17

142 18 5
                                    

"Selle, jangan ketawa terus dong. Lanjutin cerita lo." omel Karina karena Giselle dan Lia malah menertawakannya dengan Yeji.

Giselle meredakan tawanya. "Kan lo yang berhentiin tadi."

"Ya sorry. Yaudah gih lo lanjutin."

Giselle tampak sedang mengingat-ingat, "Tadi gue ceritanya sampai mana ya?."

"Sampai lo maksa Haechan buat balik ke tempat kemah kita buat minta bantuan." Ucap Lia yang masih mengingat.

"Oh iya. Thanks Li, udah ngingetin gue." Giselle tersenyum pada Lia.

"Jadi, selama Haechan pergi. Gue masih berusaha buat nyelamatin diri gue sendiri. Gue terus-terusan naik, tapi ya hasilnya nihil sih. Terus.." Jeda Giselle.

"Gue denger ada suara langkah kaki. Dan gue yakin kalo itu suara langkah kaki manusia. Jadi, gue coba deh teriak minta tolong. Dan ada dua orang yang dateng. Awalnya mereka tuh nggak ngeliat gue. Jadi gue bilang aja kalo gue ada di jurang. Akhirnya salah satu dari mereka pun nolong gue. Cewe itu ulurin tangannya buat gue, tapi gue tetep nggak nyampe. Dan tuh cewe nyuruh temennya buat megang perutnya, terus dia sedikit nurunin tubuhnya supaya tangannya bisa nyampe ke gue. Dan akhirnya, gue pun selamat. Gue berterimakasih banget sih sama mereka berdua. Tapi sebelum gue ucapin makasih, mereka berdua malah bikin gue kesel." Cemberut Giselle.

"Lah kenapa lo kesel?." Tanya Karina.

"Karena mereka itu terus-terusan manggil gue Aeri. Mereka bilang, lah? Kok lo udah disini aja sih? Aeri lo nggak apa-apa? Kalo gue tau yang jatuh lo mah, gue ogah nolongin lo, Ri. Dan segala macem."

"Dih, siapa tuh yang bilang ogah nolongin lo kalo tau lo cewek yang namanya Aeri?." Tanya Yeji.

"Cewe yang rambutnya pendek tadi. Kan ada dua orang tuh, rambut sedikit panjang sama pendek. Nah itu yang pendek tuh namanya Nana. Gue aja nggak tau, tuh orang ada dendam apa sama gue."

"Bukan dendam sama lo, tapi dendam sama cewek yang mirip sama lo itu." Ucap Lia.

"Iya sih. Keknya iya dia ada dendam sama Aeri. Masalahnya, Aeri tuh ada salah apa sama dia? Soalnya gue tuh bener-bener kerasa banget pas dia natep nggak suka banget sama gue yang ngira kalo gue itu Aeri."

"Udah, nggak usah lo pikirin. Mending lanjut aja ceritanya." Ucap Karina.

"Lah, udah itu. Kan gue udah ditolongin. Selesai lah ceritanya."

"Ck, ceritanya sampai selesai lah. Sampai lo udah nyampe ke sini."

"Buset dah. Panjang bener. Ogah ah gue, nggak dapet bayaran pun."

Karina memukul pelan kepala Giselle, "Cerita nggak?! Atau gue pukul lagi kepala lo?." Ancam Karina.

"Iya iya ampun." Giselle pun lanjut bercerita. "Pas gue ditolongin dan mereka bilang kalo ada temennya yang mirip sama gue. Gue itu nggak percaya. Karena, siapa sih yang punya muka kayak gue? Muka gue itu limited edition, nggak mungkin ada yang nyamain."

"Tapi di dunia ini setidaknya ada 7 orang yang wajahnya mirip." Celetuk Lia.

"Iya sih ada. Cuman gue agak nggak terlalu percaya sama itu kata-katanya."

"Jangan-jangan lo ada kembaran Selle." Tebak Yeji.

"Nah, perkataan lo ini mirip-mirip yang diucapin Nana, Lily. Mereka juga ngiranya gitu. Gue sama Aeri anak kembar. Soalnya setau mereka tuh, Aeri itu putri tunggal dari pemilik Bakery World's."

"Wih, itu toko kue kan terkenal banget. Ibu gue langganan tuh sama toko kue itu. Walaupun jauh, tetep bukan halangan buat ibu gue biar langganan di tempat itu." Ucap Lia.

"Terus lo, Selle? Latar belakang lo gimana?." Tanya Yeji.

Lia, Giselle dan Karina terlihat bingung.

"Maksudnya?." Tanya Giselle.

"Maksud gue tuh, kenapa nggak sekalian jelasin beberapa kata dan kalimat tentang lo? Biar kalo gue mau ngasih hadiah pun tau semua tentang lo." Jelas Yeji.

"Maksudnya, lo ada niatan mengenal gue gitu?." Tanya Giselle.

"Iya."

"Apaan lo, nggak ada nggak ada. Lo aja awal pertama ketemu Giselle natap sinisnya bukan main. Udah kayak si nana nana itu lo. Nggak tau salahnya Giselle apa, main tatap sinis aja." Karina tidak terima.

"Ya sorry, setelan muka gue emang udah begini. Nggak ada maksud apa apa gue sama Giselle."

"Yakin lo? Nggak ada niatan mau ngrebut Jaemin dari Giselle kayak sahabat lo yang itu?." Tanya Karina yang membuat Lia terdiam. Giselle yang melihat Lia tiba-tiba terdiam pun langsung menegur Karina.

"Rin, masih aja lo permasalahin itu. Udah lah. Udah selesai juga masalahnya."

"Nggak bisa, Selle. Gue nggak mau kejadian tadi terulang lagi sama lo. Gue nggak suka ya sahabat gue dibuat sedih. Kayak lo dibuat sedih sama Lia karena Lia udah ngrebut Jaemin dari lo. Dan gue yakin, si Yeji ini nggak suka sama lo, tatapannya ke lo aja udah ketara banget kalo dia nggak suka sama lo. Walaupun emang keliatan setelan muka dia begitu, tapi mata nggak bisa bohong Selle. Dia pasti ada niatan ngrebut Jaemin dari lo."

"Sorry nih ya. Gue nggak suka sama Jaemin. Jadi buat apa gue ngrebut Jaemin dari Giselle? Nggak ada untungnya." Ucap Yeji yang tidak terima dengan tuduhan Karina.

Karina menatap Yeji dengan tersenyum smirk, "Lalu? Kalo lo emang nggak ada niatan ngrebut Jaemin, berarti lo ada niatan buat ngrebut Jeno dari Giselle kan? Asal lo tau ya, gue ada sedikit curiga kalo lo itu suka sama Jeno, tapi lo kesel karena Jeno deketan sama Giselle. Jadi, apakah lo bakal ngrebut Jeno dari Giselle?." Mendengar itu, Yeji langsung terdiam.

Melihat semuanya terdiam, suasana menjadi canggung, Giselle pun berinisiatif untuk berbicara duluan, "Ini bahas apaan sih? Udah udah. Kok jadi malah nyeleneh begini bahasannya. Rin, anterin gue ke depan yuk." Ajak Giselle yang sengaja untuk membawa pergi Karina menjauh dari Yeji dan Lia. Karina pun menurut, Karina dan Giselle pun pergi keluar tenda meninggalkan Lia dan Yeji.

"Rin, lo kenapa ngomong begitu sih?."

"Emang bener kok, Selle."

"Yeji beneran suka sama Jeno?." Tanya Giselle.

"Gue rasa emang bener. Gue seringkali menciduk Yeji lagi natap Jeno. Dan gue yakin, Yeji suka sama Jeno. Dan gue juga sering nangkep Yeji lagi natap sinis ke lo. Dan lo pasti ngerasa kan?." Tanya Karina. Dan Giselle akui, ia memang merasa begitu. Ia merasa, Yeji memang sering menatapnya dengan tatapan sinis.

"Dan lo sama Jeno lumayan dekat. Dan asal lo tau.. Jeno.. suka sama lo." Giselle terkejut mendengar ucapan Karina.

"Jeno suka gue?." Karina mengangguk.

"Lo kata siapa?." Tanya Giselle.

"Bukan kata siapa-siapa. Sama seperti Yeji tadi, gue seringkali menciduk Jeno yang lagi natap lo diem-diem. Bahkan, waktu lo sama Jaemin lagi mesra-mesranya, ada tatapan cemburu dari Jeno buat lo. Dan gue yakin, Jeno suka banget sama lo." Karina tersenyum. Sedangkan Giselle masih diam.

AERISELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang