Makanan ini sangat lezat," puji Bunda saat mencobai hidangan steak daging yang Arhan buat sendiri.
"Terima kasih atas pujian gratisnya." Arhan tersenyum sopan.
Aku mengamati bunda lalu Arhan. Apa mungkin ada sesuatu yang mereka sembunyikan? Kejadian tadi siang terus terbayang di kepalaku.
Tanpa sengaja, aku melihat layar ponsel bunda yang masih menyala dan masih dalam panggilan telepon. Tuan ...
"Bunda panggilan teleponnya belum dimati ..."
"Khayla ... apa kamu bisa membantu saya merapihkan bunga mawar di taman belakang?" Arhan menyela dan memaksaku untuk ikut bersamanya.
Saat aku menoleh, bunda menghela napas panjang, nampak lega. Seolah sejak tadi, ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman.
Dan setelahnya, aku bahkan tidak memiliki kesempatan apa pun untuk bertanya langsung pada Bunda. Arhan membuatku sibuk seharian membantunya menyiapkan acara malam ini.
"Apa Arhan sengaja membuat aku sibuk?" Batinku terus bersuara.
"Tuan, saya izin mau ke toilet." Aku segera beranjak pergi meninggalkan meja makan. Entahlah, aku merasa tidak nyaman dan ingin menjauh sejenak dari mereka.
Prisil, gue mau cerita ke lo. Apa kita bisa bicara sekarang?
Segera kukirim pesan pada Prisil, aku ingin membagi keresahanku ini. Barangkali, Prisil akan memberikanku solusi mengatasi hal buruk dipikiranku.
"Kayaknya dia sibuk deh ...." Sudah sepuluh menit berlalu, pesanku tidak kunjung dibaca.
Aku spontan menghela napas panjang, memilih untuk menenangkan diri sendiri.
"Sebaiknya, gue kembali ke meja makan. Kalo kelamaan di sini, entar malah bunda cemas," putusku akhirnya.
Saat sampai di ruang tengah, aku melihat bunda dan Arhan nampak membicarakan hal yang serius, yang seketika berhenti saat mereka menyadari kedatanganku.
"Ada apa, Bun?" tanyaku.
"Bunda dan Tuan tadi sedang membicarakan apa? Sepertinya serius. Kenapa kalian diam saat saya datang?"
"Bukan apa-apa sayang ...." Bunda meraih tanganku, seperti mencoba meredam rasa curigaku.
Bahkan Arhan juga membantu bunda untuk menghentikanku.
"Bunda, apa ada yang bunda sembunyikan dari Khayla? Kenapa bunda bersikap aneh?" tanyaku yang membuat bunda dan Arhan seketika terdiam.
"Ya, Bunda ... Khayla memang gak pernah tanya soal ini. Tapi, selama di sini, Bunda kelihatan aneh. Khayla sering dengar bunda bilang 'Tuan' ke Tuan Arhan. Belum lagi, setiap malam, bunda selalu hilang dari kamar."
"Dan setiap malam, Khayla dengar bunda nangis. Ada apa sebenernya, Bunda? Apa ada sesuatu yang bunda tutupi dari Khayla?"
Hening. Bunda terlihat sangat kaget mendengar semua perkataan dan pertanyaan yang aku ucapkan.
"Maafin, bunda Khayla ..." kata bunda setelah lama berdiam diri. "Bunda tahu tidak seharusnya bunda tutupin ini dari kamu ...."
Apa yang bunda sembunyikan dariku? Kenapa seketika aku merasa takut?
"Sebenarnya bunda—"
"Saya juga ikut andil dalam hal ini. Saya yang meminta bundamu merahasiakan ini dari kamu ..." sela Arhan.
Aku menoleh ke arah bunda, bertanya, bunda mengangguk pelan membenarkan perkataan Arhan. Apa yang mereka sembunyikan dariku?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Atau Potong Gaji ?!
Чиклит"Nikah atau potong gaji ?!" Pertanyaan yang terus Khayla dengar setiap kali bertemu bosnya, Arhan. Jika kalian berpikir, Arhan itu semacam om-om berperut buncit dengan wajah yang tak enak di pandang serta otak mesum yang menjijikkan. Kalian salah be...