Happy Reading
Hari ini cukup melelahkan bagi Zeandra. Sebenarnya, hari ini tidak terlalu sibuk, hanya saja moodnya sedikit tidak baik. Apalagi ketika makan siang bersama dengan atasannya, Rafa. Zeandra merasa bingung dengan sikap Rafa. Beberapa minggu yang lalu, ketika mereka bertemu di restoran, Rafa seolah-olah tidak menyukai kehadiran Zeandra. Ia terkenal dengan sifat marah dan cueknya. Namun, entah mengapa, hari ini Rafa seolah berubah menjadi bos yang sangat dicintai oleh para karyawan. Bahkan, ia meminta bergabung untuk makan siang bersama dengannya dan Ari.
Hal itu cukup aneh bagi Zeandra. Namun, Zeandra tidak ingin memikirkan terlalu banyak tentang hal itu. Zeandra memilih untuk fokus pada pemandangan di jalanan Bandung yang semakin sibuk ketika sore hari tiba. Seperti biasa Zeandra memutuskan untuk mampir sebentar ke toko bunga milik Farah, terhitung sudah tiga hari ia tidak mengunjungi toko bunga, seperti ada salah satu rutinitas yang terlewatkan. Dan hari ini Ia merasa perlu membeli satu tangkai mawar untuk meredakan keadaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.
Sesampainya di toko bunga, Zeandra terkejut mendapati toko itu dalam keadaan tertutup. Ia mencoba menemukan tanda-tanda kehadiran Farah, namun tidak ada. Tanpa berpikir panjang, Zeandra mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi nomor Farah. Namun, yang menjawab bukanlah Farah, melainkan sebuah pesan dari operator yang memberitahukan bahwa nomor yang dihubungi tidak aktif.
Zeandra merasa kebingungan dan sedikit khawatir. Ia mencoba menghubungi nomor Farah beberapa kali lagi, tetapi hasilnya tetap sama. Ia tidak bisa menghubungi Farah. Pikirannya mulai dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan. Apa yang terjadi dengan Farah? Apakah ada sesuatu yang salah? Atau mungkin ada alasan lain mengapa toko bunga dan nomor telepon Farah tidak aktif?
Akhirnya, Zeandra memutuskan untuk pergi ke rumah Farah. Baginya, tidak ada salahnya untuk berkunjung setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Farah.
Sesampainya di depan rumah Farah, Zeandra menghela napas dalam-dalam dan keluar dari mobilnya. Ia berjalan mendekati pintu depan dengan hati yang berdebar. Setelah sedikit ragu, Zeandra mengetuk pintu dengan lembut.
Lama Zeandra menunggu pintu terbuka, dan saat pintu akhirnya terbuka, bukan Farah yang muncul, tapi Bi Rumi, pengasuh Keenan.
"Selamat sore, Bi," sapa Zeandra.
"Eh, Neng Zeandra, selamat sore," balas Bi Rumi.
"Mbak Farahnya ada, Bi?" tanya Zeandra langsung.
Namun, bukannya menjawab, Bi Rumi malah mengundang Zeandra untuk duduk.
"Silakan masuk dan duduk di ruang tamu, Neng," ucap Bi Rumi ramah.
Setelah Zeandra masuk dan duduk di ruang tamu, Bi Rumi menawarkannya minuman.
"Mau minum apa, Neng?" tawar Bi Rumi.
"Air putih saja, Bi," jawab Zeandra dengan sopan.
Setelah meminta air putih, Bi Rumi pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman tersebut. Dalam waktu singkat, Bi Rumi kembali dengan segelas air putih di atas nampan yang ia bawa.
"Silakan diminum dulu, Neng," sambil meletakkan gelas di atas meja.
"Terima kasih, Bi. Maaf merepotkan," ucap Zeandra sambil mengambil gelas dan meminum airnya.
"Jadi, begini Bi, aku datang ke sini untuk menanyakan tentang Mbak Farah. Tadi aku ke toko tapi ternyata tutup, dan saat aku mencoba meneleponnya, teleponnya juga tidak aktif. Jadi, aku memutuskan untuk datang ke sini sekalian, karena besok libur," jelas Zeandra.
Setelah mendengar penjelasan Zeandra, tiba-tiba wajah Bi Rumi berubah menjadi sedih.
"Sebenarnya, Non Farah sedang dirawat di rumah sakit, Neng," ucap Bi Rumi dengan nada yang mengandung keprihatinan.
"Sudah tiga hari," lanjutnya.
Zeandra merasa terkejut yang tidak terkira. Selama tiga hari, ia tidak mengunjungi toko bunga milik Farah dan tidak menyadari bahwa Farah sedang sakit bahkan dirawat di rumah sakit. Ini adalah kebetulan yang luar biasa.
"Terus Keenan di mana?" tanya Zeandra khawatir.
"Den Keenan lagi tidur di kamarnya, Neng. Sejak Non Farah dirawat di rumah sakit, Keenan jadi rewel sekali. Selain itu, Keenan tidak diizinkan dibawa ke rumah sakit, jadi Bi Rumi kesulitan untuk menjenguk Non Farah," jawab Bi Rumi dengan rasa prihatin.
"Kenapa Bi Rumi gak bilang ke aku? Aku bisa kok bolak-balik untuk mengecek keadaan Mbak Farah," ucap Zeandra dengan rasa kecewa.
"Bi Rumi tidak tahu harus menghubungi Neng Zeandra lewat apa. HP Non Farah mati dan Bi Rumi gak bisa bukanya, lagipula bibi takut dikira lancang buka HP majikan tanpa izin," jelas Bi Rumi.
"Terus sekarang Mbak Farah dirawat di rumah sakit mana?" tanya Zeandra dengan keingintahuan.
"Di rumah sakit Sentosa, Neng," jawab Bi Rumi.
Zeandra mencatat dengan cermat nama rumah sakit dan alamatnya di mana farah di rawat.
Setelah melihat Keenan yang sedang tertidur pulas di kamarnya, Zeandra mengucapkan terima kasih kepada Bi Rumi atas informasinya. Ia berpamitan dan tak lupa untuk bertukar nomer telpon dengan Bi Rumi. Setelah itu Zeandra langsung menuju rumah sakit Sentosa Bandung central sesuai dengan alamat yang telah diberikan oleh Bi Rumi.
Sesampainya di rumah sakit, Zeandra langsung menghampiri meja resepsionis dan dengan perasaan cemas, ia langsung menanyakan ruangan di mana Farah di rawat.
"Permisi, saya ingin bertanya ruangan untuk pasien atas nama Farah Az-Zahra, di mana ya?" Tanya Zeandra dengan suara yang cemas.
Resepsionis memeriksa data dan setelah beberapa saat, dia memberitahu Zeandra bahwa pasien atas nama Farah Az-Zahra saat ini sedang dirawat di ruang ICU.
"Pasien Farah Az-Zahra sedang dirawat di ruang ICU, Bu," kata resepsionis dengan nada yang penuh perhatian.
Zeandra merasa hatinya berdebar ketika mendengar itu. Ia menyadari bahwa Farah sedang dalam kondisi yang serius. Dengan perasaan campur aduk, ia menjawab, "Terima kasih atas informasinya. Bisa tolong beri tahu saya di mana lokasi ruang ICU?"
Resepsionis memberikan petunjuk dan penjelasan tentang bagaimana mencapai ruang ICU tersebut di lantai yang ditentukan. Zeandra mengucapkan terima kasih dan segera menuju ruang ICU dengan hati yang penuh kekhawatiran.
Haiii, update lagi🤍
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku, tinggalkan love dan komennya ya🤍 jika ada kritik dan saran sangat diperbolehkan, trimsss🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey Of Love
Chick-LitSemuanya berawal ketika Zeandra dipindah tugaskan ke Bandung, yang mengubah kehidupannya secara drastis. Hidupnya menjadi sangat epik ketika ia harus berurusan dengan atasannya yang menurutnya annoying. Adu mulut seringkali memecah ketenangan, membu...