"Sama gue." Ucap gadis yang berdiri disamping gadis yang menyuruh Aeri tadi.
"Tuh, lo bangun tendanya sama Lily. Udah ya, gue mau istirahat disana dulu." Tunjuk gadis itu pada satu pohon yang terlihat sangat rindang.
Aeri memandang gadis itu tak suka. "Udah, nggak usah lo liatin. Yuk kita bangun tendanya. Biar kita bisa cepet istirahat." Aeri pun mengangguk.
"Nama lo Aeri kan?." Aeri mengangguk.
"Gue Lily."
"Iya, salam kenal."
"Tadi itu Nana. Dia emang gitu orangnya, pemalas. Jadi lo jangan kaget ya kalo liat dia males bebersih, alias jorok."
Mata Aeri melebar, "Jorok?."
Lily mengangguk, "Iya. Dia orangnya emang gitu dari dulu. Gue juga heran. Tuh anak nggak pernah berubah dari dulu sampe sekarang. Padahal udah gede." Aeri hanya diam tanpa merespon ucapan Lily.
Dan tenda yang dibangun Lily dengan Aeri pun sudah selesai. Aeri langsung masuk ke dalam tenda. Sementara Lily, ia menghampiri Nana yang masih berbaring di atas pohon.
"Na! Tendanya udah jadi nih. Cepet turun. Istirahatnya di dalam tenda aja." Teriak Lily.
Nana menengok ke bawah, disana ada Lily. Ia pun turun dari pohon. Lalu berjalan meninggalkan Lily yang masih berdiri di dekat pohon.
"Ck." Lily berdecak kesal.
Nana dan Lily masuk ke dalam tenda. Aeri yang sedang istirahat terkejut melihat Nana yang datang dengan rambut panjang acak-acakan.
"Gue kira hantu." Gumam Aeri pelan.
"Apa lo bilang? Lo kira gue hantu? Gue tau gue jelek, tapi jangan ngatain gue mirip hantu dong." Ucap Nana tidak terima dikatain hantu.
"Ya.. maaf."
"Udah. Lo rapihin dulu tuh rambut lo. Pantes aja dikira hantu. Gue juga tadi ngiranya lo hantu yang lagi gelantungan di atas pohon."
"Sembarangan aja lo, Ly. Dikira gue monyet apa gelantungan di pohon."
"Mirip dikit kan ama lo?."
"Gue lempar sendal juga nih, pala lo." Nana sudah mengangkat satu sendalnya.
Sedangkan Lily hanya tertawa dan pura-pura takut, "Ampun, ampun."
Aeri yang melihat interaksi mereka hanya tersenyum. Mereka terlihat dekat. Dan terlihat asik. Padahal awalnya, Aeri pikir, Nana adalah orang yang sedikit jahat, karena sudah berani menyuruh dirinya dengan Lily untuk membangun tendanya berdua. Padahal kan yang akan menempati tendanya mereka bertiga. Tetapi kenapa Nana tidak ikut membangun? Tapi setelah melihat interaksi Nana dengan Lily, Aeri sadar. Ucapan Lily ada benarnya. Nana hanyalah anak pemalas. Yang tidak suka repot. Jadilah dia suka menyuruh-nyuruh begitu.
✷‿✷
Giselle dan Karina sedang makan siang. Mereka hanya makan berdua di depan tenda. Sedangkan didalam tenda sudah ada Yeji dan Lia yang juga sedang makan siang. Semenjak kejadian itu, Giselle tidak pernah mengobrol dengan Lia dan juga Yeji. Sebenarnya sih Giselle nggak terlalu masalah ya. Jadi kalo mau interaksi seperti biasa sama Lia ya Giselle bisa. Cuma, setiap kali Giselle mau menyapa Lia, Lia selalu menghindar dari Giselle. Padahalkan Giselle mencoba untuk mengakrabkan diri lagi dengan Lia. Dan untuk Yeji, entahlah. Sedari awal bertemu, Giselle dengan Yeji tidak pernah dekat. Ya sikap Yeji memang biasa, tidak terlihat sinis seperti awal-awal ketemu. Namun tetap saja, seperti ada dinding kokoh yang menghalangi Giselle untuk dekat dengan Yeji.
Jaemin datang dan menghampiri Giselle dan Karina. Giselle yang melihat keberadaan Jaemin pun berkata, "Masuk aja. Lia ada didalem."
KAMU SEDANG MEMBACA
AERISELLE
FanfictionTentang Aeri dan Giselle yang mempunyai wajah mirip namun memiliki gaya yang berbeda.