  hingga  malam  tiba.

Zeandra  mencoba  menghubungi  Rafa  lagi  beberapa  kali.  Namun,  panggilannya  tetap  tidak  tersambung.  Ia  mulai  merasa  sedikit  khawatir.

"Apa  ada  sesuatu  yang  terjadi  pada  Rafa?"  batin  Zeandra.

Keenan  berlalu  begitu  saja  ke  kamarnya  dan  melanjutkan  bermain  bersama  Suster  Ida,  walaupun  dengan  wajah  tertunduk  kecewa.  Zeandra  yang  melihat  itu  pun  tidak  tega  melihat  anaknya.  Karena  Keenan  tampak  sedih  karena  tidak  bisa  video  call  dengan  Rafa.

"Nan," panggil Zeandra pada Keenan. Ia menghampiri Keenan yang sedang asyik bermain bersama Suster Ida. "Gimana kalo kita ke kantor Papa Afa aja? Kita kasi surprise."

"Mauuu," ucap Keenan dengan wajah yang begitu bersemangat. Matanya berbinar-binar, kekecewaan tadi langsung sirna.

"Oke, siap-siap ya. Mama juga mau siap-siap dulu,"  ucap Zeandra sambil tersenyum. Ia  senang melihat semangat Keenan,  dan  berharap  bisa  memberi  kejutan  yang  menyenangkan  buat  Rafa.

Segera,  semuanya  siap.  Zeandra  membawa  Keenan  dan  Suster  Ida  menuju  kantor.  Rasa  rindu  pada  kantornya  seakan  menyeruak  ke  dalam  hatinya.  Hampir  seminggu  ia  cuti  dan  merasakan  seperti  berminggu-minggu  ia  tak  menginjakkan  kaki  di  kantor.

Zeandra  mengendarai  mobilnya  dengan  hati-hati.  Ia  mencoba  melupakan  kekhawatirannya  dan  berfokus  pada  perjalanan.  Ia  ingin  mengutamakan  keselamatan  dirinya  dan  Keenan.

Tanpa  memberitahu  Rafa,  Zeandra  datang  ke  kantor  membawa  Keenan.  Ia  sudah  tidak  peduli  dengan  statusnya  karena  sekarang  ia  sudah  sepenuhnya  menjadi  istri  Rafa.

Sore  itu  jalanan  di  kota  Bandung  tidak  terlalu  macet.  Hal  ini  memudahkan  Zeandra  untuk  cepat  sampai  di  kantor  Rafa.

A Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang