Tulisan yang bercetak miring artinya flashback.
***
Seorang gadis remaja belasan tahun itu tampak serius di depan komputernya. Jari mungilnya menari dengan lincah di atas keyboard, mengekspresikan segala fantasinya melalui tulisan yang tengah gadis itu ketik.
Gadis itu tersenyum, sebentar lagi bab dari novel hasil dari ketikannya akan segera rampung. Dan gadis itu sudah tidak sabar untuk menyebar luaskannya pada para pembacanya yang menyukai karya-karyanya. Saking bersemangatnya gadis itu sampai tidak mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka, membuat sang ibu dan saudarinya terkekeh geli. Mereka sudah hafal dengan kelakuan gadis itu yang memang tidak akan memperdulikan sekitar kalau sudah larut dalam dunianya.
"Kali ini siapa lagi yang jadi pangeran tampannya? Dan siapa perempuan beruntung yang bisa mengambil hati pangeran?"
Jovanka terkesiap kaget, menoleh cepat ke sumber suara dan sudah menemukan ibu dan kakak sepupu perempuannya di belakang tubuhnya. Gadis itu tersenyum lebar, lalu menunjukkan hasil ketikkannya pada sang kakak.
"Kali ini si tampan Marcuss de Xander, mbak. Mamun hanya Hayumi Velyzia Hudson seorang yang mampu mengambil semua hatinya." Jovanka menceritakan penuh semangat pada kakaknya dengan binar kebahagiaan di sepasang kedua bola matanya. Kurang lebih, menulis adalah dunianya, jadi ketika ada orang atau anggota keluarganya yang bertanya pasti Jovanka akan selalu antusias.
Mendengar keantusiasan adiknya Cinta semakin mendekat. Gadis itu menggeret sebuah kursi untuk bibinya, sementara dirinya sendiri duduk di sebelah Jovanka, "Beruntung sekali gadis bernama Velyzia itu. Kenapa bukan aku saja yang jadi tokoh utamanya." Cinta berujar sambil berpura pura merajuk.
"Gadis itu tidak beruntung Mbak Cinta, suaminya tega meninggalkannya selama tiga tahun demi bertanggung jawab untuk membahagiakan perempuan masa lalunya. Velyzia bahkan harus trauma dan menderita sebelum akhirnya bertemu suaminya."
Cinta meringis mendengarnya, kenapa adiknya membuat cerita dengan percintaan yang serumit itu. Cinta pun mendesah, adiknya benar benar memiliki imajinasi yang tinggi. "Lalu, si pria itu artinya berselingkuh?" Tanyanya kemudian, ketika rasa penasaran itu tak dapat Cinta bendung. Ia ingin tahu akhir dari kisah percintaan tersebut.
Mendengar obrolan keduanya yang sepertinya masih akan berlanjut, Marissa--- Ibunda Jovanka itu akhirnya memutuskan menjadi pendengar yang baik. Wanita paruh baya itu begitu bahagia dengan perubahan putrinya yang kini perlahan mulai bangkit, dan memilih untuk tidak mengganggu.
"Tidak Mbak, ini hanya semacam kesalah pahaman. Xander sangat mencintai istrinya, dan tidak mengira bahwa Velyzia juga memiliki perasaan yang sama. Perpisahan mereka yang memakan waktu yang lama justru semakin membuat cinta mereka kuat,"
"Aku masih belum mengerti Vanka, bukankah itu egois. Xander meninggalkan istrinya begitu saja demi perempuan lain yang ingin ia bahagikan tapi mengabaikan kebahagian Velyzia. Jika dia mencintai istrinya, seharusnya Xander tetap bertahan dengan gadis yang sudah menjadi tanggung jawabnya."
Jovanka tidak membantah pendapat Mbak Cinta, karena sebagian pembacanya juga mengeluhkan hal yang sama dan mengumpat atas kebrengsekan Xander yang sudah membuat Velyzia kesakitan karena menjadi pihak yang di tinggalkan tanpa status yang tidak pasti. Menurutnya semua orang bebas berpendapat, karena masing masing orang tentu memiliki polah pemikiran yang berbeda.
Tapi Jovanka juga punya alasannya sendiri sebelum cerita itu di buat. Ia tidak mungkin menulis sesuatu tanpa ada makna di dalamnya, maka sambil tersenyum Jovanka pun menjawab. "Cinta itu seperti halnya perahu di laut lepas , para nelayan tentu akan membuat sekuat mungkin perahunya agar stabil di permukaan air. Namun di antara mereka tidak bisa menjamin seratus persen kesempurnaannya, karena sehebat apapun mereka yang membuatnya, dan setangguh apapun perahu itu. Tetap akan kalah dengan ombak. Jadi sejujurnya tidak ada manusia yang bisa menebak atau menjamin sebuah hati, karena apa yang menurut Xander benar ternyata sebuah kesalahan yang fatal,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu ✔️
General Fiction18+ "Jadilah pelacurku!" Mungkin Jovanka tuli, sebab ia menangkap kata asing dari suara berat Jerome. Juga bagaimana tatapan pria itu yang semakin mendingin. "Ya? M-maksud, Ba-," "Jadilah pelacurku apa kamu tuli!" Kini Jerome membentak nyaring. Jova...